When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Jadi siapa dia?" Suara laki laki itu terdengar dingin. Aku mulai merasa bahwa dia memang enggak senang dengan apa yang ia baca barusan. "Dia teman kerjaku. " "Dia seorang berondong yang sangat menyukai kamu!" "Ayolah, kami hanya teman kerja." "Aku akan melihatnya nanti, seperti apa laki laki itu." Aku memilih diam, karena berbicara saat dia marah itu hanya akan membuat kami berdebat pada akhirnya. Dan aku enggak mau itu sampai terjadi. Aku enggak mau ada masalah diantara aku dan dia. Kami sampai di depan kosan ku. Rencananya kami memang akan mengosongkan kosan ku. Lexus LX warna silver yang kami kendarai akhirnya sampai di depan kosan ku. "Biarkan pintunya di buka Sopir saja!" Tangan ku di pegangnya, ketika aku hampir menggapai pintu. Berniat ingin segera keluar dari dalam mob