“Apa yang akan kau lakukan padaku. Hah?!” teriak Sonya menatap tajam kearah Haris yang tengah membuka kancing kemejanya dengan kasar, tatapan matanya seolah siap menguliti siapa saja yang mendekat, nyatanya tak di indahkan pria di hadapannya, dia dengan kasar menerkamnya dengan buas, hingga membuatnya terkejut.
Haris memeluknya erat hingga dia susah bernafas.
“Lapasin! Lepas Haris! Kau salah orang!!” teriaknya sembari meronta hingga membuat keringat dingin mengalir bercucuran membasahi tubuhnya.
Tapi apalah daya, dia hanya seorang wanita yang tidak akan sanggup melawan pria terlebih pria itu tengah dalam kehilangan setengah kesadarannya.
“Haris!! Sadar. Aku bukan Tanya!! Aku Sonya!!” teriaknya lagi, tapi pria itu mengabaikan teriakannya.
“Siapapun kau. Setidaknya kau adalah istriku dan aku berhak atasmu, jadi diam dan nikmatilah…” bisiknya dengan nafas memburu menyentuh leher jenjangnya.
Seiring dengan itu, Haris menerkam bibir merah miliknya dan melumatnya dalam, tak memperdulikan wanita di hadapannya tengah putus asa melawan dirinya yang tengah kehilangan kesadaran dan tak berbelas kasih sama sekali.
Sonya tak mampu menjawab, hanya bulir air matanya yang semakin membasahi pipinya. Dia tak menyangka akan mendapat perlakuan sedemikan kejam dari pria yang telah dia tolong harga dirinya dengan menerima tawaran pernikahan. Berharap pria yang tak mencintainya itu hanya memperlakukannya sebagai orang asing, tapi nyatanya?!
Pernikahan terjadi dan romansa pernikahan-pun mengiringi kehidupannya, entah prinsip apa yang di anut pria di hadapannya ini, Sonya hanya menggeleng tanpa bisa berkata. Tenaganya telah habis tersisa, karena sedari tadi tak ada asupan gizi. Di tambah rontaan yang dia lakukan membutnya lemah tak berdaya menghadapi tangan kekar yang mencengkramnya dengan kasar tanpa ampun.
Serumit inikah hidupnya, mengapa semakin hari semakin dan semakin terasa menyakitkan. Belum sembuh luka akibat permalasahan pekerjaan, kini dia menghadapi pria b***t lainnya disini.
"Jangan diam saja, seolah kau adalah orang yang paling teraniaya di dunia ini.! Kau tahu? Justru akulah orang yang paling di rugikan dalam segala hal, karena ulah keponakanmu yang sialan itu. Awas saja, begitu aku bertemu dengannya akan aku habisi dia dengan tanganku sendiri.!" geramnya sembari mencekik leher Sonya, hingga membuatnya terbatuk-batuk.
Sonya berusaha melepaskan tangan pria itu, tapi tenaganya tak kuasa melawan setan yang telah merasuki pria yang baru saja menikahinya.
"Jangan mencoba-coba menyulut amarahku, atau seluruh keluargamu aku habisi!" lanjutnya lagi sembari melepaskan cengkraman tangannya dari leher Sonya.
Mengingat keluarga sang istri membuatnya mengingat luka yang telah di torehkan oleh Tanya, wanita yang tega meninggalkannya di hari H pernikahan.
Sonya terbatuk-batuk, hingga akhirnya dia terduduk di atas ranjang empuk, kamar pengantin mereka.
"Aku tak ingin terus meratapi diri, layaknya pria yang menyedihkan. Aku harus menyadari bahwa situasi berubah. Dan kau adalah istriku, istri sahku. Jangan coba-coba untuk menolak keinginanku, setiap inch dari tubuhmu adalah milikku! Dan aku bebas atasmu, paham kau!" gertaknya lagi, hingga membuat Sonya muak dan memalingkan wajahnya.
"Kalau kau ingin di perlakukan layaknya seorang suami, perlakukan aku selayaknya seorang istri, jangan taunya menuntut saja tapi tak bisa memberi!"
Entah kerasukan setan darimana, tapi Sonya berteriak begitu lantang setelah dia merasa tenggorokannya kering.
Teriakannya membuat Haris terkejut dan tertawa mendengar gertakan wanita yang baru di nikahinya. Dia tak menyangka nyali istri sahnya begitu besar untuk melawannya, hingga dia kehilangan kesabaran.
Suara sang istri memacu adrenalinnya hingga dengan paksa dia mendorong sang istri, dan membuat Sonya jatuh terlentang diatas tempat tidur dalam keadaan terkejut. Dan bersiaga akan apa yang hendak di lakukan oleh pria yang baru ia kenal dan telah mendapat predikat minus di matanya.
"Dari tadi aku dengar kau menuntut terhadapku, dan sekarang kau berani menuntut hakmu sebagai seorang istri?! Oke baik. Aku akan berikan hakmu dan melaksanakan kewajibanku sebagai seorang suami yang baru saja menikah.!" bisik Haris sembari melucuti gaun sang istri dengan kasar.
Sonya menggeleng, dia terus meronta dan mencoba berteriak tapi bibirnya telah di tutup rapat oleh bibir Haris yang dengan brutal menciumnya.
Lalu dia dengan keahliannya membuka semua yang di kenakan sang istri tanpa tersisa. Membuat air mata mengalir dari pipi Sonya tak terbendung, terus membanjiri melihat tiap aksi pria yang telah memaksanya menikah dengan paksa.
Bak melawan iblis, dirinya tak kuasa melawan karena tenaga yang telah terkuras habis.
Tuhan!!! Bantulah aku. Aku menyetujui pernikahan ini, karena aku kasihan padanya. Aku tidak tega melihatnya menanggung malu di hari pernikahan karena ulah keponakanku sendiri. Tapi tidak seperti ini, persetujuanku menikah dengannya tapi aku tak setuju jika kami melakukan ini. Berikan aku keajaiban. Sadarkan dia dan buat dia ingat bahwa aku bukan wanita yang seharusnya dia nikahi. Aku adalah wanita lain. Aku adalah tante dari calon wanita yang seharusnya saat ini ada di posisiku.
Melihat pemandangan di hadapannya membuat Haris semakin beringas di bawah pengaruh alkohol yang di konsumsinya.
Tak memperdulikan reaksi sang istri yang terlihat seperti telah kehabisan tenaga, karena lelah bathin dan lelah fisik ditambah dia tak mengonsumsi apapun sejak adanya paksaan dari pria yang kini dengan leluasa menyentuh tiap inch dirinya.
Mengapa dia tidak menghiraukan isakan tangisku bahkan penolakanku, setan apa yang telah merasuki pria ini. Inikah rasanya…
Pria itu terus saja melakukan aksinya meskipun wanita yang menjadi istrinya telah menolak dan meronta, hingga akhirnya dia melakukan apa yang memang seharusnya di lakukan seorang suam di malam pertamanya bersama istri tercintanya.
"Jangan lakukan ini padaku, aku mohon! Kau bebas melakukan apapun terhadapku, tapi jangan meniduriku..." isaknya lirih di sisa tenaganya.
Bak kesurupan karena terus gagal melakukan aksinya membuat Haris semakin bersemangat, hingga dia lupa bahwa wanita itu bukanlah wanita yang di sukainya. Bagaimana mungkin bisa suka? Bertemu untuk waktu yang lama baru hari ini.
"Kau yang memaksaku melakukan ini, kau yang memohon di awal agar aku melakukan kewajibanku sebagai seorang suami, dan semua telah terlanjur, jadi biarkan aku menyelesaikan semuanya sesuai keinginanmu, aku tak ingin kau memandangku sebagai suami yang tak bertanggung jawab, atau bahkan pria lemah sehingga di tinggal lari mempelai wanitanya, malam ini aku buktikan aku tidak seperti itu, jadi berhenti meronta..." bisiknya sembari terus mencoba aksinya tanpa putus asa, dengan peluh telah membasahip. “Nikmati saja, kau akan merasakan bagaimana hebatnya aku, dan kau akan ketagihan akan itu…”
Meski telah berkali-kali gagal. Maklum saja Sonya masih benar-benar virgin, dan belum tersentuh pria manapun, sehingga meskipun dia seorang playboy yang sudah terbiasa melakukan hubungan intim, tetap saja dia masih kewalahan.
Mengapa dia berbeda? Dan mengapa aku menjadi seperti orang bodoh dan tak pernah melakukannya
Berulang kali gagal, jangan harap membuat Haris menyerah, justru semakin membuat semangat pria itu menyala-nyala.
Tentu saja, adrenalinnya terpacu dengan titik tertinggi. Karena ini adalah pengalaman pertamanya mendapat keperawanan seorang wanita. Sehingga dia menikmati sensasi yang luar biasa hingga ke dasar otaknya.
Sungguh dia wanita luar biasa! Aku bahkan belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, ini luar biasa. Amazing. Sempurna!! Aku seperti mimpi di buatnya. Aku merasa berada di atas awan. Semua sangat dahsyat.
Sedangkan Sonya hanya memejamkan mata, tenaganya telah berada di titik akhir, hanya tersisa untuk bernafas, bahkan mungkin nafas terakhir!
Tuhan, jika semua telah menjadi kehendakmu, aku ikhlas, jadikanlah pernikahan ini sesuai dengan aturanmu, jadikanlah pernikahan ini menjadi pembuka pintu surgamu. Dan menjauhkan dari segala kemaksiatan yang akan terjadi nantinya. Jika memang dia yang harus aku hadapai untuk beberapa waktu, maka berilah aku kesabaran dan kekuatan. Tuntun aku Tuhan!
Dia menelan ludahnya pahit, memasrahkan kehancuran hidupnya yang baru saja di mulai hari ini atas keinginannya sendiri menerima tawaran karena belas kasih yang di milikinya.
Apalagi yang bisa dia perjuangkan, jika toh mahkota kebanggannya sebagai seorang wanita telah di renggut malam ini oleh ‘suami paksaan' yang telah sah menikahinya. Suami yang seharusnya menjadi calon keponakannya.
Keringat jagung telah membasahi seluruh tubuh Haris, karena upayanya membutuhkan tenaga yang ekstra, sehingga meski malam ini dikamar pengantin itu sangat dingin untuk ukuran suhu ruangan, kamar penthouse hotel, tapi tubuh atletis pria itu tetap saja dibanjiri oleh keringat. Sehingga menambah keseksian tubuhnya terlihat jelas dengan otot-otot tubuh yang terlihat terawat.
Tak mengenal putus asa apalagi rasa belas kasihan karena melihat sang istri meringis, menangis menahan sakit, dia terus mencoba hal baru yang akan menjadi pengalaman tak terlupakan seumur hidupnya.
"Sonyaaaaa… akhirnya aku berhasil menembusnya.." teriaknya panjang sembari memejamkan mata, merasakan betapa nikmat malam pengantinnya.
Sungguh dia merasa tak sia-sia telah mempersunting wanita cantik yang terbaring lemah di hadapannya itu, karena kenikmatan yang di sajikannya tak mampu dia gambarkan drngan kata-kata.
Semua terangkai di otaknya tapi tak mampu terucap oleh bibirnya. Kenikmatan teragung yang pernah dia rasakan selama hidupnya.
Dengan nafas terengah-engah dan mata terbelalak lebar dia akhirnya mengakhiri perjuangannya, dan terkulai lemah di sisi sang istri yang sudah tak berdaya.
Senyumnya mengembang lebar tanpa penyesalan sedikitpun di raut wajahnya. Baginya, setidaknya ada hal yang membahagiakan di malam pernikahannya yang telah terbayangkan sangat hambar. Dan membuatnya menjadi pria paling hina di dunia karena telah di tinggal mempelai wanita kabur dengan pria lain. Bahkan dia hampir gila, dan menyerah dengan hidupnya.
Dia tak menyangka kebahagiaan dari pernikahannya adalah sesuatu yang memang belum pernah di rasakan sebelumnya.
Benar bak petuah kuno sang nenek, Hal bahagia dalam sebuah pernikahan adalah di mulai dari malam pertama pernikahan. Jika malam pertama bahagia tanpa kekecewaan maka selanjutnya pernikahan itu akan bahagia, meskipun banyak rintangan tak akan mampu memisahkan keduanya dengan ikatan yang telah terjadi di malam pertama.
Baru kali ini Haris menyetujui petuah sang nenek yang kerap kali di sajikan untuknya sebagai wejangan sedari kecil hingga dia bosan. Dan terkesan menyepelekan setiap kalimat yang terlontar dari bibir nenek tua yang selalu merawatnya dengan penuh kasih sayang sejak kecil di banding saudara-saudara lainnya.