2 - Puluhan Sekaligus

1227 Words
"Hei pak tua, jika rasa marahmu begitu tak tertahan, kenapa tak turun saja kesini?" Suasana hening, hanya pecah saat Theo tiba-tiba membuka suara. Mengucap kalimat yang justru semakin menambah intensitas suasana mencekam. "Lancang….!!!" *Woooshhhh….!!! Aura Emperor tahap Surga, menyebar luas tak tertahan. Sepenuhnya terhujam pada satu titik. Tubuh Theo. Menerima hujaman aura seorang Emperor tahap Surga, Theo yang masih berkelas Emperor tahap Bumi, nyatanya masih tegak berdiri. Seringai lebar pada wajahnya, juga masih bertahan. Seolah tak sedang merasakan tekanan apapun. "Turun…!! Aku tak keberatan bertukar satu atau dua tinju denganmu!" "Atau, itu perlu aku yang datang kesana?" gumam Theo. Semakin melebarkan seringai diwajahnya. Kata-kata terakhir Theo, disambut tarikan nafas panjang hampir seluruh penonton yang menyaksikan, menjadi dingin punggung masing-masing. Tiap orang, jelas sama sekali tak menduga bahwa gelaran laga final turnamen antar generasi muda, akan berkembang sedemikian rupa. *Tapp…!! *Tapp…!!! *Tapp….!!! Hanya saja, ketika Theo baru menutup mulut, menyelesaikan kalimat tantangan tajam yang terkesan lebih kearah menghina pihak lawan. Kesombongan mutlak. Sekelompok Assassin Dark Guild yang bertugas untuk menjaga keamanan, serentak muncul dalam pendaratan ringan disekitar lokasi. "Hmmmm…!" Sempat sudah akan melangkah kedepan, Theo menghentikan niat. Melirik kearah Santiago, dimana memasang wajah tak enak hati. Menyadari Santiago sebagai Lord Dark Guild jelas dalam posisi serba salah, Theo membalas raut wajah tak enak hati dengan satu senyum tipis sederhana. Hanya karena untuk menghormati Santiago Black, sosok Lord Dark Guild yang telah ia anggap sebagai kawan, Theo akhirnya memutuskan untuk menahan diri. Kedatangan para Assassin Dark Guild, segera membuat suasana berkembang menjadi sedikit lega. Terlebih ketika Theo terlihat menahan diri. Intensitas tekanan yang sempat membekap tiap sudut Sarang Naga, seolah terangkat. Tiap orang mulai hendak menghirup udara lega, menghembuskan nafas yang sempat tertahan. Berfikir kekacauan yang sedang berlangsung, akan segera dapat diatasi oleh pasukan penjaga keamanan Dark Guild. Sampai peristiwa tak terduga, tiba-tiba terjadi, peristiwa yang sukses membuat nafas para penonton, kembali tertahan. *Woooshhhh…!!! *Baaaaammmm…!!! Pendaratan keras terjadi. "Aku akan membuat kau membayar!" "Membayar karena telah dengan sangat lancang merendahkan Endless Heavens Sect yang agung…! Merendahkan Kelompok yang di berkahi oleh para dewa…!" *Wuuunggg….!!  Saat Theo memutuskan untuk menahan diri, Tetua Endless Heavens Sect, justru melakukan aksi sebaliknya. Melompat turun dari atas Tribun sembari menyebar aura berat seorang Emperor tahap Surga puncak. "Mohon maaf! Tolong kembali ke Tribun!" Menyambut kalimat Tetua Endless Heavens Sect, adalah pemimpin satuan Assassin penjaga keamanan Simposium yang kini berjalan menghadang. "Siapa kau berani berbicara kepadaku saat aku merasa tak pernah memberi ijin!" "Menyingkir…!" *Wuuunggg….!!! Intruksi dari pemimpin tim penjaga keamanan, dimana merupakan seorang Assassin kelas tinggi Dark Guild, berkelas Emperor tahap Langit, justru mendapat balasan satu sebaran Mana Cahaya pekat mengandung aura Emperor tahap Surga. Tetua Endless Heavens Sect, berubah kedalam mode Soul Knight. Aliran Mana Cahaya, berkumpul menyelimuti seluruh tubuh dalam wujud seekor Spirit Beast Singa Bersayap. Cukup hanya dengan satu kali sebaran Mana Cahaya intens wujud Soul Knight, Tetua Endless Heavens Sect, sukses menyingkirkan seluruh Assassin Dark Guild yang ada disekitar. Bukan hanya para Assassin, bahkan seluruh anggota Aliansi Serigala, juga terhempas jauh. Bertahan di lokasi, itu kini tinggal menyisakan tiga sosok. Pertama tentu adalah Sang Tetua Endless Heavens Sect sendiri, sedangkan dua lainnya. Theo dan Sinbad. Boss Besar Bandit Serigala, bersama Kapten Perompak Naga Laut, tampak mampu bertahan dalam deru tekanan aura intens seorang Emeperor tahap Surga puncak. *Woooshhhh…!!! *Woooshhhh…!!! *Woooshhhh….!!! Para Assassin Dark Guild, juga seluruh anggota Aliansi Serigala terlempar jauh sebelum posisi mereka, kini digantikan oleh puluhan Knight Endless Heavens Sect yang serentak mengikuti sang Tetua untuk melompat dari atas Tribun. *Wuuunggg….!!! Tiap orang, masih terhenyak dengan pergantian situasi yang terjadi begitu tiba-tiba, sampai dari atas langit, suara dengungan keras meledak hebat. Sosok Putri Asoka, Nona Muda Endless Heavens Sect, Sang Iron Maiden, tampak melayang diudara sembari membuat gerak tangan cepat nan rumit. Sedang melakukan prosesi teknik segel tertentu. "Siksaan Nomer Tiga..!" *Klang…!! *Klang….!!! *Klang…!!! *Klangg….!!! Logam-logam pengekang yang sedari awal membekap kedua tangan dan kaki Putri Asoka, seketika terlepas bersama teknik segel yang sedang ia eksekusi. *Pyaaakkkk….!!! Terlepasnya logam-logam pengekang, dibarengi dengan semburat darah segar terciprat kesegala arah, paku-paku bersimbah warna merah pekat, nyatanya adalah yang selama ini menahan logam-logam pengekang tetap berada di lokasinya. Menancapp pada masing-masing dua tangan dan kaki Putri Asoka. Pemandangan tragis yang tiba-tiba tersaji diatas langit, seketika membuat seluruh penonton yang kini mendongak untuk menatap keatas, terperangah. Menatap dalam sorot mata bergetar pada sosok Putri Asoka dimana berselimut kabut merah, kabut merah yang tak lain adalah darahnya sendiri. "Sangkar Penghukum!" *Wuuunggg…!!! Suara mendengung, kembali meledak dahsyat, empat logam pengekang yang memiliki paku tajam bersimbah darah pada sisi-sisinya, bergetar hebat untuk beberapa saat, sebelum mulai terlempar menuju empat lokasi berbeda, yakni sudut-sudut sisi pembatas Tribun Sarang Naga. *Sraaakkk…..!!! *Sraaakkk….!!! *Sraaakkk….!!! *Sraaakkk…..!!! Sempat bertahan memancarkan aura Mana Cahaya kemilau berwarna merah darah, dari dalam empat logam pengekang, tiba-tiba mencuat muncul ratusan rantai bersimbah darah. Tersebar kesegala penjuru Sarang Naga dalam gerakan liar, ratusan rantai sukses mengusir seluruh Assassin Dark Guild maupun anggota Aliansi Serigala yang sempat bertahan pada sisi-sisi pembatas Tribun. Tiap dari mereka bergerak cepat menghindari terjangan rantai, sebelum memutuskan untuk melompat keatas Tribun. Kejadian selanjutnya, adalah ratusan rantai darah, mulai saling terkait satu sama lain. Saling terbentur, menyebabkan suara berisik memekakkan seluruh Sarang Naga. *Wuuunggg…!!! Dengunan terakhir, menjadi tanda teknik segel Putri Asoka, telah benar-benar selesai. Sang Iron Maiden, melayang turun dalam gerakan perlahan hingga akhirnya menapak tanah. Sementara pada wilayah sekitar, sebuah Sangkar Raksasa berwarna merah pekat, kini tercipta untuk menutup seluruh bagian tengah Sarang Naga, lokasi dimana arena pertarungan berada. "Gawat…!" *Woooshhhh…!!! *Boooommmm….!! Menyadari telah jatuh pada perangkap lawan karena bergerak meninggalkan lokasi wilayah tengah, Cassio yang memasang wajah buruk, segera bergerak menerjang untuk mengeksekusi teknik serangan dahsyat. *Boooommmm….!!! *Boooommmm….!!  *Boooommmm….!!! Aksi sama, serentak diikuti oleh seluruh anggota Aliansi Serigala saat menyadari kecerobohan mereka. Tiap dari para Bandit dan Perompak, kini memasang wajah buruk. Tak hanya anggota Aliansi Serigala, atas perintah langsung Santiago, para Assassin Dark Guild, juga bergerak menerjang. Hanya saja, puluhan teknik serangan terhujam, itu nyatanya tak mampu menggoyahkan sangkar merah darah. Menutup akses antara tribun dan wilayah tengah, Sangkar ciptakan Putri Asoka, sama sekali tak bergeming. "Siall…! Ini konyol…! Sungguh ceroboh…!" *Bammmm….!!! Tampak frustasi, Cassio melepas pukulan terakhir dalam deru aliran Mana Kegelapan dahsyat. Tetap, tak berpengaruh pada Sangkar Raksasa. Hanya menimbulkan riak tertentu sebelum lenyap. Seluruh anggota Aliansi Serigala, kini hanya bisa menatap cemas pada lokasi di dalam Sangkar. Memaki diri sendiri karena telah bersikap sembrono. Tindakan yang juga dilakukan oleh seluruh penonton, baik yang berada pada tiap Tribun peserta, maupun menyaksikan dengan media proyeksi cahaya diluar Sarang Naga. Fokus utama, ada pada bagian dalam sangkar, dimana kini berdiri puluhan Knight kelas tinggi, paling rendah memiliki kultivasi Emperor tahap Bumi, sedang menatap tajam dua sosok yang telah terkepung. Tak lain adalah Theo dan Sinbad. "Hei…! Ini akan berkembang menjadi pertempuran besar!" gumam Sinbad. Justru tampak antusias. Memasang senyum lebar. "Sekedar menyebut dengan istilah pertempuran besar, kurasa tidak cukup!" balas Theo. Kalimat terakhir yang terucap dari mulut Theo, merujuk pada situasi terkini dimana tak cukup hanya mengepung, pada tiap kening anggota Endless Heavens Sect disekitar, nyatanya mulai menyala terang sebuah tatto segel. Tiap-tiap anggota Endless Heavens Sect, juga sang tetua sendiri, tampak sedang melakukan prosesi pemanggilan Malaikat kontrak. *Wuuunggg…!!! *Wuuunggg…!!! *Wuuunggg….!!! Puluhan garis-garis formasi segel, seketika juga terukir diatas langit. Sosok-sosok Malaikat kontrak dalam berbagai wujud, melangkah keluar. Bersama kemunculan puluhan Malaikat kontrak, Sarang Naga, seketika dibekap oleh sebaran aliran Mana Cahaya Kuno yang begitu pekat. Begitu menekan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD