Tiga Puluh Delapan

1305 Words

Aaron Rey tidak sedang tergesa gesa, dan hari itu merupakan hari yang cerah. Dia berjalan dengan santai ke arah timur melewati jalan yang sangat padat, menikmati suara hiruk pikuk dari suatu kota metropolis. Dia mampir di suatu kafe yang temboknya dicat warna putih; sinar matahari yang gagah memantulkan sinarnya pada dinding yang mengkilat menyebabkan sakit mata pada siapapun yang memandangnya. Sembari membawa secangkir kopi di tangan sambil jalan, dia terus melangkah menuju Gelanggang Olahraga Kaledonia, menonton sejenak menit terakhir pertandingan sepak bola di antara dua kesebelasan anak muda. Teriakan gegap gempit para pemain muda yang penuh semangat itu menyertai Rey saat dia terus melangkah di bawah kanopi pohon jacaranda yang memayungi tanah sepanjang lapangan olahraga itu. Bayang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD