Sunset di Parangtritis #1

1474 Words

Aku memandangi wajah Farhan yang lelap dalam tidurnya. Dia pasti kelelahan. Dia memanfaatkan waktunya sampai siang di rumah sakit, dan sore melakukan penerbangan ke Yogyakarta menemaniku. Papa mengizinkan kami pergi bersama setelah melakukan sambungan video call dengan Mbak Resti dan Vivi. Papa tidak bisa menemaniku karena banyak yang sedang beliau perbaiki. Papa tidak kalah terpuruk seperti yang lain, baik itu dari segi bisnis dan mental. Namun, beliau survive. Aku akan menyusul, aku harus bangkit sekalipun rasa sangat berat. Malam kemarin adalah malam terindah bagiku, berkumpul dengan mereka yang masih peduli padaku, tepat di hari ulang tahunku. Semua itu ide Farhan, bentuk dukungannya padaku tidak main-main, effort-nya melihat aku bangkit luar biasa. Untuk itu, aku tidak ingin menyia-

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD