“Nanti ga telat kamu, Mas? Dewa berangkatnya jam sembilanan lewat loh…” Haris menoleh kearah sang istri, dan menatap penuh selidik. “Kok tau, kamu?” “Ya—, aku biasanya kan di bawah Mas, di taman guntingin bunga…” jawab Sonya lagi. “Hmm…berarti kamu sering interaksi dengannya di belakangku?” Haris menaikkan satu alisnya dengan wajah tegang. Sonya berfikir sejenak sembari menaruh jari telunjuk mengetuk bibirnya. “Gak juga sih Mas, palingan pas dianya lagi senggang doank duduk di taman sambil baca buku pelajaran, ngeliatin aku motongin bunga, mungkin dia sekalian pantau aku, di kira aku bakalan ngerusak bunganya…” Sonya terkekeh, membuat Haris mengerutkan dahi kesal. “Hmm…Ka-kamu!” ucap Haris dengan suara meninggi. Lalu dia meraih tasnya dari tangan sang istri dengan kasar. “Yaudah aku