Panggilan Tak Terduga

1006 Words

Setelah makan malam kami akhirnya tiba di apartemen entah ini bisa dibilang home sweet home atau tidak. Pasalnya aku merasa aman di sini karena tidak terus bertemu dengan Farhan. Di rumah sakit saja aku sudah kesulitan mengontrol perasaanku apalagi harus kembali bertemu dengannya di rumah. Sikap Farhan yang apa adanya justru membuat aku sulit melupakannya. Padahal aku yang sudah merelakannya. Mulut dan hatiku masih saja tidak bisa berkompromi. Lalu, kalau di sini … “Jangan terlalu percaya diri Asya. Sudah saya ingatkan jangan terbawa perasaan atas setiap interaksi kita. Saya hanya butuh status pernikahan kita bukan cinta,” ujar Ardika saat aku akan masuk ke dalam kamarku. Nah ini, ini yang buat aku malas. Di sini Ardika bebas mengatakan dan bersikap sesuka hatinya. Dia pikir aku ini batu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD