Tragedi Helm.

1033 Words

Klik! Kunci tali mengaman helm dikepala Feeya terbuka bersamaan dengan kedua matanya. Sementara itu Revan mendengus kasar, "Akhirnya kebuka juga, penguncinya memang terkadang nyangkut dan sulit di buka," tutur Revan. Itu alasannya mengapa dia harus mendekatkan wajahnya untuk melihat lebih dekat pada pengait di sana. Tapi berbeda dengan pikiran Feeya. Meski begitu Revan tahu, dan dia mengulum senyumnya ketika Feeya memejamkan mata tadi. Putra Sekar itu tidak ingin mengambil kesempatan yang biasanya di ambil pria lain untuk keuntungannya sendiri. Bagi Revan, seorang wanita itu harus di jaga karena dia mengingat memiliki ibu dan adik perempuan yang masih kuliah sama seperti Feeya. "Masuklah, selamat malam, selamat istirahat," ucap Revan sebagai penutup kebersamaannya bersama sang mahasis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD