MIKOLA

1769 Words

“San, gue mau punya ponakan baru.” Santi mengerjapkan matanya berkali-kali. “Eh, lo, Nat. Kapan datang?” Santi berjalan mendahului gue ke dapur lalu menuangkan air dingin ke dalam gelas. “Lo dengar gue nggak sih? Gue mau nambah keponakan.” “Iya, dengar terus gue musti bagaimana?” “Ya, lo harus bahagia.” Santi menutup pintu kulkas lalu menatap gue dengan satu alisnya naik. “Iya gue bahagia. Terus apa lagi?” “Lo nggak jingkrak-jingkrak? Katanya bahagia.” Santi menarik kursi lalu duduk menghadap meja makan. Gue ikut duduk di sampingnya berharap jiwanya Santi sudah kembali ke raganya. Melihat Santi yang kalem seperti ini membuat gue takut terjadi apa-apa. “Bahagia itu tidak harus jingkrak-jingkrak, cukup senyum saja. Simpel." Santi kembali meminum airnya sampai habis. “Oh, iya, nan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD