Alea benar-benar menepati janjinya untuk membantu Bian dalam merawat dan menjaga Bu Intan. Beberapa hari setelah kepulangan Bu Intan dari rumah sakit, Alea selalu memprioritaskan ibu mertuanya itu. Di suatu malam, Bian turun untuk mengambil minum di dapur. Ia berpapasan dengan ibunya di ruang tengah. Bu Intan tersenyum menyapa putranya. “Alea sudah tidur?” tanya Bu Intan. “Udah dari tadi, Bu,” jawab Bian. “Bagus. Akhir-akhir ini ia sibuk banget ngurusin Ibu. Ibu jadi khawatir sama kesehatan dia. Belum lagi, mental dia pasti juga capek ngatur waktunya yang jadi berantakan,” ucap Bu Intan. Bian terdiam, meresapi ucapan ibunya. Ia sendiri pun tahu bagaimana sikap Alea pada Bu Intan, yang kadang bahkan melebihi Bian yang merupakan putranya sendiri. “Nanti kalau kamu ada waktu, tolong aja