Pertama Bertemu

925 Words
"APAAA? DEMI APA KELUARGA LU BAKALAN DINNER AMA RELASI OM TOMI?" Ini suara lengkingan milik Maya setelah Zila memberi tau bahwa malam ini tidak bisa ikut party dengan mereka seperti malam sabtu biasanya, karena ada dinner bareng relasi bisnis papa.  "OIYA BESOK JANGAN BAWA KABAR KALAU LO DIJODOHIN YAK! DRAMATIS AMAT.." Dan kalian pasti suara siapa yang terdengar setelahnya, ya Nindi. Ya Tuhan, kutukan sekali aku punya cs macam mereka. "Heh bege! Nyante kali, yang mau ketemu kan keluarga gue.. Kenapa lu berdua yang rempong sih?" Tanya Zila dengan raut wajah datar. Baik Nindi maupun Maya hanya bisa memberi cengiran khas mereka, betul juga yang dikatakan Zila. Saat ini jam pelajaran terakhir, dan syukurnya mereka mendapat freeclass. Membuat kelas itu gaduh seketika.  Yang cewek pada bikin tongkrongan sesuai geng masing-masing, sementara yang cowok ngumpul jadi satu. Ada yang main gitar, nyemil, dan bahkan ada yang main TOD. Sialnya TOD itu berlaku untuk teman sekelas, dan pastinya baik truth maupun dare pasti ada kaitannya dengan teman sekelas mereka. Seperti sekarang misalnya, cowok dengan rambut badai itu berjalan sok cool menghampiri Zila dkk. Tau apa dare untuknya? Taken sama Zila dan membuatnya bertahan di sisi cowok itu lebih dari seminggu. Tentu saja itu sulit, zona waktu maksimal Zila taken sama cowok-cowok itu tiga hari. Itupun kalau dia ingat jika masih punya pacar yang harus diputusi. "Zilaa.."  Zila menoleh, menatap pada cowok dengan nama d**a 'Lukas G.F' tersebut. "Lo … mau kan taken sama gue?" Tanyanya, penuh kehati-hatian. 1 2 3 Tidak ada reaksi dari Zila, namun sebaliknya. Dua teman cewek itu malah bergantian berbisik ke telinga Zila dan dibalas anggukan kecil olehnya. "Oke, kalian taken ... Tapi ingat, besok putus.." Ucap Nindi, mewakilkan Zila dalam menerima ide gila cowok itu. Lukas sendiri kaget, dia melotot sesaat. Sama saja dare-nya gagal kan kalau besok putus? Haha, percuma. Kringgg... Bel pulang sekolah menjadikan seluruh siswa itu grasak-grusuk membereskan peralatan tulis mereka. Begitupun Zila dan dua anak setan lainnya. Selesai dengan segala barangnya, Zila menunggu di depan pagar sekolah. Apalagi kalau bukan menunggu Julian yang memang tidak satu sekolah dengannya untuk menjemput. Tak lama kemudian sebuah motor sport berwarna hitam berhenti tepat di hadapannya. Yap, Julian. Seketika siswa-siswa di sekitar Zila dan Juli menahan nafas melihat cowok yang bukan anak sekolah mereka ini. Untungnya, Julian memakai jaket dan tidak dikenali sebagai anak kelas X. Sehingga tidak mematahkan harapan bagi kakak kelas yang terpesona olehnya. "Tumben bawa motor Jul?" Tanyanya sambil menerima helm yang diserahkan oleh Julian. "Gapapa, biar diliat makin romantis. Jadi gak jones banget.."  Zila memukul punggung adiknya pelan, bisa-bisanya ia berbicara seperti itu. "Ayuk dah jalan, bt gue sama lu lama-lama.."  Deruman panjang dari motor sport itu pun menandakan jika mereka telah pergi. Seakan terhenti dari hipnotis, beberapa cewek langsung mengerjapkan matanya berkali-kali. Berharap yang mereka liat tadi bukanlah mimpi. ****** At 7.00 pm~ "Zila, Julian.. Ayo cepetann.." Suara Bella sudah memenuhi lantai atas, dimana kamar kedua anaknya berada. Dari kamar pertama terdengar lengkingan seorang cewek. "Ah mama!! Aku belum selese pake bedakkkkk...."  Dan dari kamar yang kedua terdengar sahutan, "Mamaa, Julian lagi pake pomade! Tunggu bentarr..."  Bella tertegun di depan tangga, lalu memijit pelipisnya pelan. Jika ada yang bertanya apakah ia sakit kepala dengan kelakuan dua anaknya, maka jawabannya adalah sangat. Tapi dia sendiri tidak bisa marah, karena ia sangat menyayangi buah hatinya tersebut. Dan beberapa saat kemudian, keluarlah dua makhluk itu. Zila tampak manis dengan dress peach selutut miliknya. Sedangkan Julian sendiri gagah dengan setelan kemeja yang ia lipat hingga sesiku. "C'mon my prince and princess.." Bella menaik turunkan satu alisnya sambil tersenyum hangat ala seroang ibu. Toyota alphard milik keluarga Mayza baru saja berhenti di sebuah restauran ternama di daerah ini. Di balik pintu pengemudi, keluarlah Tomi sang kepala keluarga. Lalu disusul oleh Bella yang keluar dari pintu sampingnya. Dan dari pintu belakang keluarlah anak-anak mereka. "Reserve meja atas nama Prayudha.." Seru Tomi pada seorang pramusaji. "Silahkan pa, anda sudah ditunggu di meja ruang VIP.."  ***** Suasana di ruang VIP itu penuh dengan gelak tawa antara dua keluarga. Baik Tomi, Prayudha, Bella, dan Luna—istri Prayudha—sedang asyik membicarakan berbagai hal. Zila dan Julian sendiri asyik dengan gadget di tangannya masing-masing. "Nah ini dia putra kedua di keluarga Reynard, Danish Danial Reynard.." Ucap Prayudha ketika seorang remaja cowok memasuki tempat mereka berada. "Malam om, tante.. Maaf Danial telat...." Orang yang mengaku bernama Danial tersebut menyalami tangan Tomi dan Bella. "Gapapa kok, ayo duduk bareng..." Tomi lantas tersenyum. "Oiya, katanya Zila kelas XI ya?" Luna menatap Zila penuh minat, yang ditanya mengangguk-anggukan kepalanya polos. "Sekolah dimana sayang?" "Di Kartika tante.." Balasnya sopan. Mata Luna tampak berbinar lalu melirik Prayudha penuh minat. "Wah berarti satu sekolah sama Danial dong?" Sambung Prayudha sambil melirik Zila dan Danial secara bergantian. Zila menatap Danial sesaat, mencoba mengingat apakah ada teman satu sekolahnya yang punya wajah mirip dia. Hm, sepertinya wajah Danial pernah dia liat. Dan entah kenapa hawa di sekitar Zila terasa menyeramkan. Jangan bilang kalau kejadian ftv itu akan terjadi di kehidupannya? Oh damn, jangan sampai. "Gimana kalau mulai senin nanti, Danial sama Zila berangkat dan pulang bareng aja?" Usul Bella, yang mendapat tanggapan positif dari orang tua yang lain. Danial tersenyum tipis, seakan setuju-setuju saja akan usul para orang tua. Zila? Dia menggigit bibir bawahnya. Bingung, ini mimpi buruk atau baik. Pasalnya nanti pasti dia tidak akan bebas hangout bareng teman maupun pacar-pacarnya. "Nah Zil, lo ga perlu minta anterin gue lagi.. Kan ada kak Danial.." Julian mengedip-ngedip pada kakaknya, yang dibalas tepukan di lengannya dari Zila. "Salam kenal Zila," sapa Danial, pertama kalinya. Untuk Zila.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD