13. Menonton Pertunjukan Kasih Sayang

1165 Words
"Ibu, kesehatanmu jauh lebih penting. Kak Jordan tidak mungkin dengan sengaja ingin membuat Ibu merasa marah, jadi Nenek jangan marah pada Kak Jordan, oke?" Nada suara Freya jelas sangat lembut dan berbudi luhur, membuat ekspresi tegang di wajah Nyonya Tua mereda dengan mata yang terlihat. "Anak baik, kamu benar-benar sangat mengerti wanita tua ini. Tidak heran sejak dulu aku begitu menyukaimu. Sangat jauh berbeda dengan beberapa orang yang datang dengan niat buruk dan tidak beretika sama sekali." Pertunjukan kasih sayang antara Nyonya Tua dan Freya terus berlanjut, sedangkan Rowena hanya menonton sambil menyandarkan kepalanya pada pundak Jordan tanpa merasa keberatan sama sekali. Jika dia boleh meminta lebih, dia ingin sekali memakan popcorn untuk menonton pertunjukan menarik ini. Sayangnya orang yang dijadikan sasaran sejak tadi sama sekali tidak terpengaruh dan malah merasa seprti menonton pertunjukan badut. "Apa kamu memiliki popcorn?" Jordan yang sedari tadi sibuk mengelus dan memainkan rambut Rowena hanya bisa sedikit mengernyitkan keningnya menatap wajah cantik istrinya yang tampak lesu. "Apa dia merasa tertekan atas perkataan Ibu?" "Pertunjukan ini terlalu seru, sayang sekali kalau kita tidak memakan popcorn untuk menontonnya." Rowena berkata dengan acuh tak acuh. Jordan yang mendengar perkataan istrinya hanya bisa tertawa pelan, istrinya benar-benar menarik. Dia sama sekali tidak merasa rugi telah menikahinya, seolah wanita di pelukannya ini tengah menunggunya untuk terus memberinya kejutan setiap harinya. Membuat hari-harinya yang semula monoton menjadi jauh lebih berwarna dan menarik untuk ditunggu. "Sayangnya aku tidak memilikinya di sini, bagaimana kalau aku memesankan popcorn untukmu sekarang?" "Lupakan saja, itu akan memakan waktu yang lama." Merasa apa yang telah mereka katakan sia-sia, Nyonya tua kembali menatap Rowena dengan d**a yang naik turun karena amarah. Dia rasanya benar-benar merasa marah pada sosok menantu tidak berbakti itu. "Freya, duduklah di samping Ibu. Abaikan saja wanita tidak tahu diri itu, sampai kapanpun, hanya kamu satu-satunya menantu perempuan yang kuakui dalam keluarga ini. Tidak sembarang anjing liar bisa masuk ke dalam keluarg ini, atau fondasi keluarga kita akan rusak karena orang-orang yang tidak bermoral ini." Nyonya Tua dengan penuh perhatian memegang kedua tangan Freya, membuat Freya semakin berperilaku baik dan menunjukkan rasa superioritas karena telah mendapatkan dukungan penuh dari ibu Jordan. Berbanding terbalik dengan Rowena yang bahkan tidak diakui oleh ibu mertuanya sendiri. "Bu, jika tidak ada yang lain aku dan istriku akan kembali pulang. Kita masih harus bersiap untuk mengatur rencana bulan madu kita, bagaimanapun kita masih pengantin baru yang ingin menghabiskan waktu bersama untuk saling bermesraan." Jordan masih saja menatap lembut Rowena saat berbicara dengan ibunya. Freya yang mendengar perkataan Jordan diam-diam hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kencang, mengakibatkan buku-buku jarinya sampai memutih dan pucat. Perasaannya sangat tidak nyaman. Pria yang selama ini dia sukai dan dia ingini dengan jelas menunjukkan kemesraan dengan wanita lain di depannya. Padahal jelas seharusnya dia yang akan berada di posisi itu. Menjadi istri Jordan dan menikmati perlakuan intim seperti itu. Bukan wanita tidak jelas yang asal-usulnya bahkan masih perlu dipertanyakan. "Kamu, setelah menikah kamu menjadi semakin kurang ajar dan tidak bisa diatur. Ini semua pasti karena rubah betina ini, dia pasti yang sudah menghasutmu untuk menjadi semakin tidak masuk akal seperti ini." "Jadi ini adalah salahku? Benar juga, aku lupa mengatakan kalau setiap harinya Jordan bahkan tidak bisa lepas dariku. Dia tidak segan bersembunyi di ketiakku setiap malam dan berperilaku seperti bayi besar yang sangat lengket. Dia sangat jinak dan menurut padaku. Aku adalah pawangnya, benar 'kan Sayang?" Rowena menunjukkan senyum manisnya pada sosok Jordan, ia juga dengan sengaja mencium rahang pria itu. "Benak, aku telah dijinakkan oleh istriku. Dia