Di atas segala keramaian itu, Idris berlutut diam di atas lembaran kain sembahyangnya, menghadap kea rah timur. Kepalanya menunduk dengan khusyuk berkiblat ke Mekkah, suatu tempat yang belum dikunjunginya, dan tidak akan pernah dikunjunginya, meskipun aik haji ke sana adalah rukun kelima, salah satu pilar dalam keyakinannya. Ciri-ciri Idris jelas menunjukkan bahwa dirinya adalah keturunan Arab. Hal itu tidak mengherankan sebab dia dilahirkan di Qom, salah satu kota di sebelah selatan Teheran, sebelum akhirnya orang tuanya beremigrasi ke California pada tahun 1980, kendati menghadapi banyak kerumitan saat meninggalkan negaranya sesudah revolusi Iran. Sepanjang hidupnya, dia menghadapi prasangka dan kecurigaan umum terhadap Negara dan agamanya, namun dia tetap teguh. Dia sangat sadar kalau