3.Ciuman kecil

869 Words
Lalu pemilik klub itu masuk, setelah ia keluar beberapa lama dengan keterangan dari Trisya . " Aku tidak ada urusan dengan kakakmu. Urusanku adalah kerusakan mobil. Ini catatan ganti rugi. Kau harus membayarnya," nada suaranya tegas . " Aku bantu kamu tahu, sekali lagi tidak ada hubungannya dengan mobil yang kamu tabrak " ujarnya lagi . "Kau gadis cantik yang bodoh" Dia mulai lagi. Kata bodoh, kata yang tidak disukai Trisya. " Aku tidak bodoh'," suara Trisya meninggi. Dia tertawa terkekeh . " Apa yang tepatnya, bagi seorang gadis tiba tiba saja menuduh membabi buta ? Untuk ganti rugi sebuah kerusakan. Apa itu masuk akal?" "Aku melupakan ganti rugi itu, tapi karena kau sudah disini, kau harus membayarnya" "Jadi anda mengatakan ini bukan tagihan anda?" "Tentu saja tidak, gadis bodoh. Apa aku terlihat seperti kekurangan uang dan ingin mengambil keuntungan dari kamu?" Trisya sangat tegang . “ Kakakmu membuat masalahnya sendiri. Saya beritahu, jika anda seorang penjudi, anda tidak boleh meminjam dari orang yang tangguh. Nah, jika Anda sudah melakukan hal bodoh seperti itu, inilah akibatnya " Trisya duduk dengan mulut sedikit terbuka. Apakah kakaknya seorang penjudi? Apakah dia berhutang? Dan Trisya tidak tahu apa-apa tentang itu. Rumahnya juga sudah tergadai, penghormatan kepada kakaknya merosot dengan tajam. Dia ingin berteriak bahwa ini tidak masuk akal! Dan dia berbohong! Tapi dia hanya diam saja. Dia datang ke tempat yang salah untuk mencari keadilan dan dipermalukan secara bodoh. "Maaf ... Maaf . Saya salah. Permisi.Bolehkah saya pergi?" " Tunggu," lelaki itu memanggilnya. " Kamu harus membayar mobil yang kamu tabrak " Robert lelaki itu meletakan lembar rekening tagihan di meja. Trisya membacanya, dia tergetar dengan jumlah yang harus dia bayar. " Aku suka kamu, tapi ini bisnis " " Setelah kau membayarnya', mungkin aku bisa membantu kakak kamu" Robert mengambil dagu Trisya dengan berani, menyentuhnya, menatap mata Trisya begitu dekat. Tatapan tajam dan panjang. Trisya merasakan pipinya seperti terbakar karena panas, tetapi dia tidak bisa memalingkan muka, dia tidak menolak. Gadis itu membeku sesaat, menatap mata lelaki itu, dia juga terpesona. " Apa.yang harus saya lakukan?" tanyanya . " Kamu tak perlu membayar dengan uang.." ujar Robert pula. '" Apa..?" Trisya terkejut. " Dengan ciuman, ciuman yang bagus, kecupan di bibir, " dia tertawa dengan caranya yang aneh . Tanpa menunggu lagi, perlahan lahan, ia mengusap bibir Trisya dengan jari telunjuknya. Sesuatu yang gelap melintas di mata membuat hati Trisya berdebar kencang. Pada saat yang sama, untuk beberapa alasan dia ingin tetap tinggal menikmatinya . Sitampan itu, Trisya menyukai apa yang dilihatnya pada diri lelaki itu, seolah olah dia terhipnotis. "Hanya dengan ciuman kecil, tapi harus indah," kata Robert dengan pasti . Sangat percaya diri, dia mencium gadis itu perlahan lahan. Naluri dan rasa haus bekerja di mata gelap pria itu. Menutup matanya, Trisya merasakan dengan lidahnya, saat dia membenamkannya lebih dalam dalam kecupan yang entah mengapa tidak ingin dihindari Trisya. Dia mundur selangkah dengan wajah kemerah merahan. Lelaki itu tidak menghentikan ciumannya, mendesak. Tak ada lagi yang dilakukan Trisya selain membalasnya merasakan hangatnya bibir lelaki itu dalam ciuman yang panjang sampai Trisya kesulitan bernapas. Lelaki itu, Robert tersenyum puas. Dia berhasil menaklukan gadis itu tanpa kehilangan 'arogant'nya . Entah kenapa, tiba tiba ia merindukan gadis itu, gadis manis berhidung bangir dengan kulit putih bersih. Tubuh berisi yang ranum seperti mangga yang baru dipetik. " Cukup sepadan," ujarnya sambil membuat senyuman yang terasa aneh bagi Trisya .Ia masih merasakan sensasi yang masih terasa dalam dirinya . Beberapa saat setelah itu, ia menenangkan diri . "Aku akan pergi dan terima kasih atas waktunya," ujarnya sambil memegang bibirnya dengan ujung jari. Seolah olah sensasi itu ditularkan lagi . '" Utangmu lunas, kakakmu? Dia harus menyelesaikan sendiri " Bagaimana Trisya harus mencari uang sementara rumahnya juga sudah tergadai? Separah itukah kakaknya? Trisya hampir menangis. Lelaki itu jatuh simpati . "Kalau kakakmu tidak bisa, kamu bisa," lelaki itu mengulang. " Apa?" Trisya tidak mengerti. " Dengan bekerja, seluruh kesulitan kamu akan bisa diatasi " "Jadi engkau akan membantuku? " Trisya merasa punya harapan. " Iya, kalau kakakmu tidak bisa Pulanglah , datang kembali kalau kamu siap. Kakakmu pasti sudah pulang atas jaminanku. Ingat; waktunya seminggu , mereka tidak main main. Kakakmu mati kalau dia tidak menyelesaikan. Kakak kamu bermain dengan orang yang salah" Lalu Trisya pergi dengan penuh tanda tanya. *** Dan kakaknya', saudara laki-lakinya yang selalu terlihat kuat, adalah pelindung yang bisa diandalkan, sekarang tidak berdaya . Dia sudah dirumah, sesaat ketika Trisya pulang. "Mereka membebaskan aku begitu saja, tapi waktuku cuma seminggu," ujar Yudha pasrah “Trisya maafkan aku. Kamu.. , aku b******k, kamu seharusnya tidak terlibat dalam hal ini," kakaknya memukul kepalanya dengan tangannya menyesali. "Aku bisa mengatasinya.Ya, aku bisa menanganinya," bicara kakaknya itu seperti meyakinkan diri . Trisya menatapnya dan tidak bisa menahan air mata. Dia terluka dalam keputusasaan yang dia lihat dimata kakaknya. "Apakah bisa ?" Trisya bertanya lagi tidak yakin. Mereka menghitung uang yang harus dibayar, utang judi kakaknya dan nilai utang rumah yang digadaikan bisa jatuh tempo . Nilai utang kakaknya tidak bisa diselesaikannya dalam seminggu. Gadai rumah harus diselesaikan seceoatnya, atau dia kehilangan semua. Keputusan harus di ambil cepat untuk menyelamatkan semuanya. Dibalik itu, Trisya juga memungkiri diri, bahwa dia juga ingin selalu dekat lelaki itu .

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD