Alea dan Bian saling beradu tatap selama beberapa detik, sebelum pria itu akhirnya mendekat dan duduk di hadapan Alea, di atas karpet kamar mereka. “Biar aku saja,” kata Bian. Pria itu merebut kapas di tangan Alea, lalu melanjutkan kegiatan Alea yang tertunda - membersihkan luka di kakinya dengan cairan antiseptik. Alea cukup terkejut. Ia merasa sungkan menghadapkan kakinya pada Bian. “A- aku bisa sendiri,” kata gadis itu, sambil berusaha mengambil kembali kapas yang ada di tangan Bian. “Sssttt! Orang kamu kelihatan kesusahan gitu,” balas Bian. Ia menjauhkan kapas di tangannya dari jangkauan Alea. “Tapi ini nggak sopan,” cicit Alea. Ia berusaha menjauhkan kakinya dari jangkauan Bian, tetapi ditahan oleh sebelah tangan lelaki itu. “Diamlah! Lagi pula di mana letak tidak sopannya, sih?