sangat tahu bagaimana cara memuaskanku hingga aku sangat enggan berpaling darinya." Mata Jordan tampak berkilat jenaka, ada jejak kenakalan dalam kata-kata dan tatapannya, namun Rowena tidak mau ambil pusing. "Bagaimana, bukan hanya kamu yang bisa memberikan pertunjukan anjing di depanku. Tapi aku sendiri juga bisa memberi kalian makanan anjing dengan memainkan pertunjukan kasih sayang ini." Wajah Freya semakin memucat, dia jelas sangat tidak terima dengan penampilan kemesraan di depan publik seperti ini. Dia selalu merasa kalau Rowena sejak awal telah mengambil apa yang seharusnya menjadi miliknya. Bagaimana bisa dia menerimanya? "Pertunjukan kasih sayang antara suami istri di depan para orang tua seharusnya menjadi hal yang tabu. Tidak seharusnya hal ini dilakukan, apa lagi ini adalah kali pertama bertemu dengan orang tua Kak Jordan. Seharusnya bisa lebih menahan diri dan menunjukkan rasa baktinya." Freya berkata dengan lembut, dia tersenyum. Namun arti dari kata-katanya jelas bahwa dia menyiratkan kalau Rowena adalah sosok wanita liar yang tidak tahu tata krama dan sangat kasar di depan para orang tua. "Urusan rumah tangga kita, tidak seharusnya Nona Freya ikut campur di dalamnya. Setidaknya, aku dengan jelas menunjukkan sikap bermesraan dengan suamiku yang secara sah terdaftar oleh hukum negara. Berbeda halnya dengan seseorang yang tidak tahu malu, masih berusaha menjadi orang ketiga dengan mengandalkan dukungan orang tua. Saya masih harus banyak-banyak belajar dari Nona Freya bagaimana cara menjadi begitu berkulit tebal." Perkataan frontal Rowena jelas telah menyentuh titik sensitif dalam diri Freya. Dia mengatupkan bibirnya erat-erat, menahan diri untuk tidak berdiri dan merobek mulut wanita yang masih tampak nyaman bersandar di bahu Jordan. Kedua matanya mulai bekaca-kaca, ia menundukkan kepalanya. Membuat Nyonya Tua merasa bersimpati dan kasihan padanya. "Kamu, dasar wanita ular. Kamulah yang telah menjadi orang ketiga di sini, dari dulu Jordan dan Freya adalah pasangan yang sangat cocok untuk bersama. Karena kamu yang membuat Jordan berpaling dan mengabaikan Freya. Jangan harap kamu akan menjadi Nyonya besar dengan masuk ke dalam keluaga Agustino, kamu tidak diterima di sini." Nyonya Tua merasa semakin marah, dia memeluk Freya sembari terus menunjukkan permusuhan pada Rowena. "Kalau memang Freya adalah pasangan serasi, mengapa mereka tidak menikah sejak dulu? Mengapa dia harus menungguku setelah sekian lama? Seharusnya Nona Freya bisa menyadari arti kehadiranmu dalam hidup suamiku, tidak lebih hanya sekedar ... orang lewat yang tidak relevan." Rowena sibuk memainkan dasi yang menggantung di leher Jordan, merenggangkannya dan membelai jakun pria itu. Mengabaikan sepenuhnya tatapan provokatif dari Nyonya Tua dan Tuan Tua atas sikap tidak sopannya. Untuk apa dia harus bersikap sopan di depan orang yang memperlakukannya seperti anjing? Dia tidak akan segan menunjukkannya, apa arti dari kata tidak sopan yang sesungguhnya. "Ayo kita pulang, lagi pula kita tidak diterima disini." Jordan yang sudah merasa muak dengan sikap bias ibunya, memutuskan untuk pergi. Dia dengan sigap membawa Rowena ke dalam gendongannya, membuat istrinya secara refleks mengalungkan kedua tangannya ke leher kokoh Jordan. Rowena tidak mengatakan apapun lagi untuk memprovokasi, namun jelas dia telah merasakan perubahan atmosfer pada pria yang tengah menggendongnya saat ini. Kedua matanya tampak gelap. Ini adalah kali pertama dia melihatnya begitu serius seperti ini, karena biasanya pria itu selalu menunjukkan tatapan nakal dan jenaka padanya. Membuat Rowena kerap kali melupakan kalau pria ini adalah sosok bos besar yang sangat disegani dan dihormati. "Jika kalian merasa keberatan istriku menyandang gelar sebagai Nyonya Agustino, aku tidak akan segan melepaskan marga ini dan membuat margaku sendiri." Jordan berkata dengan dingin. Sepenuhnya menghilangkan senyum main-main di bibirnya. Ekspresinya tampak tegas sebagaimana ketika dia selama ini memimpin perusahaan. Tampak jauh dan sulit untuk didekati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD