"Ya kan ngobrol, bang." Ia bingung bagaimana membela Fathur di depan Said yang sepertinya kurang srek. Said tak suka cowok yang terlalu banyak omong. Sementara adiknya malah terkesima dengan apa-apa yang dibicarakan. Ya kan kalau cowok pasti bisa menilai sesama cowok bukan? Tahu kan yang mana yang omong doang dan tidak? Kalau sama cowok yang omong doang, males gak? Tapi pasti berbeda persepsi dengan Salwa. Ya namanya juga sudah terlanjur jatuh cinta kan? "Ya ngobrol sih ngobrol. Tapi dia lebih banyak ngomong sendiri dan sibuk menaikan dirinya sen--" "Id, balik. Udah malam. Biar Salwa rehat." Akhirnya, malah Ahmad yang menegur. Ya berkat Ahmad, Salwa tak jadi diomeli Said. Keduanya tentu pulang. Raisa? Mesih melongo melihat Said mengomel tadi. Hahaha. Maklum kan itu hal baru. Karena w