Bab 4. Dipaksa menikah

1081 Words
Happy Reading... ______ Melawan perintah dua orang yang sudah membuatnya ada didunia ini memang tidak mudah. Sama seperti Andrea, selain ayah dan ibunya juga ada tiga bodyguard yang selalu menjaganya nyaris 24 jam dan hal itu membuat Andrea sama sekali tidak bisa kabur dari hari pernikahannya sendiri. Harusnya pernikahan nya adalah sesuatu yang berkesan sempurna terlebih dia adalah satu satunya princess di keluarga Collins. Namun pada nyatanya ia adalah princess yang ternistakan dihari pernikahan. Miris sekali. Andrea selama tiga hari hanya duduk dan berdiam diri dikamarnya kadang kala berbicara dengan boneka boneka yang membuatnya terlihat gila. Sepertinya memang hampir gila. "Ara cepatlah merias diri kau terlihat sangat acak-acakan" ucap Margareta, Mama Andrea. Tapi Andrea tetap berbicara pada dua boneka di depannya. "Andrea cepat mandi karena sebentar lagi Darren akan datang lalu kalian akan mencoba gaun pernikahan" ucap Margareta lagi. "Teddy seperti ada orang yang berbicara apa kau dengar itu tapi aneh aku tidak melihat wujudnya" Andrea melihat sekeliling kamarnya yang luas seakan akan tidak melihat mamanya ada disana. "Atau kamarku sudah dihuni oleh hantu karena aku dikurung disini" Kembali Andrea berbicara pada bonekanya. Margareta menggeleng dengan tingkah putri nya, Dia berjalan mengambil boneka beruang coklat dan boneka panda dari hadapan Andrea. "Andrea kamu gak dengar apa yang mama bilang atau mama akan sita semua barang-barangmu dan mengeluarkanmu dari kartu keluarga!" Kesal karena Andrea tidak menggubris akhirnya Margareta mengeluarkan jurus andalannya. Andrea memutar bola matanya jengah. "Kenapa sih mama gak mau dengar permintaan Ara kali ini. Ara janji setelah mama membatalkan pernikahanku aku tidak akan menjadi anak manja lagi. Mama tau kan aku belum siap untuk menikah?" "Setelah kau dan Darren tidur bersama?" Sahut Margareta "Kau itu putri kebanggaan keluarga Collins Ara. Lalu apa jadinya jika berita mengetahui putri dari kelurga kita ketahuan dengan seorang pria disebuah Motel? Mama yakin martabat keluarga kita akan langsung turun drastis dan harga saham pasti juga akan berpengaruh karena ulahmu jadi tidak ada pilihan lain selain kamu harus menikah dengan Darren" "Jadi menurut mama kebahagiaanku seharga dengan martbat dan saham?" Andrea mengulang inti dari kalimat mamanya barusan. Belum sempat Margareta menjawab Andrea sudah turun dari kasur empuk nya "Aku akan menuruti kata mama jadi tolong sekarang keluar dari kamar Ara" Ucap Andrea dengan rasa kesal yang menumpuk dilehernya sehingga rasanya begitu sesak. Margareta menghela nafas kemudian keluar dari kamar Andrea tanpa mengatakan kalimat lebih banyak lagi. Andrea menangis dalam guyuran air shower. Kenapa takdirnya seperti ini, menikah dengan orang yang belum ia kenal sebelumnya. Dia adalah princess harusnya permintaan nya sebagai princess itu harus dituruti tapi kenapa sekarang tidak? Namun Andrea tidak sadar jika princess hanya ada dibawah kekuasaan sang Raja. Dan Raja lah yang berhak memimpin bukan Princess kekanakan sepertinya. ____ Mobil hitam jenis Lamborghini Gallardo melaju kencang membelah jalanan kota yang cukup lenggang. Tatapan Andrea lurus kedepan dimana disampingnya Darren duduk mengemudikan mobil tersebut dengan tenang. Perjalanan begitu hening selain suara mesin mobil yang mereka tumpangi. Sesekali Andrea mencuri pandang kearah Darren tapi segera memalingkan wajahnya lagi kearah jalanan. Darren hanya tersenyum tipis nyaris tidak kentara. Andrea membiarkan Darren membukakan pintu mobil begitu mereka tiba ditempat tujuan untuk mencoba gaun pernikahan sekaligus cincin pernikahan. Andrea tau ini terlalu cepat baginya untuk menikah meskipun sekarang ia ingin kabur rasanya tidak mungkin karena bukan hanya ada dia dan Darren saja tapi beberapa bodyguard juga mengikuti mereka. Andrea hanya menghela nafas pasrah kabur pun hanya akan sia-sia. Kurang lebih satu jam Andrea dan Darren memilih gaun dan tuksedo yang senada hingga mereka sepakat mengambil pilihan yang dirasa cocok. Tak ada kebahagiaan diwajah Andrea melainkan hanya wajah datar menyimpan kesal yang bertumpuk-tumpuk dan tinggal melampiaskan saja pada sesuatu. "Sepertinya calon wanitanya tidak bahagia" "Kamu benar padahal calon mempelai prianya sangat tampan" "Kupikir mereka sedang ada masalah atau si pria ketahuan selingkuh karena terlalu tampan" "Ah maksudmu apa calon istrinya cemburu? Perempuan itu sangat beruntung mendapatkan pria sepertinya" Andrea hanya memutar bola matanya mendengar bisikan para pegawai itu. Mereka bahkan terkikik geli dengan apa yang mereka bahas dan itu membuat Andrea jengah sebelum menatap Darren yang melihat beberapa tuksedo terpajang rapih disebuah manekin. Dilihat dari samping saja Darren memang tampan. Andrea akui itu sejak mereka pertama bertemu tapi tetap saja karena lelaki itu juga ia harus terjebak dalam sebuah ikatan pernikahan dan hal itu pula yang membuat Andrea kesal. Suara bisikan para pegawai membuat rasa sebal Andrea meningkat, Andrea menatap para pegawai itu dengan tatapan tajam hingga membuat mereka langsung diam. "Apa kamu sudah selesai?" Celetuk Andrea yang diperuntukkan untuk Darren namun kali ini dengan suara lembut bukan kasar seperti sebelumnya. "Iya aku sudah selesai" jawab Darren. Andrea memeluk lengan Darren bersikap baik pada Darren membuat lelaki itu terpekur kaget sekaligus kebingungan saat Andrea menarik nya keluar dari tempat itu namun begitu sudah tiba diparkiran Andrea langsung menepis tangan Darren. "Jangan salah paham aku hanya ingin menunjukan pada mereka bahwa kau–" "Suamimu?" Sahut Darren "Apa kamu cemburu karena para wanita tadi menggosipkan aku?" Darren memojokan Andrea disalah satu tiang beton parkiran, mata mereka saling bertemu dengan kilatan jahil dimata Darren dan kesal dimata Andrea. "C'mon! Cemburu kau bilang? Cemburu dari mana hah lucu sekali" Dan Andrea mendahului Darren masuk ke mobil. Darren tersenyum geli lalu menyusul calon istrinya. Oh astaga perempuan itu sangat menggemaskan membuat Darren ingin cepat-cepat memiliki Andrea sebagai istrinya agar setiap hari Darren bisa menggoda Andrea untuk membuat perempuan itu merona baik itu karena kesal ataupun terpesona. "Kau terlihat begitu bahagia dengan pernikahan yang begitu mendadak ini" ucap Andrea menoleh kearah Darren sebelum Darren mengemudikan mobil keluar dari parkiran. Darren tersenyum balas menatap Andrea "Karena aku memang ingin menikahimu menjadikan wanita cantik sepertimu menjadi istriku" Andrea berdecih memalingkan wajahnya. "Aku curiga jika kejadian dimotel hari itu adalah ulahmu" katanya. "Bukan sepenuhnya salahku" Jawab Darren mulai melajukan kendaraan beroda empat nya. "Jadi maksudmu itu salahku? Bukannya kau yang menyarankan untuk. untuk–" "Seakan akan kita akan melakukan seks?" Sahut Darren dengan santainya. "Hyak! Aku yakin itu ulahmu kau tau orang-orang yang mengejar aku itu adalah suruhan Steve kan!" pekik Andrea mulai terpancing emosi. "Sudah aku katakan itu bukan sepenuhnya salahku" jawab Darren lagi. Andrea mendengus kesal menyilangkan tangan didepan da*da dan memalingkan wajah keluar jendela. Darren tersenyum geli setelah itu perjalanan kembali sunyi. Darren paham posisi Andrea saat ini tapi ia pun tidak bisa berbuat banyak. Darren terlanjur jatuh cinta pada Andrea bahkan sebelum pertemuan mereka di Motel beberapa hari lalu. _____ Jangan lupa love and komen ya. Lope lope buat yang mau nungguin cerita ini sampai sekarang. Salut pokoknya. Tiga jempol buat kalian..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD