Alea duduk diam termenung menatap wajah pucat Bu Intan yang masih tidak sadarkan diri. Bi belakangnya, ada Bi Inah yang juga masih setia menemani. “Neng, Neng nggak mau makan dulu? Ini sudah lewat jam makan malam loh, Neng,” kata Bi Inah. Ia juga mulai khawatir melihat Alea yang tampak stres dan kelelahan. “Nanti aja, Bi. Aku nggak mau nanti aku nggak ada pas Ibu bangun,” tolak Alea. “Atau mau Bibi carikan makan di luar? Ayolah, Neng. Ibu juga nggak akan suka kalau sampai Neng Alea ikutan sakit,” bujuk Bi Inah. Alea menoleh sembari tersenyum. “Makasih ya, Bi. Tapi Alea lagi benar-benar nggak nafsu. Oh iya, Bibi nggak mau pulang? Ini kan sudah malam. Bibi tadi udah bekerja keras seharian ini.” “Anu … saya juga nggak tega kalau harus ninggalin Ibu,” ujar Bi Inah sambil menggaruk tengkuk