Demi Hard Disk

1246 Words

"Sumpah lo beneran nyuruh abang lo?" "Iya lah. Mana mungkin gue yang ke sana kan? Lo tahu kalau gue gak bisa makek motor dengan kaki begini." "Tapi kan lo bisa kirim pakek ojek. Gimana sih?" "O-ooh kali ada yang gratis, kenapa harus bayar heh?" Ia terpingkal. Ia tahu kalau Raisa panik sekarang. Dan ya, tak lama memang ada nama Said muncul dilayarnya. Ia hampir menjerit melihatnya. Jelas girang setengah mati. Tapi gugup juga. Ia menarik nafas panjang dengan tenang sebelum akhirnya mengangkat telepon itu. "Asssalamualaikum, kak Said?" "Ya. Waalaikumsalam. Di mana, Sa? Aku udah di depan fakultas kamu." "A-aah bentar, kak. Raisa ke sana sekarang." Telepon dimatikan setelah Said mengiyakan. Sementara Raisa buru-buru keluar. Ia gugup, tapi sungkan juga membuat Said menunggu begitu lama.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD