ZACH SI VAMPIR TAMPAN

1017 Words
*HAPPY READING* *** "Miki kau dengar suara itu?" "Iya kak, seperti ada sesuatu yang jatuh." Aku segera berlari ke sumber suara, dan melihat seekor burung gagak yang disebelahnya ada seorang pria seperti sedang jatuh tertelungkup, aku berjalan pelan mendekati pria itu yang sepertinya sedang kesakitan. "Awwwhhh..... Shittt. Kakak benar benar kejam menendangku sampai sejauh ini." "Siapa kau?" ucapku sambil mengacungkan pedang di leher pria itu yang sudah bangkit. Pria itu malah menatapku dan mengangkat sebelah alisnya. Seolah yang aku lakukan ini bukanlah sebuah ancaman baginya. "Seharusnya aku yang bertanya padamu, siapa kau kenapa gelombang energimu tidak terdeteksi," ucapnya heran. Aku menatapnya tajam dan terpaku di matanya yang juga menatapku, wajahnya yang tampan dan berkarisma, aku merasa ada sesuatu yang aneh di dalam diriku sebuah getaran yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. "Berhenti menatapku dan jawab pertanyaanku, siapa kau?" Akupun tergagap mendengar ucapannya. Aneh, kenapa aku merasa gugup. Pria itu malah tersenyum sinis padaku. "Tidak perlu gugup, aku tau aku tampan," ucapnya percaya diri. Aku langsung mendengus mendengarnya. "Aku Zara, dan ini Miki kami keturunan peri putih." "Kau... hanya seorang peri, aku bisa merasakan gelombang energi anak itu, tapi tidak dengan mu." "Entahlah, kau mahkluk ke sekian yang mengatakan itu." Pria itupun mengangkat bahunya seolah tidak perduli. "Namaku Zach." ZACH? "Kau mahkluk penghisap darah, kenapa kau disini? Apa kau sedang mencari mangsa," ucapku menatap tajam pada Zach. Pergerakan tubuhku sudah siap siaga. Zach malah tertawa menanggapi ucapanku. "Jika aku ingin mencari mangsa tidak perlu repot repot kesini, mangsaku sendirilah yang akan datang menemuiku," ucapnya dengan gayanya yang angkuh. Dia terlihat menyebalkan. "Lalu?" "Aku dikirim kesini untuk melakukan pengendalian diri, karna aku sudah berlebihan memangsa lebih dari peraturan para dewan kerajaan, jadi kakakku mengirimku kesini untuk memangsa darah hewan." "Jadi... kau di buang dari kerajaanmu?" "Heii, aku tidak di buang tapi dikirim ke sini." "Apakah dengan keadaanmu yang jatuh itu yang kau maksud dikirim, aku rasa kau baru saja di tendang," ucap ku menaikan sudut bibirku. Zach berdecak kesal karna semua yang ku katakan benar. Aku menyipitkan mata memperhatikan Zach penuh selidik. "Sudahlah jangan melihatku seperti itu. Begini saja berhubung aku tidak bisa mencium bau darahmu aku rasa kau bisa membantuku melakukan pengendalian diri, sebagai balasan nya aku akan menjaga kalian, bagaimana? bukankah ini sama seperti simbiosis mutualisme yang artinya kita bisa saling menguntungkan," ucap Zach mencoba mengajakku bekerja sama. "Apa kau pikir aku ini mahkluk lemah hingga harus di lindungi," ucapku sinis. Zach mengangkat sebelah alisnya dan menatapku dalam. Kemudian tersenyum miring yang membuatku malah menatap ngeri. "Kalau begitu lawanlah aku, jika kau bisa menjatuhkan tubuhku maka aku akan menuruti semua keinginanmu, tapi jika kau kalah maka kau harus mengikuti perintahku," ucap Zach tersenyum miring. "Apa kau takutt?" ucapnya lagi melihatku yang diam saja. Aku mendengus. "Kalau begitu bersiaplah untuk kalah," ucapku lalu mengangkat pedangku untuk menyerangnya, Zach pun tersenyum sinis, dia hanya mengelak tidak melawan sama sekali, aku terus mencoba menyerangnya tapi Zach dengan cepat menangkis tiap seranganku sampai aku kewalahan dan zach memanfaatkan itu dengan memerangkap tanganku sehingga aku membelakangi tubuhnya. "Apa kemampuan mu hanya sebatas itu kelinci kecil?" ucapnya di dekat telingaku yang membuat tubuhku merinding. Aku bisa merasakan nafasnya ditelingaku, yang terasa hangat. Dan hal itu cukup membuatku membeku. Zach membalikan tubuhku dan meniup anak rambut yang jatuh di dekat mataku, mata kami saling beradu membuatku benar benar terpaku dan terperangkap di dalam manik matanya. "Kau kalah, sekarang kau turuti saja kemauan ku," ucap Zach tersenyum senang. "Huuhhhff.... Baiklah, sekarang lepaskan aku Zach," Zach segera melepaskanku, aku memegang pergelangan tanganku yang masih terasa sakit karena cengkramannya yang kuat. "Bagaimana caramu mengendalikan diri kalau miki selalu bersamaku." "Kalau begitu, jangan biarkan anak itu jauh darimu," ucap Zach santai. "Dasar merepotkan" "Aku tidak merepotkan hanya saja kau yang kalah, kelinci kecil." Aku kaget mendengar nya Bagaimana bisa dia tau pikiranku? Aku menyipitkan mataku melihat nya. "Kau bisa membaca pikiran?" ucapku penuh selidik. "Bisa dibilang begitu." Aku membuang nafas kasar. *** "Kita mau kemana?" "Ke kerajaan Flourenc," ucapku pada Zach . "Flourenc? untuk apa kelinci ini ke wilayahku? "Untuk apa?" Tanya Zach lagi. "Mencari Rebecca Flourenc, aku ada urusan dengannya." Zach membuang muka malas mendengarnya, Zach di suruh pergi mengasingkan diri dulu oleh kakaknya itu malahan di ajak menemuinya bisa bisa di remukan semua tulang Zach oleh Becca. "Apa yang harus aku lakukan?" "Tunggu.... ini bukan jalan kesana!" Ucap Zach tiba tiba, akupun menoleh dan menghentikan langkahku. "Dari mana kau tau?" "Aku tau semua wilayah dimanapun, aku mahkluk penghisap darah terhebat disini," ucap Zach sombong. "Tapi aku lihat jalannya dari mulut miki, ini jalan yg tepat." "Ck...bisa-bisanya kau percaya pada anak kecil." Aku bersidekap memperhatikan gerak gerik Zach terlihat seperti orang yang sedang gelisah. Begitu mencurigakan. Apa dia pantas dipercaya? Awas saja jika pria ini berbohong akanku patah kan tulang nya, gumamku yang tentunya di ketahui Zach. "Kenapa semua wanita suka mematahkan tulang, mengerikan," ucap Zach bergidik ngeri. Karna Miki takut dengan Zach, Miki tidak berani membantah, miki mengikuti yang di katakan Zach meskipun miki tau itu bukan jalan yg benar dan banyak bahaya disana tapi Miki tidak bisa melakukan apapun. Dia hanya pasrah dan berlindung dibelakang tubuh Zara. *** "Apa kau yakin ini jalannya? " tanyaku pada Zach karna merasa tidak ada tanda tanda menuju jalan ke arah kerajaan. Dan aku semakin curiga. "tentu," ucap Zach santai. "Miki, apa kau lelah?" Miki hanya mengangguk terus berada di sampingku tidak ingin mendekati Zach sama sekali. "Baiklah, kita istirahat dulu disini." "Heyy, kenapa jadi kau yang memerintahku?" ucap Zach tiba- tiba. Aku hanya mengangkat bahu tidak peduli dengan ocehannya dan segera duduk meregangkan semua otot-otot kakiku. Zach menghela nafas dan ikut duduk bersama kami. "Katakan padaku dari mana asalmu, siapa orang tuamu, dan kenapa kau mencari Becca?" tanya Zach bertubi-tubi padaku. Aku tahu dia masih penasaran denganku. "Untuk apa kau tau?" "Aku hanya bertanya.... siapa tau ayahmu adalah musuhku," ucap Zach santai. Namun aku yakin tatapannya itu penuh selidik terhadapku. Jadi mau tidak mau aku harus menjelaskannya. Aku memperhatikan Zach yang duduk di depanku. "Baiklah akan ku ceritakan." ** TO BE CONTINUE..... TERIMAKASIH SUDAH MENYIMAK CERITA INI DENGAN BAIK. JIKA SUKA JANGAN LUPA TAP LOVE NYA YA. TERIMAKASIH
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD