Karma

3037 Words
    Darka tampak berkonsentrasi dengan semua pekerjaannya. Beberapa hari ini, Darka terlalu tidak fokus dengan pekerjaannya, karena masalah Tiara dan perjodohan yang terasa sangat tidak masuk akal bagi Darka. Namun, sekarang Darka tidak bisa melakukan hal itu. Ia harus benar-benar fokus mengerjakan semua tugasnya, karena perusahaan memang akan membuat sebuah proyek baru yang tentu saja berskala besar dan perlu konsentrasi penuh. Ia sebagai seorang pemimpin perusahaan tentu saja harus ekstra mencurahkan perhatian dan konsentrasinya, agar tidak melepaskan kesempatan yang sudah berada di depan matanya. Tentu saja, Darka juga ingin membuktikan pada kedua orang tuanya, jika dirinya adalah pria yang memiliki kemampuan dan patut untuk diakui.     Namun, saat dirinya berkonsentrasi tersebut, seseorang membuka pintu dan masuk begitu saja ke dalam ruangan presdir yang tak lain adalah ruang kerja pribadi Darka. Jika saja Darka tidak mengenal orang tersebut, atau hubungannya dengan orang itu sama sekali tidak dekat, sudah dipastikan jika asbak yang berada di sudut meja kerjanya sudah melayang saat itu juga. Darka menghela napas dan mengendorkan simpul dasi yang ia kenakan. Pria berbahu lebar tersebut bersandar dengan nyaman pada sandaran kursi kerjanya sembari menatap sosok pria yang kini duduk di sofa yang tepat berhadapan dengannya.     “Ada apa tiba-tiba datang ke mari, Jarvis?” tanya Darka pada sosok pria yang juga mengenakan setelan jas kerja mewah tersebut.     Jarvis mencibir pertanyaan yang ia terima dari Darka sebelum menjawab, “Ei, aku datang untuk mengucapkan selamat atas pertunanganmu. Selain itu, aku juga ingin melayangkan protes. Kenapa aku tidak mendapatkan undangan untuk menghadiri salah satu acara penting dalam hidupmu itu? Apa menurutmu, hubungan kita tidak sedekat itu, untuk aku hadir dalam acara penting seperti itu?”     Jarvis sendiri adalah sahabat dekat Darka. Bisa dibilang, Darka, Bayu dan Jarvis adalah tiga sekawan. Mereka terus bersama-sama dari masa kuliah hingga saat ini sudah bekerja dan memiliki kehidupan yang mapan. Ketiganya memiliki banyak kemiripan hingga membuat mereka bisa berteman cukup lama. Mungkin, hanya Bayu saja yang agak berbeda. Sejak dulu, Bayu sama sekali tidak senang bermain dengan wanita. Ia tidak mudah tergoda. Bahkan jika ada wanita yang telanjang bulat di hadapannya sekali pun, Bayu sama sekali tidak akan dengan mudahnya tergoda untuk menyerang perempuan itu.     Bayu tipe orang yang setia. Bahkan, Bayu saat ini sudah bertunangan dengan gadis yang menjadi cinta pertamanya. Sekali jatuh cinta, Bayu sama sekali tidak akan menggerakkan hati dan pandangannya pada perempuan mana pun, kecuali perempuan yang memang sudah ada di hatinya. Ya, wanita itu tak lain adalah Sulis. Jarvis dan Darka sendiri tidak menyangka jika Bayu dengan begitu mudahnya jatuh cinta pada Sulis dan dengan mantap menyatakan jika dirinya serius pada Sulis. Bayu bahkan tidak membuang waktu untuk mengikat Sulis sebagai tunangannya. Hanya saja, karena Sulis yang masih kuliah, Bayu tidak bisa segera menikah gadis itu. Bayu harus bersabar hingga ssatu tahun lagi, untuk meminang sang pujaan hati yang sudah lulus dan mendapatkan gelarnya sebagai seorang desainer.     “Aku tidak mengundangmu, karena acara itu sama sekali tidak perlu kamu hadiri. Itu acara yang benar-benar tidak penting, aku sendiri bahkan malas untuk menghadirinya,” jawab Darka setengah kesal dengan apa yang tengah ia pikirkan saat ini.     Jarvis yang mendengar hal tersebut spontan saja mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Ia memikirkan sesuatu sebelum menyimpulkan, “Jangan bilang jika kamu di—”     “Benar, aku dijodohkan oleh mamaku,” potong Darka cepat dan membuat Jarvis yang mendengarnya dengan spontan tertawa terbahak-bahak.     Bayu yang masuk dengan membawa minuman, melirik Jarvis dan berkomentar, “Jangan tertawa seperti itu, atau yang lain akan berpikir jika ada orang gila yang masuk ke dalam perusahaan ini.”     Jarvis yang mendengar komentar tersebut barang tentu menghentikan tawanya dan menatap kesal pada Bayu. “Sebaiknya perbaiki dulu ekspresi wajahmu, sebelum mengomentari orang lain,” ucap Jarvis sinis.     “Memangnya ada apa dengan wajahku? Aku rasa wajahku masih tampan seperti biasanya,” jawab Bayu dengan nada menjengkelkan.     Rasanya, Bayu sama sekali tidak merasa jika wajahnya sama sekali tidak ada masalah apa pun. Ia juga tidak mengatakan sesuatu yang menjengkelkan atau menyinggung, jadi rasanya ia tidak perlu merasa rendah hati ata merasa buruk atas apa yang sudah ia katakan. Sayangnya, apa yang dirasakan oleh Darka dan Jarvis sebaliknya. Apa yang dikatakan dan ekspresi yang diperlihatkan oleh Bayu saat ini benar-benar menjengkelkan. Rasanya, Jarvis dan Darka ingin membuat Bayu tenggelam di lautan, atau membuat Bayu digoda oleh para waria yang memang banyak menggandrungi Bayu. Sepertinya, ide itu sungguh menarik. Mungkin, Jarvis dan Darka bisa melakukan hal itu di waktu luang nanti.     “Apa kamu tidak tahu? Wajahmu itu seperti tembok, selalu saja tanpa ekspresi. Jangan pasang wajah seperti itu lagi. Bisa-bisa ada orang yang menganggap perusahaan ini aneh, karena ada tembok yang bisa berjalan,” cemooh Jarvis dengan nada yang tak kalah menjengkelkan.     Saat itulah, Darka tidak menahan diri untuk masuk ke dalam pembicaraan dan berkomentar, “Ayolah, sesama orang aneh jangan saling mencela. Atau kalian akan membuat solidaritas sesama orang aneh akan menjadi retak.”     Jarvis yang mendengar hal tersebut tidak terima. “Siapa yang lebih aneh, aku yang tertawa seperti orang gila, atau pria yang takut untuk menikah?” tanya Jarvis sangat mengena bagi Darka.     “Hei, memangnya siapa yang mengatakan jika aku takut menikah? Aku hanya mencintai kebebasan. Karena itulah, aku sama sekali tidak suka terikat dengan seorang wanita saja. Bukankah kamu sendiri tau seberapa menyenangkannya berganti-ganti wanita ketika dirimu merasa bosan?” tanya Darka sengit. Namun, pertanyaan tersebut memang disetujui oleh Jarvis. Karena itulah, Jarvis sama sekali tidak membantah.     “Ya, ya aku memang tidak bisa mengelak dengan apa yang kamu katakan itu. Aku memang merasakan kesenangan yang sama dengan apa yang kamu rasakan. Hanya saja, aku penasaran, bukankah selama ini mama dan papamu sudah tahu tingkah bejatmu? Lalu kenapa mereka baru melakukan hal ini? Lagi, kenapa kamu mau untuk bertunangan dengan perempuan pilihan mereka?” tanya Jarvis pada akhirnya.     “Aku tidak mengerti. Mungkin, mereka sudah tidak tahan dengan apa yang aku lakukan. Masalah aku yang menerima pertunangan ini, tentu saja aku tidak menerimanya dengan senang hati. Aku melakukannya secara terpaksa karena Mama dan Papa memblokir semua fasilitas keuangan yang aku miliki. Namun, setelah ini aku tidak akan lagi bisa diancam mengenai masalah itu lagi. Aku sudah mengalihkan beberapa kartu debit dan kartu atm untuk sepenuhnya hanya bisa aku akses,” ucap Darka dengan penuh percaya diri.     Jarvis yang mendengarnya mengernyitkan keningnya dalam-dalam. “Bukankah calon istrimu itu sangat manis? Jika aku jadi dirimu, pasti aku merasa sangat beruntung karena kedua orang tuaku memilihkan perempuan seperti itu untukku,” ucap Jarvis jujur. Sebelumnya, Jarvis tentu saja sudah mengetahu rupa dari tunangan sahabatnya ini, dan tentunya menurut Jarvis sendiri sosok Tiara manis serta cantik dengan pesona lembut yang ia miliki. Menurutnya, Tiara cocok bersanding dengan Darka yang juga memiliki rupa yang rupawan.     Namun, sepertinya Darka tidak sependapat dengan Jarvis. Terlihat dengan ekspresi yang tengah dipasang oleh Darka tersebut. Darka mendengkus kasar dan berkata, “Dia sama sekali bukan levelku, dan bukan seleraku. Tentu saja, aku tidak senang dengan pertunangan ini. Namun, rasanya tidak rugi juga aku terikat dengannya, toh aka nada hal bisa aku terima saat aku berhasil menikah dengannya.”     Bayu yang mendengar hal tersebut dan menoleh pada Jarvis. “Sepertinya, aku salah. Kamu bukan orang paling aneh yang aku kenal. Pria di sana itu yang paling aneh,” ucap Bayu.     Jarvis yang mendengarnya tentu saja ikut mengangguk. “Aneh dan bodoh. Bagaimana mungkin ia tidak senang jika akan menikah dengan wanita manis seperti tunangannya itu?” tanya Jarvis menambahkan.     Darka yang mendengar hal tersebut menipiskan bibirnya. “Apa kalian ingin mendapatkan pengalaman dihantam oleh sebuah asbak kristal? Aku yakin, itu akan menjadi kenangan yang tidak akan terlupakan oleh kalian. Jika ingin, aku dengan senang hati akan memberikan pengalaman itu untuk kalian tanpa meminta imbalan apa pun,” ucap Darka sinis.     Namun, Bayu dan Jarvis tampak tidak peduli dengan apa yang diancamkan oleh Darka. Keduanya masih saja sibuk mengomentari tingkah Darka, yang tentu saja membuat telinga Darka yang mendengarnya panas bukan main. Ayolah, keduanya membicarakan keburukan Darka tepat di hadapannya. Jika saja, keduanya memang bukan sahabatnya dan tidak memiliki hubungan sedekat ini dengannya, Darka tidak akan berpikir dua kali untuk mematahkan leher mereka satu persatu. Untung saja, mereka memang mendapatkan label sahabat darinya.     Darka menghela napas panjang dan bersandar dengan nyaman sebelum mendengar perkataan Jarvis yang memantik rasa tertariknya. “Karena kamu sebentar lagi akan menikah, bagaimana kalau kita membuat pesta bujang? Ya, mungkin pesta itu bisa kamu laksanakan ketika sudah dekat pernikahanmu,” ucap Jarvis.     Darka menyeringai dan menggeleng. Ia mendapatkan ide cemerlang dari apa yang sudah dikatakan oleh Jarvis. Jika sudah seperti ini, tentu saja Darka tidak akan tinggal diam. Darka akan melakukan sesuatu yang sangat menarik, untuk menggant hari-harinya yang sebelumnya sangat tersiksa karena kekangan kedua orang tuanya yang membuatnya tidak bisa menggunakan banyak fasilitas mewah. “Pesta bujang kedengarannya sama sekali tidak buruk. Kalau begitu mari kita buat pesat bujang. Tapi, bukan untuk satu kali. Mari kita buat pesta itu dari mulai malam ini. Setiap malam, hingga nanti aku menikah, mari kita buat pesta bujang yang menyenangkan di club malam langganan kita!” seru Darka antusias.     Jarvis yang mendengar hal tersebut tentunya merasa senang-senang saja. Toh, dirinya akan ditraktir minum dan bisa bersenang-senang dengan wanitanya. Ia juga sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama para sahabatnya karena kesibukan mereka masing-masing. Namun, hal itu berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Bayu saat ini. Pria satu itu menghela napas panjang sebelum menatap Jarvis dan berkata, “Padahal, orang lain sudah susah payah mengunci buaya di kandangnya. Tapi kamu? Kamu malah mengeluarkan buaya itu lagi. Hah, mau tidak mau, aku harus ikut dalam pesta ini. Aku tidak mau ada hal buruk yang terjadi.”     Jarvis yang mendengarnya mencibir, “Jika ingin ikut, katakan saja. Tidak perlu memakai alasan ini itu, dasar menyebalkan. Kenapa semakin lama, aku semakin melihat dirimu mirip dengan kekasihmu itu?”     “Sulis tidak menyebalkan. Dia manis dan memesona dengan caranya sendiri,” elak Bayu membuat Jarvis dan Darka kembali mencibir serta merasa muak dengan apa yang dikatakan oleh Bayu.     “Dia bukan menyebalkan, tapi menjijikan karena menjadi b***k cinta kekasihnya.”       * * *           Musik yang berdentum kuat menyambut Darka dan kedua sahabatnya. Ketiganya memang baru saja tiba di sebuah club malam mewah yang tersedia secara terbatas. Hanya ada beberapa orang saja yang memang memiliki akses bebas untuk datang kapan pun ke sana. Selebihnya siapa pun yang ingin menikmati waktu mereka di sana, walaupun hanya sekedar minum segelas bir, mereka harus mendaftar dan menyewa kursi. Tentu saja itu sangat tidak praktis, tetapi masih saja banyak dari kalangan atas yang merasa lebih nyaman dan menyenangkan saat mereka menghabiskan waktu di sana. Ada sebuah kepuasan bagi para orang itu ketika menikmati waktu di tempat yang berkelas seperti itu. Walaupun terasa merepotkan, tetapi mereka tetap menikmati sensasi membuang-buang uang tersebut dengan senang hati.     Untuk Darka sendiri, ia sudah lama menjadi pelanggan di sana. Ia bahkan memiliki akses tanpa batas untuk berkunjung ke club malam tersebut, hingga dirinya memang sering menghabiskan waktunya di sana entah bersama para sahabatnya atau dengan para wanita yang hanya singgah dalam kehidupan seksualnya. Pemilik club juga sudah sangat mengenal Darka yang menjadi pelanggan nomor satu yang sangat loyal dalam menghabiskan uangnya di club tersebut. Selain menggunakan uangnya untuk menyewa wanita dan memberli berbagai minuman berakohol yang berharga fantastis, Darka juga terkenal sering memberik tip yang cukup besar bagi para pelayan yang menyajikan minuman untuknya. Kini, Darka dan yang lainnya segera melangkah menuju ruangan VIP yang memungkinkan mereka bisa menikmati waktu tanpa terganggung oleh siapa pun. Ketiganya memang pria populer, jika mereka menikmati waktu di area bebas, sudah dipastikan jika para wanita malam akan mengerubuti mereka seperti semut yang menemukan gula.     Darka menghela napas dan duduk dengan nyaman di sofa. Tentu saja, Bayu dan Jarvis melakukan hal yang sama. Tak berapa lama, beberapa wanita datang dan menyajikan minuman serta camilan yang memang menjadi salah satu service bagi pelanggan VIP. Setelah itu, semua wanita yang berpakaian seksi itu segera ke luar. Namun, tak lama ada dua orang wanita yang datang. Keduanya tidak kalah seksi dengan para wanita yang sebelumnya datang. Keduanya tak lain adalah Vanesa dan yang satunya lagi Amel, kekasih dari Jarvis. Kekasih untuk beberapa hari ini. Kedua wanita tersebut segera beranjak pada kekasih masing-masing mereka dan memberikan kecupan pada para pria. Sayangnya, kecupan singkat tersebut malah disambut dengan ganas oleh Darka dan Jarvis. Kedua pasangan itu berciuman dengan panasnya, seolah-olah jika tidak ada Bayu di sana.     Namun, Bayu sendiri sama sekali tidak terganggu. Sejak awal, Bayu memang sudah mengetahui watak kedua sahabatnya ini. Meskipun mereka menyebut ini pesta bujang yang memang harusnya dihadiri oleh para pria saja, mereka pasti tetap akan mengundang wanita-wanita simpanan mereka. Hanya saja, Bayu memang sengaja untuk ikut. Ia harus bertugas untuk menjaga Darka tidak lagi melanggar batasan yang sudah ditetapkan oleh kedua orang tuanya. Jika sampai Darka melewati batas itu, sudah dipastikan jika hal itu akan berimbas juga pada Bayu sebagai bawahannya. Bisa-bisa, Puti dan Nazhan akan memecat Bayu, karena tidak senang dan puas dengan kinerjanya sebagai asisten pribadi Darka. Padahal, sebelumnya tuan dan nyonya besarnya sudah memberikan peringatan padanya untuk memperhatikan gerak gerik Darka terlebih sebelum pernikahan Darka berlangsung.     Ikut dalam acara pesta bujang ini sama sekali tidak merugikan bagi Bayu. Setidaknya, Bayu malah bisa menikmati waktu istirahatnya dengan meminum alkohol yang sudah lama tidak dinikmati olehnya. Lagi pula, Bayu sendiri bukan pria yang mudah terpantik gairahnya. Ia tidak akan merasa b*******h walaupun dirinya melihat seorang wanita seksi melepas seluruh pakaiannya di hadapannya. Jadi, baginya sangat aman bahwa dirinya datang ke club untuk mengawasi tindakan Darka dan Jarvis yang biasanya sering ke luar batas.     “Kamu sangat cantik malam ini, Sayang. Kamu juga terlihat sangat seksi daripada sebelumnya. Aku jadi penasaran apa yang kamu lakukan, sampai berubah seperti ini,” puji Jarvis pada wanita yang kini duduk di atas pahanya itu. Jarvis mengerling penuh goda pada wanita yang terkekeh dengan manjanya dan segera mengalungkan kedua tangannya yang lembut pada leher Jarvis. Amel tentu senang dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Jarvis tersebut. Sudah lama dirinya tidak berhadapan dengan Jarvis yang bertingkah seperti ini..     Jangan heran dengan tingkah Jarvis itu. Jarvis dan Darka memang sebelas dua belas. Keduanya sama-sama pecinta kebebasan dan pecinta wanita. Mungkin, kesamaan itulah yang menjadi salah satu alasan bagi Jarvis dan Darka untuk berteman akrab seperti saat ini. Amel yang mendengar pujian Jarvis terkekeh dengan manjanya, dan mengeratkan kalungan kedua tangannya yang putih serta mulus pada leher Jarvis. “Tentu saja karena kamu memanjakanku dengan semua hadiah yang kamu berikan. Mana mungkin, setelah semua hadiah yang kamu berikan itu, aku tidak berusaha untuk semakin seksi untukmu?” tanya Amel dengan nada genit.     Sementara itu, Darka dan Vanesa masih saja berciuman. Ciuman mereka dari waktu ke waktu semakin panas dan b*******h. Keduanya seakan-akan melupakan waktu dan di mana mereka berada saat ini. Mungkin, beberapa menit lagi, ciuman itu akan berubah menjadi aksi saling membuka baju, dan lebih dari itu. Untungnya, sebelum hal itu terjadi, suara pintu yang terbuka dengan kasar, mengejutkan semua orang termasuk bagi Darka dan Vanesa. Semua orang mengarahkan pandangannya pada sumber suara dan melihat sosok perempuan anggun yang tampak menyipitkan matanya tajam pada Bayu.     “Kak Bayu, Kakak melupakan janji Kakak pada Sulis, ya?” tanya perempuan yang memang bernama Sulis tersebut dengan mata memicing tajam. Bayu yang mendengar pertanyaan tersebut kesulitan menelan ludahnya. Ini bencana baginya. Sulis adalah kekasih Bayu. Keduanya sudah berpacaran sekitar tiga tahun, dan kini keduanya sudah sepakat untuk melangkah pada jenjang yang lebih serius. Hal itu terjadi, karena keduanya memang sudah saling mengenalkan keluarga mereka, dan mendapatkan restu dari mereka. Tentu saja, keduanya sama sekali tidak berpikir untuk kembali melanjutkan hubungan mereka yang itu-itu saja, dan memilih untuk melangkah pada jenjang yang lebih serius. Tinggal menunggu waktu satu tahun lagi, di mana Sulis mendapatkan gelar dan dirinya bisa menikah dengan Bayu sang kekasih.     Bayu berdeham dan baru saja akan menjawab pertanyaan kekasihnya, sebelum Sulis mengangkat tangannya memberikan isyarat pada Bayu untuk tidak mengatakan apa pun padanya. “Diam!” desi Sulis sebelum menatap Darka dan Jarvis yang masing-masing memangku seorang wanita berpakaian seksi dan berias tebal. Sulis yang melihat hal tersebut menyeringai sinis.     “Kak Bayu, aku benar-benar tidak suka kalau Kakak bergaul dengan mereka. Apalagi sampai Kakak datang ke tempat seperti ini. Lihatlah, seberapa tidak tahu malu mereka,” ucap Sulis tajam yang jelas membuat Vania dan Amel yang mendengarnya merasa begitu tersinggung. Sementara itu, Darka dan Jarvis sendiri sudah tidak merasa aneh dengan apa yang dikatakan oleh Sulis tersebut. Tentu saja, keduanya sudah sangat mengenal Sulis yang memang tidak menyukai mereka sejak dulu. Penyebab rasa tidak senang Sulis pada mereka tentunya sudah jelas, karena Sulis mengetahui gaya hidup mereka.     “Apa hakmu mengatakan hal seperti itu pada kami?” tanya Amel.     “Kamu bukan siapa-siapa dan kamu tidak berhak berkomentar seperti itu,” tambah Vania dengan nada tajam.     Sulis menatap Vania dan Amel. “Ah, kalian tersinggung? Aku sedang berbicara dengan pacarku, lalu kalian tersinggung karena mendengar hal tersebut? Itu artinya, kalian memang merasa sudah melakukan hal yang memalukan,” ucap Sulis tak kalah tajam yang sukses membuat Vania dan Amel semakin geram saja.     Merasa jika situasi sudah memanas, saat itulah Darka berkata, “Sudahlah, Sulis. Kenapa kamu malah mengacaukan acara menyenangkan ini. Lebih baik kamu duduk dan mengikuti pesta bujang ini. Aku yang membayar, jadi kamu tidak perlu cemas.”     Sulis melipat kedua tangannya di depan d**a dan sepenuhnya menatap Darka. “Sayangnya, aku tidak berniat untuk menghabiskan waktu dengan para wanita tidak tahu malu ini. Aku akan segera pergi, setelah aku mengatakan hal penting padamu,” ucap Sulis.     Darka mengernyitkan keningnya. Ia penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Sulis padanya. “Memangnya, apa yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Darka.     “Aku hanya ingin mengingatkan, sebentar lagi kamu akan menikah. Kamu akan memiliki istri yang harus kamu jaga perasaan dan hidupnya. Karena itulah, seharusnya sejak saat ini kamu meninggalkan semua gaya hidup tidak sehatmu. Tentu saja juga harus meninggalkan para wanita tidak tahu malu yang selama ini merongrong seperti lintah padamu.”     Darka yang mendengar hal tersebut tertawa keras. “Untuk apa aku melakukan semua hal itu? Aku akan melakukan apa pun yang aku suka, karena aku adalah pecinta kebebasan. Aku tidak peduli dengan apa pun itu,” ucap Darka.     Sulis mengangguk singkat sebelum berkata, “Lakukan saja. Tapi ingat, jika di dunia ini ada yang namanya karma. Mungkin saja, jika kamu terus melakukan hal ini dan melukai hati istrimu, ada hal besar yang perlu kamu bayar.”     Darka terlihat menampilkan ekspresi konyol dan bertanya, “Contohnya?”     Sulis melirik pada selangkahanya Darka dan dengan ringan menjawab, “Mungkin saja, adikmu itu tidak akan bisa terbangun kecuali saat berhadapan dengan istrimu. Ah, membayangkan hal itu, sepertinya akan sangat lucu. Kamu tidak akan lagi bisa menjadi pria bebas Darka. Jujur saja, aku menunggu saat-saat itu tiba.”     Ucapan Sulis tersebut sungguh membuat Darka jengkel. Darka berniat untuk mengungkapkan kekesalannya, tetapi Sulis sudah lebih dulu berpaling dan menatap Bayu. “Kakak masih mau di sana?” tanya Sulis.     Tentu saja Bayu dengan cepat menggeleng, karena tahu jika kekasihnya itu sudah sangat marah saat ini. “Kalau begitu, ayo pulang,” ucap Sulis sembari berbalik pergi meninggalkan semua orang yang tercengang dengan semua yang telah ia katakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD