"Pelangi lepaskan tanganmu dari rambut Clarissa!" Titah Langit akhirnya dengan suara dingin, yang sudah sedikit puas melihat penderitaan wanita itu akibat ulah istrinya. Langit sungguh tak menyangka kalau istrinya juga akan seberani itu, kelakuannya sudah seperti preman saja. Dengan kepala yang tertunduk, Pelangi meremas-remas ujung pakaiannya. Ia tidak berani menatap pria yang kini duduk di hadapannya. Semangat empat lima yang sudah berkobar di dalam dadanya, langsung lenyap seketika saat melihat wajah tuan Langit yang terlihat marah kepadanya. "Duduk." Titah Langit. "Apa kamu menguping pembicaraan kami?" Tanya Langit, dengan tatapan tajamnya. "Dan lepaskan masker serta kacamata mu itu!" Lanjutnya lagi. Sementara Clarissa kini berlari dan duduk di samping Langit untuk mencari tempat pe