Kaivan benar-benar ingin menemui Rafel. Dia bahkan tidak segan mendatangi kamar hotel tempat Rafel menginap. Sementara itu Rafel sangat tidak keberatan dikunjungi oleh keponakannya. Ketika Kaivan sudah dipersilakan masuk oleh Rafel, keduanya tidak terlibat obrolan yang intens. Sifat pendiam Rafel masih tetap tidak berubah. Bahkan meski berbincang dengan keponakannya, Rafel masih sering kehabisan kata-kata dan pada akhirnya dia lebih memilih menjadi pendengar. “Aku dengar Om Rafel menjadi arsitek terkaya di Swiss. Banyak proyek bangunan besar di Swiss yang tidak hanya hasil karya Om Rafel, tetapi juga ikut dikendalikan proses pembangunannya. Benar begitu, Om?” “Kurang lebihnya begitu. Tapi saya rasa agak berlebihan pada bagian yang mengatakan bahwa saya adalah arsitek terkaya di Swiss.”