5 | Terlanjur Sayang

1318 Words
♥●♥●♥ Selang satu minggu sejak pertemuannya lagi dengan Ajisaka di acara resepsi yang mengundangnya. Kinara mendapat tawaran bernyanyi lagi di dua tempat sekaligus di Rembang selatan yang sedikit jauh dari tempat tinggalnya. "Ko, kamu sengaja ya ngasih aku job yang jauh-jauh gini. Risa kok gak pernah? Berasa anak tiri deh..." protes Kinar pada Moko selaku orang yang bertanggung jawab pada semua penyanyi dan band nya. "Gak ada sih Kin, Risa kan baru sembuh juga dari tipes, masa langsung aku suruh nyanyi lagi sih. Lagian yang ngundang kita sekarang udah jadi klien kita kok. Dulu pernah ngundang juga di acara lain." “Tapi perasaan kenapa aku terus ya yang dapet lokasi pelosok-pelosok gini Ko, takut tau.” cebik Kinar seraya mengedarkan pandangannya. “Takut kenapa? kan ada aku sama anak-anak lain yang nemenin.” “Ya.. kadang penonton bapak-bapak tuh pada gak sopan sama penyanyi cewek kayak aku. Udah pake baju sopan gini, masih ada aja yang kadang colek-colek seenaknya.” Kinar merentangkan rok lebarnya yang sebatas betis. Dress cantik berwarna biru tua yang juga menutup lengannya hingga siku. “Padahal kan aku jual suara ya Ko, bukan jual yang lain.” lanjut Kinar memanyunkan bibirnya tanda tak suka. “Dah lah jangan keburu negatif thinking dulu, kita-kita siap jagain kamu kalo ada penonton kurang ajar yang minta dihajar.” ucap Moko seraya melirik teman-temannya bandnya. Andi, Roni, Cakra dan Bimo sontak mengangguk dan menatap pada Kinar yang sudah dianggap seperti adik bungsu mereka. Band yang digawangi Moko sebagai keyboardis, dengan nama panggung Senorita itu terdiri dari tiga orang, Andi memegang gitar, Roni sebagai bassis dan Cakra sebagai drummer. Sedangkan vokalisnya ada tiga, yaitu Kinara, Risa dan Bimo yang tampil secara bergantian atau kadang juga tampil bersama sesuai permintaan klien. Karena sekarang Risa sedang dalam pemulihan, jadilah hanya Kinar dan Bimo yang dipanggil oleh Moko. Tak menunggu lama, mobil van yang mereka tumpangi sampai di lokasi kedua. Hari sudah menjelang sore, tamu yang hadir di acara resepsi pernikahan putri kepala desa setempat itu juga sudah ramai didepan panggung. “Tuuh kan Ko, penonton yang udah rame pasti bapak-bapak dengan tampang mupeng kalo liat cewek bening.” bisik Kinar pada Moko saat mereka menuju ruangan yang disediakan khusus oleh pemilik hajat. “Udah gak usah diladenin, konsen nyanyi aja nanti.” jawab Moko seraya mengeratkan genggaman tangannya pada Kinar agar tak disentuh tangan-tangan jahil yang merubung disekitar mereka. Selesai bersiap-siap dan merapikan ulang make up nya, pandangan Kinara tiba-tiba terpaku pada sesosok gadis kecil yang mengintip dari balik pintu ruangan yang digunakannya. Entah kenapa wajah gadis kecil itu tak asing diingatkannya. Namun ia lupa pernah melihatnya dimana. "Hai cantik sini masuk." panggil Kinara setelah merapikan tas make up nya lagi. "Ngapain berdiri didepan pintu?" "Lihat mbak pake pake bedak, cantik banget." jawab gadis kecil itu sedikit cadel. "Adek juga cantik banget, namanya siapa?" tanya Kinara seraya membawa bocah mungil itu dalam pangkuannya. "Shania." "Namanya cantik, sama kayak Shania yang cantik juga." ucap Kinara sambil mencubit gemas ujung hidung Shania. "Ko," panggil Kinara pada Moko yang sedang memakai kemeja batik seragam dengan temannya yang lain. "Hmm.." pria itu hanya berdehem tanpa menoleh pada Kinara. "Lihat deh nih anak, aku kayak pernah lihat dimana gitu ya.." seru kinar seraya mengendikkan dagu pada si kecil Shania. Moko yang sedang menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuhnya, menoleh sekilas dan memperhatikan Shania yang mendongakkan wajahnya. Seolah menatap takjub ke arah Kinara. "Lah dasar pelupa, itu kan anak pak Aji. Pemilik Wardhana. Kita kan pernah isi acara di pembukaan salah satu cabang tokonya beberapa bulan lalu." Kinara tertegun sekilas. Ingatannya ditarik pada kejadian beberapa bulan lalu, ketika pertama kali bertemu dengan Ajisaka. Benar adanya, ia melihat Shania saat itu, yang merengek minta digendong sang ayah. Pantas saja Kinara merasa tak asing dengan wajah cantik dan menggemaskan Shania. Ternyata gadis itu memiliki senyum yang serupa dengan sang ayah, Ajisaka. "Aagh... Pantes." Kinara mengulum senyum "Kaget gitu?" Moko sudah ada disebelahnya kinar dan menepuk pundak gadis itu. "Gak kaget, biasanya tuh. Cuma penasaran aja." "Anaknya aja suka sama kamu Nar. Pantesan bapaknya juga keliatan ngefans kamu." ucap Moko menyeringai. "Kata siapa Ko?" selidik Kinara. "Laah... Pak Aji sendiri pernah hubungi aku minta nomor kamu. Terus tiap ada rekan bisnisnya punya acara dan butuh live music dia juga jadi sering telpon aku. Dan, selalu minta penyanyinya dalam formasi lengkap." jawab Moko santai. "Kamu kok gak bilang duluan ke aku kalo pak Aji minta kontak ku. Waktu itu ponselmu gak aktif non, yaudah aku kasih aja langsung." "Tapi tetep aja Ko, berasa kayak di stalking terus sama dia." Moko terkekeh dan menarik kursi kecil disebelah Kinara. "Yaudah terima aja kalo gitu, pak aji orangnya baik kok." "Husssh... mulutmu. Dia udah punya istri cantik, udah punya anak juga. Niih..." tatapan Kinara mengarah pada Shania yang masih berada di pangkuannya. Kinara sengaja menutup kedua telinga gadis kecil berkebaya maroon itu agar tak mendengar pembicaraan mereka yang mengarah pada ayahnya. "Diiih... Selama orangnya sanggup adil dalam segala hal mah gapapa Nar dalam agama kita." "Menurutmu Ko, menurutku sih enggak sama sekali. Aku tuh pengennya sama laki-laki yang sepenuh hati sayang sama aku, sanggup menjadikanku prioritas nya. Jadi ratu dalam hatinya dan dalam rumah tangga juga. Bukan jadi yang kesekian gitu Ko." decak Kinara panjang lebar. "Ati-ati kemakan omongan sendiri loooh..." Moko tergelak saat menunjuk Kinara dengan tatapan usil. "Hush... amit-amit." "Eeh.. Nar, tapi kan pak Aji tuh physically tipe kamu banget ya. Tinggi, putih, gantengnya gak ngebosenin. Dari umur juga kan? Kamu suka yang jauh lebih tua gitu." Moko dan segala ke-soktauannya. "Tapi ada satu yang bikin gak masuk tipeku Ko." lirih Kinara sedikit mencondongkan tubuhnya pada Moko. "Apa?" "Suami orang..!! Takut kena batunya aku tuh. Karma is real Ko." Kinara bergidik mengangkat kedua bahunya. "Alaah... alasan aja kamu Nar—" "Moko, sound system dan panggungnya udah oke. Saatnya kalian tampil ya," suara berat seorang pria tiba-tiba memotong obrolan mereka Moko dan Kinara. "Shania, sini dulu sayang. Tadi dicari mbah uti di kamar." lanjutnya lagi. Kinara mendadak beku begitu menyadari suara dibelakangnya adalah suara Ajisaka. Benar-benar Ajisaka yang itu, Kinara hafal betul suara bariton yang khas dari pria itu. Sepertinya takdir begitu senang mempertemukannya dengan pria pemilik tatapan teduh itu. "Siap pak Aji, kami sudah siap kok. Yukk gaess sikaat, biar cepet kelar." ajak Moko pada yang lain. Kinara berdiri dengan gerakan kaki pun pelan, berharap Ajisaka sudah pergi dari ruangan mereka. Ia berjalan ke arah meja untuk mengambil earpiece yang selalu digunakannya saat tampil diatas panggung agar musik yang mengiringinya terdengar lebih jelas. "Jadi karena itu kamu menolak tawaran saya Kinkin?" entah sejak kapan, Ajisaka sudah berada disebelahnya. Moko dan teman-temannya yang lain tampaknya sudah keluar lebih dahulu menuju panggung. Menyisakan ia sendiri yang kini dihadang tatapan penuh tanya milik netra Ajisaka. "Tawaran? Maksudnya pak?" "Lamaran saya tempo hari, waktu saya ajak bertemu di kafe." pria itu memasukkan sebelah tangannya kedalam saku celana. Tetap memandang intens kearah Kinara yang kini sibuk menatap lantai. "Hmm.. hmm.. anu itu pak, hmm, maaf saya keburu nyanyi." elak Kinara lantas beranjak pergi, namun langkahnya kalah cepat dari cekalan tangan Ajisaka pada lengannya. "Mungkin menjadikanmu satu-satunya ratu belum bisa saya kabulkan Kin. Tapi saya jamin, saya sanggup membahagiakanmu jika kamu menerima lamaran saya." bisik Ajisaka dekat dengan telinga Kinara. Namun nyatanya tak hanya kalimat panjang itu yang mampu membuat jantung Kinara hampir melompat dari tempatnya. Tapi kalimat selanjutnya yang membuat hatinya ikut goyah juga. "Saya sudah terlanjur jatuh sayang padamu, itu benar adanya Kin. Tolong pertimbangkan." . . Bersambung yaa.... ( ˘ ³˘)♥ ➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜➜ Update pelan-pelan ya ini, rencananya sih 2 hari sekali. Sambil nunggu, jangan lupa juga mampir di ceritaku yang berjudul SINGGAH dan HATIKU DI SITA. Happy reading semuanya... jangan lupa follow sss & i********: @rinai.hening juga buat tau update-update ku yaa... love you all, Mbak Li ( ˘ ³˘)♥
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD