PART. 8

887 Words
"Akupun masih sangat mencintaimu, Mas.... " Reno menarik napas lega mendengar jawaban Alea. Sebuah pintu yang tadinya tertutup terasa mulai terbuka. "Maukah kamu kembali menjadi istriku, Alea. Tanpamu, aku merasa ada yang kosong dalam hatiku. Hidupku terasa hampa tanpamu." "Itu tidak mungkin, Mas sudah menikah." "Alea, sudah aku katakan, ini hanya pernikahan di atas perjanjian. Tidak ada cinta, tidak ada rasa apapun. Karena cintaku seutuhnya hanya milikmu." "Tapi bagaimana?" "Kamu maukan jadi istri mudaku, istri kedua dalam status, tapi kamu tetap satu-satunya wanita yang paling aku cintai. Hanya kamu yang aku cintai Alea, dan akupun yakin, hanya aku yang memahami semua trauma masa lalumu," Reno berusaha membujuk Alea. "Bagaimana dengan ibu Mas, dengan istri Mas?" "Ibuku tidak perlu tahu, Alea. Renata, aku rasa dia tidak akan berani menolak apapun yang aku inginkan." "Mas sudah menjatuhkan talak tiga, kita tidak bisa langsung menikah lagi. Kita harus menikah dulu dengan orang lain Mas," Alea menatap wajah Reno. Pria yang baginya paling mengerti, dan memahaminya. Satu-satunya pria yang ia cintai, dan mau menerima dirinya, dengan apa adanya. Reno terdiam sesaat, ponselnya berbunyi, telpon dari kantor pusat, ada sesuatu yang mengharuskannya segera kembali ke kantor. "Alea, aku harus pergi sekarang, nanti aku hubungi lagi ya, aku mencintaimu, dan akan tetap mencintaimu, selamanya." Reno pergi setelah memanggil pelayan, dan membayar pesanan mereka. Bahagia membuncah di dalam dadanya, karena Alea tanpaknya setuju dengan keinginannya, agar mereka menikah lagi. Reno tidak perduli, bagaimanapun caranya, Alea harus kembali menjadi istrinya. *** Tiga hari Reno di Jakarta, selama tiga hari ia sangat intensif melakukan pertemuan dengan Alea. Alea belum mengambil keputusan, ia meminta waktu untuk mempertimbangkan tawaran Reno untuk menikainya lagi. Reno tiba di rumahnya, saat hari sudah malam. Mang Adul yang menjemputnya di bandara. Renata sudah tidur di kamarnya. Bik Tami menawari Reno makan, namun Reno menolaknya. Begitu masuk ke dalam kamarnya, Reno langsung menelpon Alea, memberitahu kalau ia sudah tiba di rumah. Mereka bicara cukup lama, sampai Alea menyudahi pembicaraan mereka, karena ia mendapat telpon dari kakeknya. Reno menghempaskan tubuhnya di atas pembaringan, wajah Alea bermain di pelupuk matanya. Senyum mengembang di bibirnya, teringat akan masa indah pernikahan mereka yang berlangsung lima tahun lamanya. Reno tertidur tanpa mengganti pakaiannya, ia terlelap dalam buaian mimpi indah bersama Alea. Tak ada Renata dalam ingatannya, Alea sudah kembali menguasai benaknya. Alea sudah menarik semua perhatiannya. Reno terbangun saat suara azan subuh terdengar dari speaker masjid. Cepat ia masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi, ia sholat subuh sendirian. Reno berjanji dalam hatinya, tidak akan memberi ruang pada Renata untuk mengusiknya. Mulai sekarang, ia bertekad tak akan lagi menyentuh Renata jika Renata sudah hamil. Bila Renata hamil, itu artinya tujuan dari pernikahan mereka sudah tercapai. Maka tidak perlu lagi ada hubungan antara dirinya, dan Renata. Reno ingin, bukan cuma hatinya yang ia jaga untuk Alea seorang, tapi juga tubuhnya. Reno ke luar dari dalam kamar, setelah memakai pakaian kerjanya. Saat ia membuka pintu, tepat saat pintu kamar Renata juga terbuka. "Om sudah pulang?" spontan saja Renata bertanya. "Ya," hanya itu jawaban Reno, lalu ia menuju pintu depan, dan segera pergi bersama Mang Adul tanpa menghiraukan Renata. Renata hanya bisa menatap kepergian Reno, ia berpikir mungkin Reno sedang disibukan urusan pekerjaannya. Sehingga tidak punya waktu untuk bicara dengannya. **** Dua bulan sudah mereka menikah, Reno masih menampilkan sikap yang sama pada Renata. Sejak ia pulang dari Jakarta, Reno tidak pernah bicara pada Renata, apa lagi menyentuhnya. Bertemupun mereka sangat jarang. Reno pergi sebelum Renata ke luar dari dalam kamarnya, dan pulang setelah Renata masuk ke kamarnya. Otomatis tidak ada komunikasi di antara mereka. Masalah uang, Reno menitipkan uang untuk keperluan Renata pada Bik Tami, dalam amplop coklat, yang diberikan Bik Tami pada Renata. Sebagai kewajiban Reno sebagai suami, dan hak Renata sebagai istri. Renata tidak mempermasalahkan sikap Reno yang seakan menghindarinya. Ia punya kesibukan baru bersama Bik Tami. Mereka berkebun sayuran, dengan memanfaatkan lahan kosong di samping, dan di belakang rumah. Renata sangat menyukai aktifitas barunya. Niatnya untuk menjadi sarjana pertanian, seakan bisa ia salurkan lewat kegiatannya berkebun bersama Bik Tami, dan juga dibantu Mang Adul sesekali. Pagi ini, Renata bangun dengan perasaan kurang nyaman, ia tahu kalau ia sudah telat haid lebih dari satu bulan. Tapi, ia belum berniat untuk melakukan test kehamilan, karena haidnya memang tidak teratur sejak awal ia merasakan datang bulan saat ia kelas 1 SMP. Rasa tidak enak di tubuhnya, membuat Renata curiga akan keadaan dirinya. Ia segera bangun dari berbaringnya, dilihat jam yang menunjukan pukul empat pagi. Renata mengambil test pack yang ia beli beberapa waktu lalu, saat menemani Bik Tami ke pasar. Ia masuk ke dalam kamar mandi, ditampung air seninya di dalam wadah kecil, lalu ia celupkan satu test pack ke dalam air seninya. Test pack pertama, positif. Test pack kedua, positif. Test pack ketiga juga positif. Renata menatap ketiga test pack di tangannya dengan mata berkaca-kaca. Diusap lembut perutnya. 'Apakah ini akhir dari tujuan pernikahan ini? Apakah dia akan ikut berbahagia saat melihat hasil yang ditunjukan ketiga test pack ini. Ataukah dia tidak perduli, seperti sikap yang dia tunjukan padaku selama ini.' Renata memejamkan matanya, ia tak bisa menebak akan bagaimana tanggapan Reno saat melihat hasil test pack yang akan ia tunjukan. Apakah biasa saja, ataukah riang gembira seperti suami lainnya. Atau, mungkin dia gembira, bukan karena bahagia akan memiliki anak, tapi bahagia, karena akan segera terbebas dari tuntutan kedua orang tuanya. BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD