Bab 7

1012 Words
Malam harinya Nick, Kenan dan Ronald menuju tempat perjudian, di sana berkumpulnya para pengusaha maupun Gengster dan sebagainya, tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam sana, hanya orang orang tertentu. Nick langsung duduk di kursi yang tersedia, sedangkan Kenan dan Ronal berdiri di samping Nick. lawan Nick yang bernama Jack kini menatap remeh ke arah Nick. Dia datang bersama kedua adiknya. "Apa taruhannya?" Tanya Nick. Jack tertawa. "Kau sangat tau, aku menunggu kesempatan seperti ini, sedari dulu aku selalu ingin melawanmu, tapi tidak pernah memiliki kesempatan" "Dan kau sangat tau apa yang aku inginkan" ucap Jack menatap Nick dengan tersenyum miring. "Aku ingin hotel mu yang berada di kota X dan kota B" ucap Jack. "Aku akan memberikannya, tapi jika kau kalah, aku menginginkan salah satu kepala adikmu" kata Nick yang membuat Jack terkejut, bukan hanya Jack, tapi kedua adiknya pun terkejut. Jack masih terdiam. Dia tidak mungkin mempertaruhkan nyawa adiknya di atas meja judi. "Aku tidak mau mati di tangannya, aku masih ingin hidup" bisik adik pertama Jack. "Aku juga, tapi jika kita menang, sangat lumayan jika kita memperoleh hotelnya" ucap Adik kedua Jack, Mereka bertiga memang mengincar hotel Nick yang berada di kota X dan kota B untuk bisnis ilegal mereka. "Kau kan selalu menang, kalau begitu ambil saja tawarannya" kata adik pertama Jack, "Dia pernah kalah dengan ketua Gengster yang di pimpin Grock, sepertinya dia tidak pintar bermain kartu" sambungnya. Jack nampak berfikir keras namun dia tersenyum miring. "Sepakat" kata Jack yang di tanggapi Nick dengan senguman menyeringai. "Jika kau kalah, jangan korbankan aku" bisik adik kedua Jack, meskipun dia yakin jika kakaknya akan menang, tapi dia tetap merasa takut, masalahnya yang di pertaruhkan salah satu nyawa dari dia atau saudaranya. Permainan pun di mulai, permainan pertama dan kedua di menangkan oleh Jack, Jack dan adik adiknya menertawakan kebodohan Nick karena menganggap Nick tidak bisa bermain kartu. "Sok sok'an meminta kepala salah satu dari kami, lebih baik kau siapkan surat pemilikan hotelmu" kata Adik pertama Jack mengejek Nick. "Cepat, mulai saja permainan selanjutnya" kata Nick. Kartu kembali di bagikan dan kini di menangkan oleh Nick, permainan ke empat juga di menangkan oleh Nick, kini sisa permainan terakhir, para ketiga saudara ini sudah mulai bercucuran keringat. Nyawa salah satu dari mereka berada di tangan Jack. Nick tersenyum puas melihat kartunya, dan permainan terakhir akhirnya di menangkan oleh Nick, "Aku ingin kepalanya" ucap Nick kepada Ronald dan Kenan yang menunjuk adik pertama Jack yang membuat dia panik. "Nick, i-ini hanya permainan, kau tidak boleh melibatkan nyawa di sini" kata Jack mencegah Kenan dan Ronald yang akan maju. "Sudah menjadi kesepakatan" kata Nick yang tidak mau berubah pikiran. Jack mengeluarkan pistolnya dan menyerang Nick dan teman temannya, namun anak buah Nick berdatangan dan melumpuhkan mereka. "Kau belum tau siapa aku yang sebenarnya, jadi seharusnya kau berhati hati denganku" kata Nick lalu pergi dari sana. Sedangkan adik pertama Jack memberontak dan panik karena dia sudah di bawa paksa oleh Kenan dan Ronald. Dia di bawa ke markas yang sudah di tunggu Nick di sana. Nick menghembuskan asap rokoknya dan melihat ke arah tawanan yang baru dia dapat. Dia mematikan rokoknya dan menghampirinya. Bugh