London, Malam itu....

1630 Words

Xandra duduk di ruang makan, secangkir teh yang sudah dingin berada di hadapannya. Di seberangnya, Zabran terlihat sibuk dengan ponselnya, tetapi sesekali ia melirik Xandra dengan tatapan penuh tanya. Sejak tadi, Xandra tampak gelisah. Ada sesuatu yang ingin ia katakan, tapi belum menemukan waktu yang tepat. Dari tadi sore sebetulnya kan memang sudah ada arahan obrolan ke sana. Hanya saja masih ia pikirkan. Ia tahu mungkin ini agak tiba-tiba. Tapi ia memang orang yang seperti ini. Sebentar bisa berubah. Ia terlalu dinamis. “Ada yang mau kamu bicarakan?” tanya Zabran akhirnya, suaranya tenang, tetapi penuh perhatian. Xandra terdiam sejenak, menatap cangkirnya. Ia menggenggamnya dengan kedua tangan, mencoba mencari keberanian. “Mas...” Ia menarik napas panjang. “Aku pikir, aku harus p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD