Big Ben

2031 Words

Panggilam itu terasa ganjil tapi juga mengundang senyum di bibirnya. Ia tak terbiasa dipanggil seperti itu, namun dalam suaranya, Zabran terdengar santai, seolah mencoba mencairkan suasana. Sebetulnya, Zabran yang girang dengan sebutan itu. Ya Nyonya Zabran yang dimaksud adakah perempuan yang ada di sebelahnya ini. “Ke mana ya?” gumam Xandra sambil melihat ke arah jendela. “Mas punya rencana?” Zabran tersenyum tipis. “Aku pikir, mungkin kamu mau duduk-duduk di taman dulu? Atau ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” Xandra memandang suaminya sejenak. Tawaran itu sederhana, tapi ia tahu Zabran benar-benar ingin membuatnya merasa lebih baik. “Taman kedengarannya menyenangkan,” jawabnya akhirnya. “Baiklah, Nyonya Zabran,” balas Zabran, kembali menggunakan panggilan itu dengan nada bercan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD