Ayana POV. "Ini kopinya pak." Tapi dia sedang tidur, dengan lengannya di letakan di atas matanya. Kaki panjangnya sebelah menjuntai ke lantai. Dia ini memiliki tubuh yang lebar dan tinggi, sehingga sofa itu tidak lah cukup untuknya. "Pak ...." Aku menyondong, membangunkannya. Aku takut kopinya dingin, sehingga beliau tidak bisa menikmatinya hangat hangat. "Pak kalau bapak tidur, saya pergi dulu ya. saya--" "Di sini saja!" Dia meraih tangan ku dan membuatku membelalakan kedua mata ini. "Saya sangat lelah, saya banyak masalah di kantor dan juga dengan mantan istri saya. Bolehkah saya bercerita sama kamu?" Aku mematung. Mana boleh ia menceritakan masalah pribadinya pada orang yang baru saja ia kenal. Aku ini baru saja beberapa bulan kerja di sini. Masa iya, dia mempercayai aku begit