VAMPIR SANGAT MAHKUK MENGERIKAN

1392 Words
*HAPPY READING* "Miki, kita memang tidak punya orang tua. Tapi kita tidak boleh lemah, kau akan menjadi pria tangguh nantinya," Aku bukan hanya menyemangati Miki, tapi juga diriku sendiri. Kami melalui perjalanan cukup panjang. Melewati arus sungai yang deras, jika lengah sedikit saja maka kami akan terbawa arus. Kami memang peri, tapi bukan berarti kami bisa terbang. Kami dikatakan peri karna kami memiliki sihir murni di dalam diri kami masing-masing dan punya kemampuan masing masing juga. Sayangnya sampai saat ini bahkan aku tidak memiliki kemampuan apapun. Aku sendiri heran dengan kenyataan itu. Padahal orang tua dan nenek buyut leluhurku sangatlah hebat. "Kakak, kau bukan tidak memiliki sihir, aku bisa melihat sesuatu di dalam dirimu yang berbeda. Aku rasa sihirmu akan keluar saat kau membutuhkannya nanti." Mendengar itu aku langsung menatap Miki. "Miki dari mana kau tau? Aku sendiri bahkan tidak yakin dengan diriku." "Entahlah, aku hanya melihat dari bola mata kakak seperti ada api kecil," Miki menunjuk bola mataku. Ya, ayahku juga mengagumi api kecil yang ada dimataku. Tapi ayah sendiri tidak tahu apa fungsinya. Anak ini terlihat polos tapi kemampuannya luar biasa. Aku jadi semakin penasaran dengannya. Jangan-jangan dia juga memiliki sihir yang hebat. "Apa kau juga bisa membaca pikiran?" "Untuk itu aku tidak bisa, tapi aku bisa merasakan sesuatu yang buruk. Semacam insting." "Wahh Miki kau sangatt hebat, aku sangat beruntung bisa bertemu denganmu." Aku mengacak rambut Miki karena gemas dengan keluguannya. "Kakak, aku rasa kita memang sudah di takdirkan bertemu. Sebelum aku bertemu dengan mu, kakak selalu hadir di mimpiku seperti seorang penolong. Mungkin saat ini aku membantu kakak, tapi suatu hari nanti kakaklah yang akan membantuku." "Miki, aku akan selalu bersamamu, aku akan melindungimu dan menjagamu, sekarang kau punya aku. Mulai sekarang kita adalah keluarga," Aku tersenyum memegang pundak Miki. "Terimakasih kak." "Sama sama. Sekarang ayo kita cari makan, pasti kau lapar." *** Saat kami sedang menyantap ikan hasil buruan kami tiba-tiba ada kabut tebal seperti asap berwarna hitam. Aura disana juga berubah mencekam. Aku langsung bangkit dan memegang erat pedangku, aku harus siap jika tiba-tiba ada mahkluk penghisap darah yang akan menyerang kami. Di situasi seperti ini, aku sangat yakin mahkluk penghisap darah lah yang akan datang. Well, seperti diperlihatkan di dalam film, vampir adalah jenis makhluk mengerikan dengan taring yang panjang, yang biasanya digunakan untuk menghisap darah dari makhluk hidup lain, seperti hewan atau manusia. Vampir adalah setan penghisap darah paling kejam yang hanya akan muncul ke dunia. Fakta paling menyeramkan, ia akan menghisap seluruh darah di dalam tubuh manusia sampai tetes terakhir. Bahkan katanya ia juga akan memakan nyawanya. Ada juga yang mengatakan kalau makhluk ini terlahir dalam wujud bayi dan tiba-tiba berubah menjadi setan dan memakan manusia. Makhluk vampir wanita ini juga salah satu vampir terseram di dunia. Penanggalan berwujud seperti wanita di siang hari dan beraktivitas seperti biasa sehingga tidak menimbulkan kecurigaan pada orang-orang di sekitarnya. Tetapi di malam hari, kepalanya akan terbang meninggalkan tubuhnya untuk menghisap darah korbannya. Di malam hari wujudnya sangat seram, hanya kepala dan organ tubuhnya saja yang melayang-layang. Makhluk menyeramkan ini juga salah satu jenis vampir yang paling seram di dunia. Ia tak hanya menghisap darah manusia, tetapi ia juga akan mengambil otak dan usus manusia. Usus tersebut sebelum dimakan akan dijadikan turban di kepalanya dan dipakai menakut-nakuti manusia lain. Otaknya kemudian dimakan dan seluruh darah di tubuhnya dikuras sampai habis. Namun didimensi ini tak sedikit pula Vampire yang memiliki wujud tampan dan rupawan. Banyak penyihir yang tergila-gila. Padahal itu hanya perwujudan ilusi saja. Mengingat begitu besar dan hebatnya mereka. Dan itu pertanda mereka adalah mahkuk kegelapan yang paling kuat. "Sepertinya akan ada mahkluk yang datang." Kabut itu pun semakin tebal dan mendekat ke arah kami. Bahkan aku yakin Miki juga bisa merasakan hal yang sama. Dan benar saja. Setelah kabut itu pudar. Tiba-tiba munculah dua sosok perempuan berambut pirang dengan taring yang tajam. Wanita itu nampak pucat seperti mayat hidup. Mereka tertawa sinis melihatku. "Sepertinya para peri sedang menyantap makanannya, bagaimana setelah itu kita yang menyantap darah mereka aku sudah sangat hauss. Tapi tunggu dulu... Kenapa aku hanya bisa mencium bau darah anak itu, sedangkana peri yang satu ini tidak tercium sama sekali bau darahnya? bahkan gelombang energinya tidak terdeteksi olehku?" ucap salah satu mahkluk itu. "Kalian mahkluk penghisap darah menjijikan, enyah dari hadapanku!" "Hahahahah... beraninya kau mengusir kami memangnya apa yang bisa kau lakukan? kalian hanya para peri lemah!" "Kak Caroline aku ingin menyantap darah anak itu, aku sudah tidak tahan lagi..." Rengek Catie seperti anjing yang kelaparan. Tatapannya siap menerkam mangsanya kapanpun. "Lakukanlah adikku sayang, anak itu milikmu, dan wanita ini akan menjadi santapanku," ucap Caroline dengan seringai jahatnya. Sikap angkuh mahkluk itu membuat Zara mendengus. "Hanya dalam mimpimu mahkluk jelek!" Aku berucap tidak kalah sinis. Menunjukkan pada mereka, bahwa tidak semua peri itu lemah. Mahkluk itupun menyerangku dengan kecepatan dua kali lipat dariku. Aku hampir tidak bisa mengimbangi serangannya. Beruntung, aku berhasil membuat Caroline terpental akibat tendanganku. Mataku melirik kearah Caty yang ingin menarik Miki. Aku segera mengejarnya dan menusukan pedangku. Beruntung, seranganku tepat mengenai punggungnya dan racun dari pedangku segera menyebar ke tubuhnya. Dan dalam hitungan detik Caty mati dan berubah menjadi abu. Caroline berteriak histeris melihat adiknya mati dan menatapku penuh kebencian, tanpa menunggu lama Carol pun langsung menyerangku lagi. Carol menarik kasar tubuhku dan menghempaskannya. Tubuhku ambruk dan pedangku terpental jauh dari jangkauanku. Tubuhku terasa remuk, dan Carol mengambil kesempatan itu untuk menyiksaku. Carol mencekikku dengan kuat lalu mengangkat tubuhku dan menghempaskannya lagi. Saat Carol mencoba mencekikku lagi aku meraih batu yang ada di sebelahku dan memukul kepalanya dengan sekuat tenagaku. Darah hitam mengalir dari pelipisnya. Aku berlari mengambil pedangku lalu Carol dengan cepat menendangku hingga aku kembali tersungkur dan untungnya aku tersungkur tepat di depan pedangku saat carol ingin Mencekikku lagi aku langsung menebas Kepalanya hingga putus. Darahnya yang hitam mengenai tubuhku dan sama seperti Caty tadi, Carol pun berubah menjadi abu. Dengan nafas yang terengah-engah aku mendekati Miki yang ketakutan dan memeluknya. "Tenanglah Miki, tidak akan ada yang menyakitimu, selama ada aku didekatmu. Kau harus terbiasa dengan ini, ingat jangan lemah kau harus berani melawan siapa saja yang mencoba mencelakaimu." Aku berucap sambil mengusap lembut kepala Miki yang di respon anggukan olehnya. Aku segera membersihkan diriku yang terkena percikan darah Caroline tadi di sungai yang mengalir. Uhh... ini sangat menjijikan. Bau amisnya bahkan tidak mau hilang. Malam semakin larut Miki telah tidur dengan nyenyak di tempat yang sudah kami siapkan sebelumnya. Sekarang aku tidak bisa tidur lelap lagi. Aku punya tanggung jawab untuk menjaga Miki. Aku tidak boleh lengah. Para mahkluk jahat bisa kapan saja menyerang kami. Bahkan para penyihir hitampun tidak kalah berbahaya. Penyihir hitam bisa berubah wujud jadi apapun yang mereka mau. Hanya saja tampilannya sangat mencolok, melebihi vampire. Bedanya, Penyihir hitam tidak mengambil darah kami, tapi menghisap gelombang energi kami hingga habis. Sehingga itu membuat kami seperti orang yang tidak memiliki jiwa hanya raga yang kosong tak bertuan. **** Hari sudah berganti, suara kicauan burung saling bersahutan, sinar matahari pagi menusuk retina mataku, aku mengerjap pelan dan secara perlahan membuka mataku. Aku melihat ke sekelilingku melihat Miki yang tidak ada di sana aku segera bangkit. "MIKI KAU DIMANA!" teriakku mencari Miki. Jujur saja aku sangat khawatir dengan anak itu. Tempat ini sangat berbahaya. Bagaimana jika dia berhasil ditangkap penyihir? "Kakak, kau sudah bangun aku sedang mengambil air kau pasti haus, minumlah," ucap Miki yang datang menghampiriku akupun bernafas lega melihatnya. "Miki kau membuatku cemas, lain kali jangan pergi jauh dariku disini sangat berbahaya kalau butuh sesuatu katakan saja padaku, kau mengerti!" "Baiklah kak, maafkan aku. Aku tidak bermaksud membuatmu cemas, aku hanya tidak tega membangunkanmu yang tertidur lelap." Miki menunduk. Merasa bersalah karena telah pergi begitu saja. Keluguan anak ini selalu membuat hatiku merasa luluh. "Tidak apa-apa Miki, lain kali kau bangunkan saja aku ya.." Aku mencubit hidung Miki gemas dan tersenyum. Miki pun mengangguk mematuhi perintahku. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju kerajaan Flourenc yang masih sangat jauh. aku harus segera menemukan Rebecca dan meminta bantuannya membebaskan ibuku, yang aku lihat di mulut Miki Rebecca memiliki pasukan yang banyak dan terlihat sangat kuat mungkin pasukannya bisa membantuku nanti. Dan Rebecca... entah apa yang bisa dilakukannya untukku. Mungkin yang dimaksud ayahku adalah dengan pasukannya yang sangat banyak itu. Atau sihirnya yang melebihi kemampuan mahkluk lainnya. Bhuuuuukkkkkkkk Kami mendengar suara keras. Seperti ada sesuatu yang jatuh, dan hal itu menyadarkanku dari semua rencana yang ada di fikiranku. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD