Bab 1. Kejutan Menyakitkan
"A-pa yang kalian lakukan ...?"
Suara dari seorang wanita tertahan di tenggorokan tak bisa terucap. Seketika seluruh tubuhnya melemah hingga wanita bernama Chloe itu menjatuhkan kotak berisi kue yang sedang dia bawa. Kue yang dibawanya pun jatuh ke lantai. Wanita cantik bermata hazel itu tampak syok setelah melihat apa yang ada di depan matanya.
Mulut yang menganga, dia tutup dengan satu tangan. Hanya mampu bersuara di dalam hati masih tak percaya meski semuanya itu nyata. Perlahan kedua matanya mulai memerah, berembun hingga rasa sesak seakan meremas dadanya. Jantungnya bahkan seperti berhenti berdetak beberapa saat. Teramat sakit. Ya, hancur semua harapannya untuk bahagia.
"Jadi, ini yang kau bilang kerja lembur, Jo?" Akhirnya, pertanyaan itu berhasil lolos meski dengan suara parau. Atensinya masih tertuju pada dua pasang manusia yang tengah bercinta di atas meja kerja sang kekasih.
Panik? Tentu saja, begitu melihat kehadiran Chloe di ruangan tersebut, keduanya buru-buru memisahkan diri. Mereka pun tercengang, lalu menatap wanita yang masih berdiri di ambang pintu setelah melihat semua adegan tak pantas yang mereka lakukan.
Perasaan Chloe saat ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, mengetahui fakta besar yang tidak ingin dia percayai.
"Sayang, kau salah paham. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Akan kujelaskan semuanya!"
Jonathan panik, ia adalah suami dari Chloe. Lelaki itu buru-buru mendekati istrinya untuk memberikan klarifikasi kepada Chloe.
"Penjelasan apa yang aku butuhkan? Sedangkan semua bukti sudah jelas di depan mata," ucap Chloe dingin.
Chloe meringis pedih, bibirnya tersenyum getir dengan atensi yang tertuju tajam pada wanita cantik berbadan proposional yang baru saja kepergok b******u dengan suaminya. Wanita itu juga terlihat sedang mengancingkan kancing kemejanya yang terbuka, dan dia terlihat panik.
Hal ini memperkuat dugaan Chloe, bahwa suaminya memang berselingkuh dengan wanita cantik berambut pendek itu. Mereka sudah tertangkap basah olehnya.
"Wow ... hebat sekali, yang satunya suamiku dan satunya lagi sahabatku!"
Wanita itu bertepuk tangan dengan keras, satu tepuk tangan yang menekan kuat hatinya yang perlahan hancur. Namun, sekuat mungkin dia menahan air matanya agar tidak tumpah dan tidak terlihat lemah di hadapan kedua orang yang ada di hadapannya saat ini. Dia berusaha menutupi perasaannya yang terluka.
Sedetik kemudian, Chloe memudalkan semua amarahnya. Dia berteriak dengan keras, menjerit, mengeluarkan isi hatinya yang hancur berkeping.
"Dari sekian banyak wanita di dunia ini, kenapa kau harus berselingkuh dengan sahabat baikku yang sudah kuanggap seperti adikku sendiri, Jo!" tunjuknya dengan tangan bergetar pada wajah wanita berambut pendek itu.
"Kenapa harus Anna?!"
Air mata Chloe pun akhirnya pecah tak tertahankan bersamaan dengan rasa sakit di dadanya yang mulai menyeruak.
Jonathan mendekati Chloe, dia berusaha meraih tangan wanita itu, tapi malah ditepisnya dengan kasar.
"Sayang, aku–"
"Lebih baik kau jelaskan semuanya, Jo. Jelaskan tentang kita. Mungkin sudah saatnya dia tahu."
Anna menyela ucapan Jonathan, wanita itu berucap dengan santai, bahkan wajahnya juga terlihat datar. Dia sepertinya tidak mempedulikan Chloe yang sekarang tengah marah dan sedih.
Chloe melirik sinis secara bergantian pada Anna dan Jonathan. Sorot matanya tampak menyiratkan luka besar di hatinya. Siapa juga yang tidak sakit, apabila dikhianati oleh dua orang yang paling dia percayai di dunia ini?
"Jelaskan apa? Katakan!" ujar Chloe dengan tegas.
"Sayang, jangan dengarkan dia. Lebih baik kita pulang dan bicarakan di rumah," ajak Jonathan kepada istrinya. Dia hanya tidak mau terjadi keributan di kantornya yang belum lama berdiri itu.
Ajakan dan bujukan dari Jonathan rupanya sama sekali tidak berpengaruh terhadap Chloe, dia menepis tangan suaminya dengan kasar
"Jelaskan apa? Katakan!"
Jonathan menghela napas berat, dia lalu mulai menjelaskan semuanya pada istrinya itu.
"Chloe, aku pernah menceritakan padamu tentang cinta pertamaku yang menghilang di Canada." Jonathan menjeda, sembari menarik nafasnya lagi. Dia melirik ke arah Anna yang berdiri di belakangnya. "Dia orangnya. Dia cinta pertamaku, Chloe," ucapnya lagi yang membuat badai besar di hati Chloe.
Hatinya bagaikan terhunus oleh pedang yang tajam. Air matanya jatuh tak tertahankan lagi, bagi Chloe penjelasan dari suaminya sudah cukup untuk dia cerna dengan sangat baik. Jadi, suami dan sahabatnya berselingkuh. Mereka juga memiliki hubungan yang sangat erat di masa lalu, bahkan berlanjut sampai saat ini.
"Kalian berdua tidak hanya sakit! Tapi kalian juga jahat! Jahat kalian!" teriak Chloe dengan tangan gemetaran menahan amarahnya yang meledak.
"Apa yang salah dengan cinta, Chloe? Aku dan suamimu saling mencintai, seharusnya kau mendukung kami. Karena kau tahu benar bagaimana kisah kami dulu yang tanpa sengaja terpisahkan. Kau harusnya paham kalau selama ini Jo tidak pernah mencintaimu dan kau–"
"Diam kau, b***h!"
Seketika Anna langsung bungkam, manakala Chloe menghampirinya lalu menjambak rambutnya dengan kasar.
"Jo! Tolong aku!" seru Anna yang meminta tolong pada kekasihnya itu. Dia merasa rambutnya seperti akan lepas dari kepala.
"Chloe! Apa yang kau lakukan?" pekik Jonathan yang tercekat melihat tindakan istrinya pada Anna. Pria itu langsung berusaha menolong Anna yang diserang oleh istrinya.
"Lepaskan dia, Chloe! Kalau kau mau marah, marahlah padaku, serang aku saja!" ujar Jonathan sambil berusaha untuk menarik tangan Chloe agar melepaskan Anna.
"Diam kau b******k! Setelah ini giliranmu," desis Chloe dengan bersungut-sungut. Tangannya mencengkram erat rambut pendek Anna, bahkan sesekali dia memberikan cakaran pada wajah cantik sahabat laknatnya itu.
"Beraninya kalian melakukan ini padaku. Beraninya kalian!" jerit Chloe yang semakin memperkuat serangannya pada Anna, bahkan Jonathan sampai kesulitan untuk menghentikan serangan Chloe pada wanita yang dia cintai.
"Chloe! Jangan gila! Hentikan! Jangan lukai Anna! Dia sedang mengandung anakku!"
Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Chloe langsung terdiam saat mendengar perkataan suaminya tentang Anna. Ternyata sudah sejauh itu hubungan Jonathan dan Anna. Semakin bertambah sakit hatinya, mungkin sekarang sudah hancur.
"Kalian … kalian benar-benar …?"
"Jadi, hentikan kegilaanmu ini! Menyingkirlah, Chloe!" ujar Jonathan lalu mendorong Chloe yang sudah lemah sampai wanita itu jatuh terjengkang ke belakang dan tubuhnya bahkan sampai membentur meja kerja Jonathan.
"Argh …." Chloe mengerang kesakitan sambil memegang perutnya, sampai membuat Jonathan dan Anna tercengang melihatnya. Terlebih saat mereka melihat darah yang mengalir dari pangkal paha wanita itu.
"Jo, to-tolong aku! Jo, ini sakit. Anak kita, Jo."
Begitu mendengar suara istrinya yang lirih mengucapkan kata anak kita, Jonathan langsung menolong Chloe. Seketika Anna pun merasa cemburu karena Jonathan menggendong Chloe.
***
Malam itu, tepatnya di salah satu rumah sakit California. Di dalam sebuah ruangan, Chloe tengah berbaring di atas ranjang dalam kondisi lemah. Kedua matanya tak berair, bibirnya yang pucat pasi mengeluarkan suara isakan tertahan, menggambarkan betapa terlukanya wanita itu.
"Maafkan saya, Nona, kami tidak bisa menyelamatkan janin Anda."
Kata-kata dokter itu terus terngiang-ngiang di kepala Chloe dan membuatnya sangat terluka. Janinnya yang baru berusia dua bulan, tidak bisa diselamatkan. Tetapi, ada yang lebih membuat Chloe terluka, yaitu saat suaminya langsung pergi begitu saja bersama selingkuhannya setelah mengantarnya ke rumah sakit. Dia sama sekali tidak mempedulikannya sama sekali, padahal dia baru saja kehilangan bayi mereka.
"Kau sungguh hebat, menaburkan garam di atas lukaku, Jo. Kau dan jalang itu benar-benar hebat!" tawa getir terdengar dari bibir Chloe, mengiringi cairan bening hangat yang terus mengalir dari kedua bola mata hazelnya itu.
Tangannya memukul-mukul dadanya sambil menahan perasaan sakit itu, tetapi rasa sakitnya tak kunjung mereda.
***
Satu bulan berlalu setelah dia kehilangan dua hal yang paling berarti dalam hidupnya. Suami dan calon anaknya. Kehidupan Chloe tak sama seperti semula lagi, dia lebih banyak melamun dan kehilangan fokus dalam mengerjakan tugas kuliahnya yang mengambil jurusan desain.
Bagaimana bisa hidupnya bisa kembali seperti semula setelah luka dalam yang dia alami?
Di kampus, siang itu. Chloe baru saja keluar dari ruangan dosen pembimbingnya setelah dia dimarahi habis-habisan karena tugas akhirnya masih perlu revisi, bahkan dia harus magang terlebih dahulu untuk membuat tugas akhirnya agar lebih sempurna.
Hari Chloe bertambah sial saat dia menerima undangan pernikahan Jonathan dan Anna dari salah satu teman di kampusnya. Hati Chloe bertambah luka.
"Mereka akan menikah? Semudah itukah? Tanpa peduli perasaanku? Sial!" Chloe menatap tajam pada surat undangan, di mana ada foto Jonathan dan Anna yang terlihat mesra di sana.
"Chloe, sudahlah! Dari pada terus terpuruk seperti ini demi menangisi mereka yang sudah mengkhianatimu, bukankah lebih baik jika kita bersenang-senang malam ini?" ajak Elisa sambil merangkul bahu Chloe. Dia adalah salah satu teman baik Chloe juga. Tapi hubungan mereka, tidak sedekat hubungan Chloe dan Anna.
"Aku tidak mau." Wanita itu menolak ajakan Elisa yang memang suka pergi ke klub malam dan banyak menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Contohnya, one night stand bersama seorang pria meski baru dikenalnya.
"Ayolah, aku punya informasi penting untukmu!" bisik Elisa yang membuat Chloe tertarik. Informasi yang dibisikkan oleh Elisa, membuat Chloe tidak bisa menolak ajakannya.
***
Di klub Diamond, nama salah satu klub malam ternama di negara itu, terlihat seorang wanita cantik mengenakan dress selutut berwarna merah tanpa lengan. Rambutnya diikat satu hingga menunjukkan leher jenjangnya yang indah. Dia berdiri di depan klub malam itu.
"Ke mana Elisa? Katanya dia sudah sampai duluan." Chloe menghembuskan nafasnya berat. "Terus di mana dia?" Chloe bertanya-tanya keberadaan temannya yang tak terlihat saat dia sudah berada di depan tempat itu.
Akhirnya, dia pun masuk lebih dulu ke dalam tempat hiburan malam itu. Dia mendengar suara dentuman musik yang keras juga melihat banyak orang sedang menikmati musik itu dengan berjoget sambil minum-minum. Namun, Chloe lebih memilih duduk di dekat bartender dan memesan minuman di sana.
Tidak tanggung-tanggung, Chloe menenggak beberapa gelas sekaligus tanpa memikirkan akibat dari tindakannya itu.
"Sialan kalian! Jonathan Rizz dan Anna Hanson, kalian sungguh b******k!" seru Chloe meluapkan emosinya. "Kalian mau menikah, hah? Ya, menikah sajalah. Jalang dan b******n memang sangat cocok!" teriak Chloe dengan suara lantang hingga beberapa orang yang berada di dekatnya mendengar suara cempreng wanita itu.
Tanpa dia sadari, seorang pria tampan duduk tak jauh darinya tengah memperhatikannya.
Dia pun mendekati Chloe dan duduk di kursi kosong yang ada di sampingnya.
"Hai, Nona, boleh kutemani minum?"
Bersambung...