Hari-hari setelah kejadian itu berlalu begitu cepat. Ahmad sibuk dengan urusan perdemoan kampus yang tak ada habisnya. Setiap hari ia mengurus administrasi, bertemu dengan pihak kampus, dan mencoba menyeimbangkan waktunya antara kuliah dan berbagai aktivitas lain yang selalu datang tiba-tiba. Meskipun begitu, ia selalu berusaha memberi perhatian pada Salwa, meskipun waktu bersama mereka semakin terbatas.
Salwa, di sisi lain, mulai fokus kembali pada kuliahnya. Tugas-tugas yang menumpuk, ujian yang mendekat, dan proyek kelompok yang harus segera diselesaikan membuatnya benar-benar tenggelam dalam rutinitas akademis. Meskipun demikian, ia tetap menyempatkan diri untuk membantu Ahmad dan memastikan keadaan Said, meski sudah lebih baik, tetap terjaga. Pekerjaan rumah, kuliah, dan urusan priba
