4

1176 Words
Anjani dan Abi pun menjadi bahan pembicaraan semua mahasiswa baru Jurusan Manajemen Bisnis. Mereka tidak habis pikir dengan Abi dan juga Anjani yang dekat dengan sangat cepat itu. Bahkan tidak ada yang mengira jika mereka akan sedekat ini. Abi pun hanya mengaminkan semua yang dikatakan oleh teman-temannya di grup mengenai dirinya dan juga Anjani itu. Ia senang sekali. Hari ini adalah hari di mana perkumpulan mahasiswa baru jalur seleksi mandiri. Semua mahasiswa baru jurusan Manajemen Bisnis pun ikut berangkat ke kampus. Abi pun juga saat ini sedang bersiap diri untuk pergi ke GOR Garuda. Mereka diminta untuk berangkat pada pukul delapan pagi sudah sampai di tempat pertemuannya. Abi pun berangkat dengan gembira karena memang dia akan bertemu juga dengan Anjani nanti. Ia pun berangkat dengan semangat menuju ke GOR Garuda. Sesampainya di GOR, Abi pun langsung berjalan meninggalkan parkiran mobil. Namun belum jauh ia berjalan, sudah ada suara cewek yang memanggilnya. "Abi, wait tunggu gua hehehe" teriak cewek yang ternyata Anjani itu. Abi pun dengan senang hati menunggu Anjani untuk datang kepadanya itu. "Eh Jan, iya iya ini gua tunggu ga usah lari gitu wkwkw" ujar Abi tertawa. "Hehehe takutnya lo ninggal nanti, terus gua sendiri deh ke GOR. Ntar kali gua di culik siapa coba yang mau nyariin gua. Ga ada lah wkwkw" ujar Anjani tersebut. "Adalah Jan, gua yang bakalan nyariin lo wkwkwkw" ujar Abi pada Anjani. Namun tak lama kemudian obrolan yang terjadi antara Anjani dan Arjuna itu pun diganggu oleh kedatangan dari Ina dan juga Yudhi. Mereka pun ikut bergabung. "Woyy berduaan aja lo pada. Lagi ngobrolin apa nih. Ngobrolin kepastian hubungan kalian ya wkwkw. Kalo gitu gua mau denger deh buat nanti bahan gosip bair bisa bantuin Bang Bayu sama Bang Gio wkwkw" ujar Ina dengan tertawa. "Yeee dasar lo ya Na, seneng banget jadi biang gosip lo" ujar Anjani. "Udah-udah guys. Sekarang kita ngobrolnya diganti ya, ngobrolnya sambil jalan biar cepet sampe ke GOR juga. Nanti yang lainnya dah pada nyampe kita belum sendiri lagi. Kan berabe kalo gitu" ujar Yudhi kepada mereka. Dan mereka pun akhirnya mengobrol sembari berjalan menuju ke GOR Garuda. "Kalian kok bisa barengan sih tadi berangkatnya woy? Kaget gua pas turun dari mobil ngeliat sepasang. Eh hampir sepasang ya kan belum jadi hehehe. Liat hampir sepasang manusia lagi ngobrol sambil ketawa berdua berasa dunia milik kalian sendiri dah. Heran gua tuh" ujar Ina dengan nyerocos panjang lebar pada mereka. "Astaga lo semuanya ya serba ditanyain Na, heran gua kenapa bisa punya temen kayak lo deh. Super duper penasaran bin kepo banget lo" ujar Anjani. "Udah lah Jan di jawab aja tuh anak. Kalo belum dapet jawaban dia bakalan kayak gitu mulu kayak burung beo. Gua aja pusing dengernya" ujar Yudhi. "Oke oke, gua sama Abi tadi ketemuan di pakaian GOR guys. Murni ketemuan aja ga ada janjian apa pun" ujar Keisha mengatakan hal itu pada Ina dan Yudhi. Ina pun menjadi cerah wajahnya karena mendapatkan gosip baru hari ini. "Asyik gua dapet gosip baru gila. Seneng banget gua ihh" ujar Ina senang. Sementara Anjani, Abi, dan Yudhi yang mendengarnya pun mengerutkan dahinya dengan bingung karena mereka tidak paham gosip apa yang dikatakan oleh Ina itu. Karena sedari tadi Anjani mengatakan hal yang sejujurnya terjadi antaranya dan Abi. "Hah gosip apaan deh Na? Ngelindur ya lu?" tanya Yudhi mewakili yang lain. "Ya iya gosip Yud. Kan Anjani sama Abi tadi kebetulan ketemu di depan GOR tepatnya di parkiran mobil kan. Nah itu bukan kebetulan tapi takdir dari Tuhan. Itu yang bisa jadi bahan gosipnya. Ternyata mereka emang ditakdirkan bersama. Bagus kan gosip dari gua ini?" tanya Ina kepada mereka semua. Sementara mereka pun menjadi tertawa ngakak karena sesuatu yang dikatakan gosip oleh Ina tersebut. "Astaga Na, semua orang juga bisa kali kalo cuman kebetulan ketemu di mana gitu. Ga cuman gua sama Abi doang" ujar Anjani menyangkal hal itu kepada Ina. "Ihhh gua ga percaya ya sama kebetulan-kebetulan gitu. Gua tetep percaya takdir pokoknya titik ga pake koma ya" ujar Ina terakhir kali karena ternyata mereka semua sudah sampai di tempat dimana mereka berkumpul. Benar saja di sana sudah banyak sekali mahasiswa yang lainnya berkumpul. Ina, Yudhi, Anjani, dan Abi pun ikut berkumpul bersama dengan mereka semua. Mereka pun mengobrol. Sampai akhirnya lagi-lagi Anjani dan Abi di panggil berdua untuk ke stand panitia jurusan Manajemen Bisnis. Saat mereka dipanggil itulah mereka jadi bahan gosip anak-anak. Ina lah yang memulai gosip antara mereka berdua itu. "Nah jadi gua tadi tuh nemuin mereka lagi ngobrol sambil ketawa ketiwi gitu di deket parkiran mobil. Mereka tuh kayak berasa dunia milik mereka berdua aja astaga. Terus pas gua tanya ya katanya mereka cuman kebetulan ketemu aja ga ada janjian. Itu kan malah tambah wow banget ya. Mereka bisa ketemu tanpa sengaja gitu kayak takdir berpihak banget dan mendukung mereka berdua kan" ujar Ina pada teman-temannya yang langsung saja mereka saat ini membahas Anjani dan juga Abi. Sementara Raya sedari tadi diam saja, ia sangat iri dengan Anjani yang bisa memiliki takdir seberuntung itu. Anjani yang bisa memiliki takdir selalu bersinggungan bersama dengan Abi. Ia juga ingin takdir seperti itu. Kapan ya kira-kira gua bisa dapetin takdir baik kayak Anjani. Gua juga pengen berada di sisi Mas Abi. Gua juga pengen ngobrol sama ketawa-ketiwi barengan Mas Abi. Gua juga pengen jalan sama Mas Abi. Gua juga pengen chat-chatan sama Mas Abi. Arghh, Tuhan. Gua iri banget sama Anjani. Batin Raya pada dirinya sendiri. Setelah itu tak lama kemudian Anjani dan Abi datang. Langsung saja para penggosip yang tadi berkumpul pun mulai menjauhkan diri mereka. Mereka pun menunggu anak seleksi mandiri datang ke sana sembari masih mengobrol. "Jan, kok muka lo sepet banget sih? Kenapa? Perasaan tadi biasa aja bahagia-bahagia aja. Wahhh Abi lo apain nih Anjani" ujar Faris kepada Abi dan Anjani. "Eh bukan gua ya" ujar Abi menjawab pertanyaan dari Faris tersebut. "Lah terus kenapa si Anjani kek gitu. Cerita napa Jan" ujar Faris lagi. "Ck, bete gua sama kakak tingkat lo. Si Ketua HIMA itu" ujar Anjani cemberut. "Kenapa emangnya dia? Eh dia astaga kakak tingkat ya? Anjirr maksud lo Kak Arjuna heh? Ketua HIMA kan dia? Ada masalah apa woy lo sama dia? Berani banget anjir sama Kak Arjuna yang nyeremin itu" ujar Faris sembari bergidik ngeri. "Tadi gua di kasih nasehat sama dia supaya ga asal bikin keputusan kayak yang kemarin itu pas gua buat keputusan biar anak SNM sama anak SBM kenalan dulu itu. Sok-sokan banget sih tuh Ketua HIMA" ujar Anjani dengan sangat sebal sekali. "Woy lahh kalem Jan please kalem. Gua takut nih ada yang denger terus dia ngomong ke Kak Arjuna. Bisa berbuntut panjang masalah lo" ujar Faris padanya. "Ga papa. Ga masalah gua mau buntut panjang kek buntut seribu kek. Gua udah kepalang kesel banget sama dia. Abisnya dikasih tau baiknya gimana ga terima. Toh dia aja belum bener-bener amat kok hidupnya. Suka sok-sokan lagi orangnya" ujar Anjani engan sebal dan seperti sudah mengenal lama dengan Arjuna tersebut. Kenapa lo kayak kenal banget sama Kak Arjuna, Jan? Apa lo sama Kak Arjuna benar-benar ada sesuatu? Apa kalian ada hubungan? Batin Abi bertanya-tanya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD