Seminggu sudah Pram tidak pulang ke rumah istri pertamanya. Ia dan Lia begitu sibuk menyiapkan acara pernikahan mereka. Lia sangat antusias dengan pernikahannya terlihat sejak tadi ia terus membeli ini itu, tentunya dengan uang Pram. Sedangkan Pram hanya mengekorinya dari belakang, berjalan santai sambil melihat toko-toko, ia memikirkan barang apa yang bagus untuk Madya??? Yang indah namun sederhana, terbilang istri di rumahnya itu tidak suka barang mewah. Pram memegang lekukan lehernya, lalu ia masuk ke dalam salah satu toko perhiasan melihat berlian bewarna merah merah muda. Pram mendekati etalasi toko itu dan di sambut oleh pelayan.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu..." sapa pelayan toko yang ber nametag Orlan.
"Saya mau cincin berlian ini!! Tunjuk Pram tanpa mengalihakan pandangannya dari cincin berbatu merah muda. Pelayan itu menganguk lalu mengambil cincinnya.
Cincin berlian berjenis the steinmetz pink seharga fantastis.
Sambil menunggu cincin berlian yang sedang di bungkus. Pram mengalihkan pandanganyaa, tak sengaja ia melihat cincin mainan berbentuk serupa dengan yang ia beli. Pram mendekati tempat itu lalu mengambilnya.
"Tolong bungkus cincin ini juga dengan bungkus yang serupa..." pinta Pram sambil menyerahkan cincin palsu itu. Sang pelayan nampak bingung dengan pembelinya namun ia tak banyak bicara. Orlan langsung mengangguk dan mengambil cincin itu untuk segera di bungkuskan.
Setelah di bungkus, Pram memberikan credit card limited edition bewarna gold ke arah pelayan. Dan mengambil dua bungkusan yang berisi cincin tadi.
"Sayang..." Lia nampak tersenyum melihat bungkusan yang di bawa Pram
"Apa itu untukku..." tanya Lia, matanya nampak berbinar melihat tas kecil yang di jinjing Pram . Pram mengangguk pelan sambil menyerahkan salah satu tas itu. Sedangkan yang satunya ia sembunyikan di balik jas kerjanya. Pram nampak tersenyum hangat
"Makasih sayang..." ucap Lia senang. Ia mencium pipi Pram lalu beranjak pergi.
*****
Besok adalah hari sakral mereka. Seluruh keluarga Lia begitu antusias dan bahagia terutama sang mamah yang mendapatkan perhiasan begitu banyak dari Pram. Kini mereka sedang duduk di ruang tengah tepatnya di masion mewah Lia.
"Duh nak,mamah bahagia deh, punya mantu seperti kamu..." ucap mamah Lia dengan nada khas ibu-ibu arisan. Pram hanya tersenyum hangat. Lerrisa adalah ibunya Lia, beliau berumur lima puluh tujuh tahun, hidupnya dulu susah dan kini semenjak Lia berhubungan dengan Pram. Lerris seperti mandi harta. Bukan Lerris namanya kalau ia tidak pamer semua hartanya ke tetangga setempat dan juga beberapa teman arisannya. Lerris seorang janda namun nakal, banyak kakek-kakek milyarder menidurinya. Bahkan ia melayani empat atau lima lelaki secara bersamaan. Like mother like girl . Lerris dan Lia saling bekerja sama dalam mengeruk harta Pram.
"Sama-sama mah... minta restunya untuk Pram dan juga istri Pram yang mungil ini..." jawab Pram sambil mencubit pipi Lia. Lia yang sedang berada di pelukan Pram langsung ngambek.
"Ahh sayang sakit tau.." Lia memanyunkan bibirnya. Andaikan tak ada sang mamah mungkin bibir itu sudah menyatu dengan bibir Pram.
"Bagaimana dengan kandunganmu hm..." kuharap dia sehat di dalam sini..." Pram memegang perut calon istrinya itu sambil sesekali mengelusnya.
"baik kok sayang..." balas Lia sambil ikut memegang perutnya.
******
Keesokan harinya...
Pernikahan itu begitu mewah bahkan sangat mewah, banyak para tamu undangan yang menghadiri acara tersebut. Disana, diatas sana Madya melihat Pram dan juga Lia tengah mengucapkan ikhrar suci. Madya hanya menahan gemuruh di dalam dadanya. Setelah ijab kabul Pram dan Lia mendatangi Madya.
"Kamu datang Madya, terimah kasih..." ucap Pram penuh syukur. Madya hanya tersenyum sedikit.
"Terpaksa," jawab Madya " aku berharap kalian bahagia!!! Pram jangan beritahu siapapun kamu menikah lagi...apalagi ke keluargaku!!!" Sambung Madya. Pram yang mendengar itu mengangguk patuh. Lia yang merasa kesel karena melihat Madya tengah menatap suami tampannya langsung memegang lengan suaminya.
"Sayang, perutku sakit duduk yuk..." rengek Lia sambil mengelus perutya. Senjata Lia yang paling ampuh agar Pram menurutinya.
"Kamu duduklah duluan, aku masih mau bicara dengan Madya..." pram melepaskan pegangan Lia pelan. Lia menghentakan kakinya satu karena kesal
"Aku lagi HAMIL anak kamu Pram..." teriak Lia kesal di tengah acara. Madya yang melihat itu langsung menyuruh Pram ikut dengannya.
"Pergilah Pram, aku juga ingin ke bandara mau jemput anak-anak!! Bujuk Madya.
"Ada apa ini!! Heh perempuan murahan ngapain kamu kesini ganggu saja acara anak saya..." hardik Lerris yang baru saja sampai ke Madya. Pram yang mendengar ibu mertuanya itu geram. Madya memberikan tatapan seolah jangan ikut campur.
"Saya," Madya menunjuk dirinya sendiri "murahan!??" Kata Madya " maaf nyonya, saya punya harga diri untuk menjadi seperti itu, terlalu hina jika menjadi seperti itu..!!!" Jawab Madya menahan emosi.
"Kalau begitu yaa udah silahkan keluar dari sini!!! " kata Lerris marah. Mata lerris melotot tajam ke arah Madya. "Penjaga bawa wanita ini keluar..." perintah Lerris seenak perutnya.
Penjaga yang tak jauh dari situ nampak ketakutan untuk membawa Madya keluar.
"Hey nyonya, penjagamu tidak akan pernah membawaku kemana-mana, lihatlah tampang mereka... cih!!! Aku hanya tinggal menjentikan ujung kuku ku, maka kamu dan anakmu akan menjadi debu..." kata Madya tajam.
"Pram tolong usir wanita itu..'' pinta Lerris. Pram yang mendengar itu tak bisa berkutik.
"Sudah kubilang, bahkan Pram pun tak bisa mengusirku... karena apa!!?? Aku adalah nyonya Pramudya Nicolas istri sahnya Pramudya!!! " jawab Madya penuh kemenangan. "Bahkan kolega disini pun tau, kalau saya adalah istrinya..."
Lerris yang merasa di permalu langsung pergi entah kemana, sedangkan Lia mengejar ibunya. Pram mendekati Madya untuk menyuruhnya pulang ke rumah
"Apa-apaan Madya??!!kamu mengacaukan pernikahanku...lebih baik pulanglah kerumah dan jangan menapakan kakimu disini lagi .." kata Pram lalu ia menyusul Lia beserta Lerissa.
Madya yang mendengar itu hanya bisa diam. Sebaiknya ia pulang kerumah sambil menjemput kedua buah hatinya pulang. Madya melangkahkan kakinya ke luar gedung, tak sengaja ia berpapasan dengan pria yang lumayan menawan memakai pakaian serba hitam masuk kedalam. Madya hanya terkagum sebelum akhirnya pergi.
****
Seorang lelaki tengah berdiri di acara pesta. ia melepaskan kaca mata yang melekat matanya. Di ujung sana terdapat p*****r kecilnya sedang bercengkrama dengan sahabatnya. Elder tersenyum jahat. Dengan langkah mantap ia mendatangi mereka berdua.
"Selamat bro, udah nikah juga akhirnya..." sapa Elder dan di sambut oleh Pram.
"Thanks bro...kapan nyusul..." tanya Pram sambil menjabat tangan El. Elder melirik Lia lalu dengan ceoat mengalihkan pandangannya lagi.
"Belum tau bro...!!!" Jawab El sbil memegang lekukan lehernya.
"Ckckc...udah sana makan dulu!!! Selamat menikmati acaranya bro..." ucap Pram sambil mengeratkan pelukannya ke Lia karena Pram sempat melihat El tengah menatap Lia.
"Istri lo cantik banget..." kata El ke Pram.
"Thanks..." jaeab Pram dengan nada tak suka.
"Cieee..., oh yaa Pram tadi aku berpapasan dengan seorang wanita... pas di pintu masuk. Itu siapa yaa.. gue mau ngejar itu aja ah...!!! El bertanya. Lia tau maksud lelaki itu siapa.
'' dia Madya kak!!! " jawab Lia.
El mengagguk sambil membayangkan wajah Madya.
Pram yang melihat itu tak suka
"Dia istri pertamaku el..." jawab Pram
"Hah!!! Maksudnya...??? Kok aku bisa gak tau sih?? Tanya El kaget.
"Bisalah!!! Udah nanti aja kapan-kapan kita bahas ok..." jawab Pram. El nampak mengangguk sambil pergi.
"Baiklah"...
******
Kini lia sekarang berada di kamar mereka. Lia mencoba melepaskan perhiasan di kepalanya lalu baju kebaya hingga ia bertelanjang bulat. Pram sedang menghadiri sebuah acara privat. Hingga ia tidak bisa di temani. Jendela besar itu tengah terbuka menampilkan sosok lelaki.
"Buka kakimu p*****r kecilku... juniorku ingin masuk..." El menangkap tubuh Lia lalu di baringkan ke ranjang.
"El kenapa bisa disini.. nanti ketahuan Pram..." cicit Lia.
"An*ing kecil itu lagi ada privat party jadi gaj bakal kesini, udah ah, bikin orang gak mood aja..." jawab El sambil menghisap p******a Lia. Sesekali p******a itu ia pelintir hingga bewarna merah. Lia seperti p*****r beneran hanya mengerang dan mendesah nikmat. El membuka s**********n Lia dan menusuk liang itu dengan kejantanannya. Mereka saling mendesah dan meraung melepaskan hasrat terpendam mereka.
"Akhhh!! You so damn Lia... fu*k you honey...ouggh ahh..." erang El saat mencapai klimaks. "Ouhhh p*****r kecilku..aku pergi dulu ..." sambung El setelah mendapatkan pelampiasan.sedangkan lia hanya diam dan mengatur nafasnya akibat permaian tadi .Lia akhirnya jadi kelelahan dan tertidur.
Lia dan Elder adalah partner in sexs saling membutuhkan selama empat tahun. Mereka menjalin hubungan tanpa status. Sedangkan Persahabatan Pram dan El baru saja ada sekitar dua tahunan, karena waktu itu El ada kerja sama dengan perusahaan Pram. Pram begitu baik dan juga polos terhadap mereka, makanya Elder dan Lia mendekati Pram, memanfaatkan Pram agar seluruh harta Pram jatuh ke tangan mereka berdua meskipun Elder tau ia harus merelakan Lia jadi korban, menjadi istri kedua Pram. El sebenarnya tau kalau Pram sudah menikah dengan Madya. Namun ia hanya berpura-pura saja. Dasar picik bin licik.