Aku masuk ke ruang kerjaku, yang pertama ku lihat adalah dokumen yang tertumpuk. Aku menautkan alis melihat seluruh dokumen itu, aku duduk di kursi kebesaranku. Tak lama kemudian, Deris datang dan menghampiriku. “Dokumen apa ini?” tanyaku padanya. “Ini dokumen calon karyawan yang akan kita rekrut.” “Secepat itu?” “Iya karena pembangunan juga sudah hampir selesai.” “Lalu kenapa kamu memberiku ini?” tanyaku sekali lagi. “Kamu harus lihat semua pendaftarnya. Dan, kamu akan kaget jika lihat salah satunya.” “Apa yang akan membuatku kaget?” tanyaku sekali lagi. “Kamu akan tahu.” “Ini bukan pekerjaanku, tapi ini pekerjaanmu,” kataku menggeser dokumen itu. “Kamu bisa mengeceknya dahulu. Aku simpan data karyawan yang kamu kenal di atas,” kata Deris. Aku menggeleng dan tidak punya pilihan