Aryo senyum-senyum sendiri di dalam ruangan kantornya mengingat kejadian pagi tadi. Saat terbangun, entah bagaimana ceritanya dia dan Tania sudah berada dalam satu bantal. Napas mereka pun bertemu. Sedangkan Dinda, dia bergelung di dekat kaki Aryo. Aryo bangun duluan. Memperhatikan wajah Tania yang begitu damai dalam tidurnya. Kulitnya seperti kulit bayi. Halus sekali. Aryo mengelus pipi Tania, dia diam saja. Mengusap bibir Tania, juga diam saja. Bahkan Aryo sempat mengecup bibirnya, Tania tetap diam saja. Dia manfaatkan momen itu untuk menikmati wajah bayi yang pulas di depannya. 'Kamu kalau lagi tidur cakep banget. Nanti kalau bangun kayak singa pms. Galak. Judes. Pelit senyum. Pantesan Dinda suka sama kamu, cuma kamu perempuan yang nggak ganjen kalau deket aku.' Aryo mengusap lagi bi