Sasmita tersenyum semringah. Bahagia rasanya setelah hampir satu tahun lamanya tak berjumpa, kini Sarnia mendadak mengajak bertemu. Di salah satu kafe dekat perusahaan Sasmita bernaung, wanita yang memiliki garis wajah sama dengan Suci itu sudah terduduk menunggu dengan secangkir kopi yang tersaji di hadapannya. “Mah …? Mamah sehat?” Sasmita tak lantas duduk dikarenakan ia langsung meraih tangan kanan Sarnia yang ada di pangkuan Sarnia, menggunakan kedua tangan. Sasmita menyalami tangan Sarnia dengan sangat takzim. Senyum bahagianya juga turut disertai air mata. Sebab sekejam apa pun Sarnia selama ini, yang Sasmita tahu wanita itu ibu kandungnya. Wanita yang telah melahirkannya dan sudah sepantasnya ia hormati dengan sepenuh hati. Berbeda dengan Sasmita, seperti biasa, Sarnia langsung a