Bugh Dua pukulan di layangkan oleh Nick kepada adik Jack yang bernama John. "Nick, bukanlah tadi hanya permainan, t-tolong jangan libatkan nyawa di sini" mohon John. "Mulut mu tadi tidak berkata seperti ini, mulutmu tadi bukankah kau gunakan untuk mengejekku? Kenapa sekarang menjadi memohon ampun?" Ucap Nick remeh. "Bukankah bercanda dalam pertemanan hal yang biasa" ucap John yang benar benar takut dan panik. "Sayangnya kau bukan temanku" kata Nick lalu mengambil gunting dan memotong rambut John dengan asal. "Apa kau tau, sebenarnya aku sudah mengincarmu" kata Nick. "Aku juga sangat tau kenapa kalian mengincar hotelku" sambungnya. Nick mencekik leher John yang membuatnya melototkan matanya. "Kalian para saudara seharusnya musnah karena melakukan perd*gangan manusia, kau memaksa para wanita menjadi p*****r untuk kepentingan kalian, kalian ingin menjadikan hotelku untuk bisnis kalian yang tidak memiliki hati itu" "Dasar b******k" ucap Nick emosi namun lalu melepskan cekikan tangannya. Yang membuat John terbatuk karena hampir kehabisan nafas. "Penggal kepalanya dan berikan kepada kakaknya, katakan padanya untuk menghentikan bisnisnya atau aku akan melenyapkan mereka semua" kata Nick yang di angguki oleh Kenan dan Ronald. Nick pergi dari sana dan kembali ke apartemennya. Nick memang adalah bos mafia, dia melakukan bisnis gelap seperti perdagangan senjata , berlian dan benda ilegal lainnya. Nick dan kelompoknya mencuri semua barang itu kepada seorang pencuri juga, Nick selalu menggagalkan transaksi jual beli senjata dan yang lainnya dan akan di jual kembali untuk membantu panti asuhan, yayasan, panti jompo dan yang lainnya. ***** Sedangkan jack yang berada di mansionnya terkejut karena mendapatkan kiriman jasad adiknya yang bahkan sudah terbentuk, dia mengepalkan tangannya, dia bersumpah akan membalas Nick dan membuat dia menyesal karena berurusan dengannya dan bahkan sudah membunuh adiknya. "Sepertinya Nick bukan orang sembarangan" kata Jonny, adik kedua Jack, tentu saja dia juga ikut bersedih atas kematian saudaranya. "Aku tidak peduli, yang aku pedulikan, aku akan membalaskan kematian John" kata Jack dengan mata memerah, ***** Hari hari berlalu, Nick selalu memantau Bella dari kejauhan, dia bahkan rela memasang Cctv di setiap sudut restoran agar tau kegiatan Bella. "Kau sepertinya sudah gila, Nick" ucap Ronald yang melihat Nickolas memperhatikan Bella dari laptopnya, hari harinya bahkan seperti itu, dia ke kantor hanya ingin memantau Bella dari kejauhan, sedangkan semua pekerjaan di limpahkan kepada Ronald yang membuatnya kesal, karena biasanya dia di bantu oleh Kenan, tapi kini Kenan suda tidak membantunya karena dia di minta untuk mengelola restoran yang baru beberapa hari ini Nick beli dengan harga yang tidak murah. "Lebih baik kau diam, lakukan saja tugasmu, kau tidak perlu mengurusiku" ucap Nick dengan ketus. "Jika kau menyukainya, kau hanya perlu melamarnya lalu menikah dengannya, selesai, kau tidak perlu kucing kucing an seperti ini" kata Ronald. "Kau pikir dia akan menerimaku dengan pekerjaan gelapku seperti ini?" Kata Nick. "Tidak ada wanita tulus yang mau menerimaku dengan kehidupan gelapku Ronald" kata Nick. Ronald hanya diam saja karena memang benar adanya, dengan pekerjaan mereka yang bahkan sudah terbiasa membunuh orang, wanita manapun pasti akan takut kepada mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD