Kejahatanmu adalah mencuri hatiku
“Dimana ini?”
Satu hal yang aku sadari begitu aku membuka mata adalah bahwa aku sedang berada di tempat asing.
“Apa-apaan ini?”
Aku mencoba untuk bergerak tetapi aku baru mengetahui bahwa tangan dan kakiku di rantai ke sekitar. Lalu, dari pergerakan tempat dan suara kuda serta roda, aku menyadari bahwa aku sedang berada di sebuah gerbong yang sedang berjalan. Mungkin lebih tepatnya, didalam gerbong penjara.
Tidak lama setelah itu, gerbongnya berhenti saat seseorang meneriakkan perintah untuk menunggu.
“Berhenti. Lepaskan tirai penutup dan bawa keluar tersangkanya.”
Pada saat suara tersebut memberikan perintah, tiba-tiba aku dapat merasakan sinar yang menyilaukan memenuhi penglihatanku. Pada saat yang hampir bersamaan dengan diangkatnya tirai, aku juga dapat mendengar suara yang datang dari kerumunan disekitar. Penuh dengan cemoohan dan teriakan ejekan pada saat yang sama.
“Lihat, itu adalah tersangkanya. Lihatlah rambutnya yang hitam, itu adalah pertanda jelas bahwa dia telah dirasuki oleh iblis.”
Apakah rambut hitam berarti bahwa aku telah dirasuki oleh iblis? Aku langsung melihat sekitar dan menyadari bahwa orang-orang sedang menunjuk kearahku. Bila ada satu hal yang aku sadari, mereka memakai baju yang tampak kuno, seperti pada abad pertengahan yang hanya bisa dijumpai didalam tv atau film. Terlebih lagi, mereka tampak seperti orang dari ras Caucasian.
Yang pertama terlintas di benakku adalah, apakah aku sedang dikerjai atau ada orang yang sedang iseng? Mungkinkah akan ada kamera keluar dari tempat tersebunyi? Tetapi, aku tidak berpikir akan ada orang yang bertindak sejauh ini untuk mengerjai aku. Terlebih lagi, bukan hanya orang-orang dan pakaian kuno mereka, bangunan di sekitarku bukanlah sesuatu yang bisa aku temui di sembarang tempat. Bagaimana mungkin aku dibawa pergi jauh tanpa aku sadari?
“Apakah dia penyihirnya? Kita harus membakar dia atau menusuk hatinya dengan pasak kayu. Aku dengar, apabila kau tidak melakukan hal tersebut, penyihir tidak akan mati.”
Semakin aku mendengar reaksi orang-orang disekitarku, semakin aku merasakan bahwa hal yang mereka katakana tidaklah masuk akal.
“Diam! Kita tidak akan membuat keputusan. Semuanya akan ditentukan oleh tuan Silvario. Seperti yang kalian ketahui, tuan Silvario adalah tangan kanan bangsawan Arthan. Kita semua ada dibawah perintah bangsawan Arthan, termasuk dengan tersangka penyihir. Kita tidak bisa membuat keputusan sendiri karena hanya bangsawan Arthanlah yang berhak menentukan keputusannya. Tuan Silvario, silahkan.”
Seperti Musa membelah laut mati, aku bisa melihat orang-orang terpisah menjadi dua dan membuat ruang untuk seseorang berjalan melalui kerumunan. Aku pun bisa mulai mendengar pembicaraan mereka mengenai orang yang sedang berjalan dengan tenangnya.
“Lihatlah, itu dia tuan Silvario. Dia sangatlah tampan. Kau tahu, aku akan rela meninggalkan semua orang yang mengejarku dan pergi untuk menikahi tuan Silvario.”
“Heh, kau berkata seolah-olah ada orang yang mau mengejarmu. Sebelum berkata seperti itu sebaiknya kau melihat ke cermin. Kau harusnya bersyukur bila ada satu orang buta yang mau menikahi kau yang tampak seperti babi. Kalau misalkan ada orang yang cocok untuk mendampingi tuan Silvario, orang itu adalah aku. Tuan Silvario, aku mohon, jadilah ayah dari anak-anakku di masa depan.”
“Aaaah! Tuan Silvario baru saja melihat kearahku dan melambaikan tangannya. Aku piker aku akan pingsan.”
Seperti itu, kekacauan terjadi, lebih parah daripada Ketika mereka mengankat tirai yang menutupi gerbong yang membawaku dan melihat warna hitam rambutku. Tetapi, bukannya aku tidak mengerti mengapa mereka bereaksi seperti itu. Orang yang mereka panggil dengan sebutan tuan Silvario benar-benar sangat memukau.
Saat dia berjalan ditengah-tengah kerumunan kearahku, aku dapat melihat dia dengan seksama. Mengenakan baju zirah yang berkilau, belum lagi wajahnya yang tampan tanpa cela ditambah rambutnya yang berwarna silver mebuatnya lebih menonjol dari siapapun ditengah-tengah kerumunan. Aku sama sekali tidak meragukan alasan dia sangat populer diantara para Wanita.
“Tuan Silvario, ini dia tersangkanya.”
“Jason, beritahu aku lebih jauh lagi mengenai insiden ini.”
“Baik tuan. Kemarin maran, Braun dan Selena mendengar ada kegaduhan dating dari kendang peliharaan ternak mereka. Ketika mereka dating untuk memeriksa situasi, tersangka ditemukan berada didalam kendang ternak. Terlebih lagi, ada lubang besar di atap kendang ternak. Kami curiga bahwa tersangka jatuh dari langit Ketika dia sedang terbang diatas kendang ternak. Tidak diragukan lagi, tersangka adalah seorang penyihir karena hanya penyihirlah yang dapat terbang.”
Mendengar penjelasan dari orang yang dipanggil Jason saat dia memberitahukan situasinya kepada tuan Silvario, aku tidak dapat berkata apa-apa. Jujur saja, Ketika aku terbangun, aku sudah berada didalam gerbong tahanan ini dan terrantai di tempat ini. Aku tidak dapat mengingat apakah yang baru saja dijelaskan oleh Jason itu adalah benar atau tidak. Satu hal yang pasti, ini sangatlah tidak masuk akal bila mereka menganggap aku adalah pelakunya hanya karena hal-hal yang baru saja mereka katakana.
Tetapi, bila aku melihat ini dari sudut pandang mereka, ada alasan kuat bagi mereka untuk menyangka aku adalah seorang penyihir. Itu karena tidak ada penjelasan yang pasti mengenai hal yang telah terjadi. Terlebih lagi, karena aku tidak dapat mengingat apapun, aku tidak dapat menyangkal atau pun mengiyakan hal ini.
“Jadi, kalian mencurigai dia adalah penyihir karena hal itu?”
“Ada hal lain yang membuat kami merantai dia seperti ini. Dia juga bisa jadi seorang pencuri.”
“Seorang pencuri?”
“Betul. Kambing dan sapi ternak milik Braun dan Selena juga menghilang dari dalam kandang ternak. Oleh karena itu, ada kemungkinan lain bahwa tersangka adalah seorang pencuri yang ditinggalkan oleh komplotannya, dalam kata lain, dia dicampakkan oleh kelompoknya.”
Semakin Jason menjelaskan tentang situasi yang terjadi, aku bisa melihat makin banyak orang yang mengangguk seakan mereka setuju dengan kesimpulan yang dibuat oleh Jason. Bila aku berpikir dari sisi mereka, hal ini sangatlah memungkinkan.
Seorang perempuan tidak dikenal tiba-tiba ditemukan ditengah malam dan tidak diketahui dia datang dari mana. Dengan rambut hitam yang sangatlah mencolok dan tidak dapat ditemukan di area sekitar beserta dengan hewan ternak yang menghilang memanglah sangat sulit untuk dimengerti.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Jason, Sir Silvario akhirnya berpaling dan melihat kearahku.
“Bolehkah aku mendekat ke gerbong tahanan dan melihat tersangka lebih dekat?”
“Ah, tuan Silvario, anda bebas melakukan apapun yang anda mau.”
Tuan Silvario kemudian datang mendekat ke gerbong tahanan dimana aku masih dirantai dan aku dapat melihat pantulan diriku di dalam matanya yang berwana biru.
“Jason, seperti yang kau katakana sebelumnya, rambut tersangka yang berwarna hitam sangat sulit ditemukan di area sekitar sini. Orang-orang yang tinggal di dekat Breton biasanya memiliki rambut berwarna coklat, abu-abu, atau pirang. Mungkin ada beberapa kasus langka dimana rambut mereka berwarna merah tetapi baru kali ini aku mendengar ada orang dengan rambut berwarna hitam dan melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku mengerti mengapa kalian beranggapan bahwa dia adalah tersangka penyihir.”
Tuan Silvario lalu bergerak lebih dekat menuju gerbong tahanan saat dia mencoba untuk memeriksa aku.
“Tuan Silvario, saya menyarankan agar anda tidak mendekat terlalu dekat dengan tersangka. Itu mungkin berbahaya.”
Tuan Silvario tetapi tidak mendengar apa yang Jason katakan dan hanya melambai kearahnya seolah berkata bahwa semua baik-baik saja. Saat pandangan matanya terus tertuju kepadaku, dia mengucapkan sesuatu dengan sangat lembut dan hanya terdengar olehku.
“Kau tahu, saat mereka bilang bahwa kau adalah pencuri, aku bisa mengerti mengapa. Walaupun ini adalah kali pertama kita bertemu, tetapi kau telah mencuri hatiku pada pandangan pertama. Bukankah ini adalah sebuah kejahatan besar?”