PAPA 47

1525 Words

Pintu dapur Tania tidak dikunci, Aryo pun mengendap-endap masuk. Rumah sudah sepi dan lampu sudah dimatikan semua. Dalam keadaan setengah tak melihat, hanya mengandalkan penerangan seadanya dari lampu teras yang menembus tirai jendela, Aryo mulai melangkah hati-hati agar jangan sampai menimbulkan suara. “Ampun dah, gelap banget. Tania pelit apa gimana sih? Seenggaknya nyalain kek lampu kamar mandi. Duh, abis ini kayaknya ada meja, apa kursi, ya?” Aryo melangkah hati-hati tapi tiba-tiba ada yang berkelebat di sisinya dan membuat dia terkejut lalu mengambil langkah terburu-buru hingga kakinya terantuk kaki meja. “SETAANNN!!!!” Aryo melihat ke dinding di mana dia melihat bayangan yang berkelebat. Lalu bunyi ckckckck! itu terdengar seolah mengejeknya. “Kaget gue, dasar cicak nggak ada akhla

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD