Rumahku! "Tapi saya enggak punya rumah pak." Aku bahkan enggal pernah bermimpi untuk memiliki rumah sebesar ini. Bukan apa apa, aku hanya tahu diri saja, dan tidak mau mempermalukan diri ini. Ayolah semua orang pasti akan menyangkan bahwa aku ini gila atau apalah karena bermimpi memiliki rumah seperti itu, yang bahkan untuk sebuah kapal mainan pun aku enggak mau. Dia tersenyum lantas meletakan kunci di atas telapak tangan ini. "Ayo aja aku masuk ke dalamnya." ujar Pak Akbar. Aku masih saja mematung karena bingung dengan apa yang ia katakan. Namun setelah merasakan usapan di punggungku, maka aku pun segera memegang kunci rumah besar itu, lantas membukanya. Pemandangan pertama yang aku lihat adalah lampu hias rumah itu yang begitu megah. Sofa sofa empuk yang berjejer. lukisan lukisan