Setelah kepergian Freya dan Grace, orang yang merupakan suruhannya Leo pun datang ke rumah sakit. Dia menghampiri Miyabi di ruangannya Yumna. Begitu dia tiba, dia pun langsung membungkukkan badannya di hadapan Miyabi.
"Nona Miyabi?" Sapanya begitu dia datang.
Miyabi pun mengangguk menanggapi itu. "Ya, saya Miyabi. Kamu siapa?" Tanya Miyabi. Orang itu pun tersenyum menanggapi pertanyaan Miyabi tersebut.
"Saya adalah orangnya tuan Leo. Tuan Leo meminta saya untuk datang ke sini dan menjaga ibu anda!"
Seketika Miyabi pun paham. Sepertinya Leo benar-benar menyuruh orang untuk menjaga ibunya di rumah sakit. Seketika itu pula hatinya pun merasa tenang.
"Oh, baiklah. Kalau begitu saya percayakan ibu saya kepada anda! Saya harap, anda akan selalu mengabarkan kepada saya tentang kondisinya!"
Orang itu mengangguk. "Nona tidak perlu khawatir. Saya akan stay di sini selama 24 jam."
Miyabi mengangguk menanggapi itu. Setelah itu dia pun pergi.
****
Malam harinya Miyabi benar-benar istirahat kembali di apartemennya Leo. Namun pada saat dirinya sedang tertidur lelap, tiba-tiba saja seseorang memeluk tubuhnya dan menciumi lehernya. Seketika itu pula Miyabi yang tengah tertidur pulas itu pun membuka matanya dan mendapati keberadaan Leo di sana.
Rupanya laki-laki itu sudah kembali dari kantornya dan menemui Miyabi di apartemennya. Miyabi pun terkejut dan langsung terduduk.
"Pak Leo? Anda sudah pulang?" Tanya Miyabi dengan kaget. Leo pun tersenyum sambil mengangguk menanggapi itu.
"Hm, saya sudah pulang. Bagaimana kondisimu sekarang? Apakah sudah baikan?"
Miyabi pun tersenyum menanggapi itu, lantas mengangguk. "Sudah lebih baik."
Leo pun terlihat menghela nafas lega mendengar itu. "Syukurlah kalau begitu. Jadi ... Bisakah kita melakukannya malam ini?"
Miyabi pun menundukkan pandangannya, lalu kembali mengangguk kecil. Seketika sebuah senyuman pun tersungging di bibir Leo.
Leo pun mencium bibir Miyabi dan menjatuhkannya ke atas ranjang, Leo pun mulai nakal dengan meraba pinggang dan pinggulnya penuh nafsu.
Miyabi memejamkan matanya merasakan itu. Hingga perlahan ciuman Leo pun turun ke leher dan d**a Miyabi, Miyabi pun mulai mengeluarkan suara desahan. Rasa geli bercampur nikmat berbaur menjadi satu seperti melody yang mengalun indah di tengah keheningan malam. Leo pun nampak menikmati kegiatan mereka itu.
"Pak Leo, saya takuttt...." Ucap Miyabi di tengah rasa gairah itu, Leo pun tersenyum mendengarnya.
"Tidak perlu takut, saya akan melakukannya dengan sangat pelan," bisik Leo di telinga Miyabi.
Hingga kemudian Leo pun melepaskan pakaiannya dan mulai melucuti tubuh Miyabi hingga tak tersisa sehelai benang pun. Dan permainan gila itupun di mulai.
Leo mulai mengangkat kaki Miyabi dan membukanya. Mata Miyabi memejam saat merasakan sesuatu yang besar dan kokoh di bawah sana berusaha untuk menembus pertahanannya.
Ini adalah saatnya. Dirinya benar-benar sudah menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang resmi menyandang sebagai atasannya itu, dan kini dia merupakan kekasih rahasianya yang harus Miyabi puaskan keinginannya.
"Apa sakit?" Bisik Leo di sela aktivitasnya. Miyabi pun mengangguk menanggapi itu.
Hingga kemudian Leo pun mulai mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Miyabi kembali. Dia mencoba untuk memberikan rangsangan padanya. Leo berharap kalau Miyabi bisa merasa rileks dikala aktivitas panas yang sedang mereka jalankan. Hingga perlahan lenguhan pun mulai keluar kembali dari bibir Miyabi begitu Leo membelai pinggang dan pinggulnya secara beriringan.
Bibirnya juga terus menyesap dan bertukar saliva dengan mesra. Hingga akhirnya milik Leo pun berhasil memasuki tubuh Miyabi sepenuhnya. Miyabi menjerit. Sesuatu yang nikmat mulai menjalar ke seluruh tubuhnya saat Leo mulai memainkan tempo permainan. Perlahan tapi pasti, Miyabi pun mulai terbuai dan terbawa suasana oleh permainan Leo.
"Pak Leo, akhhh...." Gumam Miyabi dengan mata memejam. Leo pun tersenyum mendengar itu.
"Bagaimana rasanya? Apa nikmat?"
Miyabi tersenyum, lantas dia pun mengangguk. "Apa bapak selalu melakukannya setiap waktu? Dengan siapa Bapak biasa melakukan itu?"
Leo pun menggeleng kepala di sela gerakannya. "Ini adalah pertama kalinya. Saya belum pernah melakukannya dengan wanita manapun. Kamu adalah satu-satunya."
Seketika mata Miyabi yang tengah memejam itu pun terbuka. Lantas tersenyum menatap Leo. "Benarkah?"
Leo mengangguk.
"Jadi, saya adalah yang pertama berhubungan seperti ini dengan anda?"
Leo kembali mengangguk. Seketika itu pula senyuman di wajah Miyabi pun semakin melebar. Dia pun mengalungkan tangannya di leher Leo dan mencium bibir laki-laki itu.
Entah keberanian apa yang merasuki Miyabi saat ini. Dirinya terlihat begitu menikmati permainan Leo. Leo pun mulai mempercepat tempo permainan dan membalas ciuman Miyabi. Keduanya pun berciuman dengan penuh nafsu.
Hingga setelah beberapa saat mempercepat ritme permainan, keduanya pun melenguh panjang saat mencapai puncak. Leo pun ambruk di atas tubuh Miyabi sembari memeluk gadis itu. Keduanya terengah-engah dengan deru nafas yang tak beraturan. Miyabi pun lantas menatap Leo.
"Bapak hebat. Saya tidak menyangka kalau Bapak memiliki sisi lain seperti ini," puji Miyabi menatap Leo. Leo pun tersenyum mendengarnya.
"Ini semua juga karena kamu! Kamu yang sudah membuat saya seperti ini. Karena kalau bukan kamu, saya tidak akan pernah bernafsu dan berfantasi untuk melakukan hal sejauh ini."
Miyabi tersenyum. "Jadi, bapak sungguh belum pernah melakukannya sebelumnya?"
Leo menggeleng kepala. "Belum. Kamu adalah wanita pertama yang mendapatkan saya."
Miyabi tertegun mendengar itu. Haruskah dia percaya dengan ucapan Leo? Namun melihat dari sorot matanya, tidak ada keraguan di sana. Sepertinya laki-laki itu berkata dengan sungguh-sungguh, pikir Miyabi.
****
Keesokan harinya, Miyabi pun terbangun. Dia terkejut mendapati keberadaan Leo yang tengah terlelap disampingnya. Dia baru sadar kalau semalam mereka baru saja melakukan hubungan terkutuk itu. Seketika sebuah senyuman pun tersungging di bibir Miyabi kala mengingat itu.
Dia pun menatap laki-laki yang tengah tertidur lelap itu. Wajahnya terlihat begitu tampan dengan pahatan yang sempurna. Sorot matanya yang tajam terlihat begitu indah saat terpejam. Hidung mancung dan bibir sexy nya juga terlihat begitu menggoda jika dipandang dari samping. Miyabi pun tak tahan untuk tidak merabanya. Miyabi mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Leo. Seketika dia tersenyum menatap laki-laki itu.
_"Saya sudah berjanji pada diri saya, kalau saya akan menyerahkan diri saya sepenuhnya kepada anda jika anda benar-benar menyelamatkan ibu saya. Dan saya sudah menepati janji saya itu. Anda adalah dewa penolong saya Pak Leo, dan saya tidak menyesal karena sudah melakukannya dengan anda. Anda memang pantas mendapatkannya."_ Batin Miyabi.
Hingga perlahan Leo pun membuka matanya. Dia menoleh ke arah Miyabi yang sedang meraba wajahnya. Seketika itu pula mata Miyabi membulat. Dia tidak menyangka kalau sejak tadi rupanya Leo sudah bangun. Sepertinya pria itu sengaja berpura-pura tertidur karena tahu kalau dirinya sedang memandanginya.
Bersambung....