Bab 5. Kharisma Darren

1012 Words
Andrea menusuk nusuk steak yang ada diatas piring nya seakan melampiaskan kekesalannya pada daging tak bersalah itu. Darren hanya memperhatikan sambil memakan miliknya sendiri hingga dia merasa kesal pada Andrea lalu merebut piring perempuan itu. Andrea menatap Darren dimana lelaki itu memotongkan dagingnya sebelum menyodorkan piring andrea kembali. "Kamu itu terlihat kurusan padahal kita akan menikah. Apa kamu mau gaun yang baru saja kau coba tadi terlihat tidak cocok dengan tubuh kurusmu" Andrea memutar bola matanya malas untuk menjawab kalimat Darren. Andrea lebih memilih menyuapkan potongan daging sapi kedalam mulutnya. Selera makannya memang buruk dalam satu minggu ini gara-gara kabar pernikahan dadakan itu. "Ara look at me" pinta Darren dengan nada lembut. Andrea sedikit mengangkat wajah untuk menatap Darren. "Kamu boleh tidak menyukaiku tapi jangan siksa dirimu sendiri dengan tidak makan" lanjut Darren tapi sekali lagi Andrea mengabaikannya. Darren menghela nafas rendah tersenyum tipis berusaha lapang d**a dengan sikap Andrea. Suatu saat pasti Andrea akan berubah dan terbiasa dengan keberadaan Darren dikehidupan perempuan itu. Selama ini Darren hanya memperhatikan Andrea dari jauh bahkan Darren juga tau siapa saja mantan-mantan Andrea yang sampai sekarang ingin sekali Darren lemparkan dari planet bumi agar Darren tidak akan pernah melihat wajahnya. Setiap kali Darren melihat Andrea begitu dekat dengan kekasih-kekasihnya emosi Darren tidak terkontrol dia ingin menghampiri Andrea dan menghajar pria yang berani mencium Andrea. Selain dirinya Darren tidak mau miliknya disentuh oleh orang lain. Tapi sayangnya saat itu Andrea belum tau keberadaan Darren sehingga membuat Darren mengurungkan niat untuk menghajar siapapun yang berani menggangu Andrea atau perempuan itu akan semakin membencinya lebih dari yang sekarang. "Apa kau puas menatapiku seperti itu?" Tanya Andrea. Darren tersenyum. "Bagaimana bisa aku puas jika sebentar lagi wanita didepanku ini akan menjadi wanita pertama yang aku lihat setiap pagi disaat aku bangun" Jawab Darren. Andrea berdecih pelan menyudahi makan malamnya. "Ayo pulang aku sudah kenyang" Andrea memakai tas selempang berwarna hitam sambil berjalan mendahuilui Darren bahkan lelaki itu tertinggal cukup jauh dibelakang Andrea. Andrea tidak sadar jika tindakannya itu justru membuat para semut mulai datang merayu Darren. Begitu Andrea berbalik dia mendapati Darren tengah dikelilingi oleh tiga perempuan yang menyodorkan ponsel. Darren menatap Andrea dengan tatapan datar, setidaknya itulah yang Andrea lihat dari matanya. "Ck! Menyebalkan" gerutunya. Bukannya mengambil Darren dari para semut itu Andrea malah menyilangkan tangan didepan perut melihat apa yang akan Darren lakukan. Apakah lelaki itu akan memberikan nomor ponselnya atau hanya akan mengabaikan mereka. Andrea ingin lihat seberapa besar keinginan Darren untuk menikahinya. Dimenit selanjutnya Andrea menyungkingkan senyum dibibirnya karena Darren melewati para wanita yang mengerumuninya begitu saja tanpa menatap wajah mereka. Darren mendatangi Andrea menarik pinggang perempuan itu dengan pesesif secara tidak langsung Darren mengatakan jika wanitanya hanya Andrea tidak ada yang lain. "Kau melakukan itu untuk membuat mereka menjauhimu?" Tanya Andrea sambil memakai sabuk pengaman nya sendiri. "Apa kamu senang?" Darren balik bertanya tanpa menoleh kearah Andrea. "Tidak. Karena kalau dipikir pikir aku juga tidak masalah melihat mereka melakukan hal itu padamu" Darren hanya tersenyum tidak mengambil hati apa yang barusan Andrea katakan. Darren hanya perlu bersabar menghadapi andrea sampai tiba saatnya Darren membuat Andrea sangat takut kehilangan nya. Tinggal dua hari lagi dan perempuan itu akan jadi milik Darren seutuhnya. Setelah itu mau Darren apakan Andrea itu akan menjadi keputusannya orang lain tidak boleh ikut campur. "Apa kamu ingin ketempatku?" tanya Darren. Andrea menoleh lalu menggeleng "Lain kali saja, hari ini aku merasa sangat lelah lagian sebentar lagi hari pernikahan jadi aku harus siap capek di hari itu. Sangat menyebalkan membayangkan sebentar lagi aku akan menikahimu" gerutu Andrea. "Setelah pernikahan kita nanti kamu ingin pergi kemana?" Tanya Darren lagi. Andrea berpikir sejenak "Jika boleh aku ingin pergi ketempat yang tidak akan pernah kamu datangi" katanya. Darren terkekeh geli. "Tempat mana didunia ini yang tidak bisa aku datangi. Kecuali kamu pergi ke planet mars maka aku akan menunggumu saja dibumi" Canda Darren dengan kekehan gelinya. Andrea berdecih lalu memalingkan wajahnya. "Maksudku saat kita menikah nanti kamu ingin kita pergi honeymoon kemana karena aku akan memberikan fasilitas terbaik yang belum pernah tuan putri sepertimu ini rasakan" Lanjut Darren membuat Andrea kembali menatapnya. "Honeymoon apaan. Aku tidak akan pergi kemanapun bersamamu aku hanya ingin bermain piano dan menggelar konser besar untukku sendiri" Sahut Andrea. Membayangkan untuk segera menikah saja tidak pernah apa lagi honeymoon? Darren terdiam untuk sesaat. "Tapi aku akan tetap melakukannya tanpa kamu minta. Iya atau tidaknya jawabanmu" kata Darren dengan wajah tegas tanpa rasa humor di setiap penekanan katanya. Tiba-tiba atmosfir didalam mobil terasa dingin Andrea bergetar dengan suara yang baru saja Darren keluarkan dari bibirnya. Darren menghentikan mobil ditepi jalan yang cukup sepi untuk menoleh kearah Andrea dengan wajah tenang. "Lagian jika kita sudah menikah aku adalah suamimu dan aku akan bebas memutuskan apa yang aku suka padamu" setelah itu Darren mengerlingkan sebelah mata dengan jahil. Jantung Andrea berpacu lebih cepat dari biasanya, matanya berkedip-kedip sampai Darren melajukan kembali mobilnya mengantarkan Andrea hingga tiba dirumah dengan selamat. Andrea turun dari mobil sebelum Darren membukakan pintu untuknya. "Aku bisa sendiri" ucap dia. Darren tersenyum menarik pelan lengan Andrea agar lebih dekat dengannya. Darren mengusap puncak kepala Andrea. "Besok kita tidak bisa bertemu kuharap kamu tidak merindukanku" bisik Darren tepat didekat telinga Andrea.  Andrea segera mendorong Darren memberikan jarak diantara mereka. Kemudian Darren mengaduh sembari melihat Andrea berjalan meninggalkan nya setelah perempuan itu berhasil menedang tulang kering sebelah kiri calon suaminya cukup keras. Darren hanya terkekeh geli saat Andrea sudah masuk kedalam rumah. "Dimana Darren?" Tanya William begitu melihat adiknya itu berjalan melewatinya. "Aku buang di jalan agar aku tidak akan pernah melihatnya lagi" sahut Andrea seenaknya sembari berjalan cepat menaiki tangga untuk segera tiba dikamar dan istirahat. Melupakan unek-uneknya lebih penting terlebih Andrea hanya akan melupakannya saat dia tertidur. Namun yang ada dia tidak bisa tidur. Bayangan Darren masuk dalam ingatannya. Darren memang oke, dia tampan bahkan tubuhnya juga terlihat berotot dibalik jas yang selalu lelaki itu pakai. Tapi andrea tidak bisa menyukai Darren. Hatinya seakan menolak kehadiran Darren tapi tubuhnya tidak. Aroma lelaki itu dan sikap lelaki itu terlebih dengan tatapannya mampu membakar setiap saraf dalam tubuh andrea. Kenapa bisa seperti itu? Hatinya memang menolak tapi secara langsung tubuhnya merespon lain. Andrea bisa rasakan itu saat mereka bertemu di motel untuk pertama kalinya. "Aish.. Sial*n otak ku ini seperti nya harus segera dibersihkan" umpat Andrea dengan gerakan kesal menutupi kepalanya dengan bantal. ____ Bersambung...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD