Hidupnya Penuh dengan Teka-Teki

1143 Words

Di sudut lain kota, Jasmine menyesap coklat hangatnya sesaat, berbincang dengan Wisnu di sebuah kafe. "Jangan lupa mengabariku kalau Kakak sudah sampai di Batam," ujarnya, mencoba menjaga senyum di wajahnya. Wisnu mengangguk pasti. "Tentu saja. Kali ini aku tidak akan menelantarkanmu lagi, Jasmine. Maaf untuk sikapku sebelumnya kepadamu," ujarnya penuh penyesalan. Jasmine hanya tersenyum menanggapinya. Entah berapa puluh kali Wisnu mengatakan hal yang sama sejak mereka bertemu kembali beberapa hari yang lalu. "Kakak harus hidup dengan baik di sana." "Dan kamu juga. Harus baik-baik saja di sini." Jasmine mengangguk mengiakan, meski dia tidak yakin akan baik-baik saja. "Kamu bilang, kamu sudah menikah. Apa suamimu membahagiakanmu?" "Hm?" Jasmine menaikkan kedua alisnya. "Kenapa Kakak b

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD