11#

3041 Words
POV Azalia Aku ketiduran di kamar kurang lebih selama dua jam ketika aku terbangun jam sudah menunjukkan pukul lima sore, aku segera bangun dan keluar kamar mengecek apakah Ibunya Mas Dian sudah pergi atau belum, dan ketika aku mengceknya ke bawah sudah tidak ada tanda tanda kehadiran dirinya, Hmmm baguslah kalo dia sudah pulang, aku berjalan ke arah dapur dan mulai membuka kulkas aku akan memasak sesuatu ntah mengapa stiap kali bangun tidur perut ku selalu keroncongan padahal siang tadi aku menghabiskan seporsi bebek hijau tanpa sisa. Aku meracik bumbu untuk memasak mie instan sudah lama sekali rasanya aku tidak makan mie instan padahal aku setiap belanja aku selalu membelinya, Aku memasak selama sepuluh menit, mie instan rebus sederhana dengan toping telur ceplok setengah matang tampak menggoda sekali aku duduk di kursi makan sambil perlahan menyantap mie ku, Tiba tiba aku terfikir tentang Mas Dian, apakah dia akan pulang hari ini? hmmm apakah aku harus memasak makan malam untuknya sebelum aku pergi? Dan bayangan Rei pun turut hadir di benak ku, Oh ya kemana perginya si tukang gombal itu? hmmm setelah menghabiskan mie ku & membereskan dapur akupun segera kembali ke kamar, Di kamar aku mengambil hp ku dan memeriksa apakah ada panggilan atau pesan masuk, dan benar saja ada lima pesan chat wa masuk dan itu dari Rei, πŸ“² Princes.. maaf yah tadi aku gak angkat telfon dan gak balas chat kamu, tadi aku ada kerjaan lain dan tidak pegang hp πŸ“² jadi gimana? kamu jadi ke Mall tadi? πŸ“² kq gak di bales? jangan ngambek oy.. nanti mukanya serem.. πŸ“² cantik.. πŸ“² hmmm ngambek nih fix..! hemm Aku tersenyum membalas chat dari Rei, dan akupun segera membalasnya. πŸ“¨ jadi kq tadi, buat apa aku ngambek πŸ˜‚ emang taxi cuma kamu di dunia ini? tadi aku ketemu ama temen aku keasikkan jalan bareng pulang sampek rumah aku ngantuk and ketiduran Dan benar saja selang beberapa detik aku mengirim pesan itu langsung di balas oleh Rei πŸ“² hahaha yah mana tau kamu ngambek.. karena gak di anterin sama Taxi ganteng kayak aku.. hihihi πŸ“² waah jalan bareng ama temen yah? cewek atau cwok tuh? Aku pun segera membalasnya πŸ“¨ Dih, kepedean kamu.., cwek atau cwok mah bukan urusan kamu hihi kepo banget sih.. πŸ“² waaah gitu yahh.. oke dech kalo gk mau kasij tau, oh ya ntar malem aku jemput kamu jam berapa? harus izin suami kamu dulu gak? πŸ“¨ 😌 πŸ“¨ jam enam sore aja dech, gilak yah ngapain harus izin suami aku dlu.. πŸ˜‚ emang kamu berani izin bawak istri org ke orgnya langsung? πŸ“²πŸ˜‚πŸ˜‚ yah berani dong kenapa juga gak berani πŸ“¨ da'ah sampai ketemu nanti, aku mau beres2Β  dulu bye! πŸ“²β€ bye.. Akupun tak membalas chat terakhir Rei lagi, ntah mengapa setiap kali membahas tentang cinta walau sekedar emoticon love, aku selalu merasa tidak ada bedanya dengan Mas Dian, berselingkuh.. ? Aku membereskan belanjaan yang tadi di beli di Mall, dan mulai mencari sepatu juga akcesories yang pas untuk di pakai nanti malam aku juga mencari referensi make up and hairstyle di i********:. Akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan sepatu high heels hitam polos yang ku beli kemarin, juga sebuah anting panjang dengan detail bunga berwarna hitam di ujung nya, Huh membayangkan diriku berpenampilan seperti itu membuat ku grogi sndiri ? apalagi harus bertemu org banyak, apakah aku cocok atau aku akan terlihat aneh atau ntah lah, apalagi ini acara fashion show yang pasti banyak org2 dari kalangan pencinta fashion akan hadir duuhh ntahlah aku tidak bisa membayangkan seperti apa nanti. Aku kembali turun ke dapur menyetel musik dan mulai meracik bahan makanan, aku berniat memasak makan malam untuk Mas Dian jika seandainya dia pulang nanti malam, aku tak ingin dia merasa sudah tak ku perhatikan lagi, aku ingin di terus merasa terpikat oleh ku.. Aku memasak menu sederhana, sayur capcai dan tumisan daging juga beberapa potong pergedel. Usai memasak dan menata hidangan di meja makan aku segera naik ke lantai atas mengingat wqtu ku hanya tinggal setengah jam lagi untuk bersiap sebelum Rei menjemput ku, Aku mandi dengan terburu buru, usai mandi akupun mulai berdandan mengenakan gaun hitam panjang yang ku coba pertama kali saat di Mall tadi, Ku tata rambutku dengan mengucir rapih kebelakang, dan bermake up senatural mungkin, setelah selesai berdandan akupun meyempatkan diri mengambil beberapa ftho selca di depan cermin lalu mengunggahnya ke akun i********: ku dengan caption Many people say that black is a symbol of strength and eleganceπŸ–€ Dan saat itu sebuah panggilan masuk dan itu dari Rei, aku melirik ke arah jam ternyata sudah pukul enam sore aku segera mengangkat telfonnya sambil berjalan keluar kamar "hei princes udah siap blm? "udah, udah ini aku keluar.. akupun mematikan telfon tersebut, dan berjalan dengan cepat keluar rumah, ketika aku keluar aku melihat sbuah mobil yang berbeda dari yang biasa di bawa oleh Rei, kali ini meski tak tau merk dan jenis mobil apa tapi aku bisa menebak itu adalah mobil mewah, Melihat ku datang Rei segera turun dari mobil, dan yaahh aku sempat specheels dengan penampilannya yang sangat rapih tapi tetap casual udah gitu matcing banget lagi hitam hitam,Β  dan lagi lagi aku bisa tau jika setelan yang di pakai Rei itu bukan baju murah, Siapa sebenarnya si tukang gombal ini?? hmmm "maaf mbak saya kemari mau jemput mbak Zalia bukan putri raja.. ucapnya cengengesan "hmm jadi Zalia putri kodok gtu? "hahahaha becanda tuan putri.. cantik banget sih.. makin pengen memiliki.. "hus ngadi ngadi ah.. yuk buruan ntar di lihat tetangga gak enak akuh.. "okeh2.. silangkan masuk tuan putri.., Ucap Rei membukakan pintu depan untuk ku, aku pun memandanginya dengan tatapan tanda tanya "ada apa tuan putri? hmmm gak mau masuk? atau mau aku gendong aja masuknya? "iihh apa sih.." akupun segera masuk, aku cuma heran aja biasanya kan aku duduk di jok belakang, setelah menutup pintu ku Rei pun segera masuk, "pakai seftbletnya biar aman.. "ucap Rei sambil memasangkan safety belt ku, tiba tiba aku merasa sangat gugup karena Rei terlalu dekat dengan ku dapat kulihat dengan jelas detail wajahnya nya super tampan itu bahkan aroma parfum mahal tercium membuat d**a ku berdegup kencang akupun hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun. "busset ni org sengaja bikin jantung gw joging apa gimana?" batinku berbisik "Oke, ayok berangkat.. oh ya alamatnya di mana? "mhh iya ni tadi asisten Lorenz ngirim alamat hotelnya kamu aja yang liat dech aku kurang faham soalnya.. Akupun memberikan hp ku pada Rei setelah melihat nya sebentar Rei mengmbalikan hp itu pada ku, "oh deket kq.." cetus Rei mengembalikan hp ku sembari menatap ku sekilas dengan senyuman mematikannya lalu beralih ke stir dan menjalanakan mobil perlahan, lagi lagi aku bergumam dalam hati "calm down Zalia.. tenang" jujurly manusia di samping ku ini semakin hari semakin tidak ramah buat jantung ku hihihi padahal udah janji untuk gak mudah baper sama laki laki tapi.. gimana dong aku lemah bestie.. help! Kami diam tanpa kata selama lima menit tapi kemudian Rei mulai membuka obrolan, "gimana?" ucapnya tiba tiba, aku yang sedang bengong memandangi jalanan di depan ku pun tersadar "hah? apa? gimana apanya? ucap ku tergagap "gimana penampilan aku malam ini?" ucap Rei sembari mengukir senyum di bibirnya Gak tau apa yg terjadi pada ku seketika terpaku menatap ke arah nya, "hhmm..!! segitu tampannya kah aku ini sampai kamu gak kedip ngeliatnya?" ucap Rei mmbuat ku sadar dan cepat cepat mengalihkan pandangan ku kemabali ke arah depan. "dih! dasar narsis.. suka muji diri sndiri.." cetus ku "hahaha.. lah tadi kamu kenapa kq bengong gtu ngeliattin aku hmmm? kenapa lagi coba klo bukan karena mengagumi ketampanan seorang Rei? hahaha" "bukan karena kagum tapi heran aja.. ko' bisa aku kenal cwok narsis kayak kamu, lgian tadi aku bengong juga sambil mikir jawab biasa aja gak yah? klo jwb jujur takutnya kamu tersinggung tpi klo bilang keren takutnya makin narsis" ucapku mengunkapkan fakta yang sebaliknya ? mendengar itu Rei malah tertawa "hahahaha.. udahlah akui aja klo sbenrnya kamu itu terkagum kagum kan sama ketampanan aku? apa lgi pakai jas keren gini" "terserah dech bapak Rei mau mikir apa yang penting seneng.. ucap ku berusaha cuek "hahaha iyah iyah ibu Rei.." sahutnya membuat wajah ku seketika memerah namun berusaha ku tutuppi dengan berpaling ke sisi kiri ku memandangi jalanan, 20 menit akhirnya sampai, mobil Rei memasukkin halaman luas sebuah hotel mewah aku gak nyangka kalau acaranya bakal di adakan di hotel semewah ini waaah gugup banget aku, ketika mobil kami sampai tepat di depan pintu masuk hotel tersebut dua orang pria berjas rapi segera menghampiri seolah olah memang sudah menunggu kedatangan kami, tapi aku berusaha berfikir kalau itu memang perlakuan khusus untuk setiap tamu hotel, dua pria itu kemudian membukakan pintu mobil untuk ku dan Rei, dan aku lihat Rei memberikan kunci mobil kepada salah satu pria itu lalu pria tersebut pun masuk kedalam mobil dan membawa mobil ke area parkir, pria yang satunya berjalan di depan kami dan aku yang masih kampungan ini percaya saja mengikuti Rei dan pria itu berjalan tak tau menuju kemana yang aku yakini bahwa pria tersebut akan membawa kami ke Ballroom tempat acara Lorenz di adakan. Dan setelah menaiki lift naik ke lantai dua kami pun berjalan sebentar dan benar saja kami tiba di depan sebuah pintu masuk yang cukup ramai dan banyak karangan bunga menghiasi di sekitarnya. Jalan memasukkin pintu Ballroom juga di hiasi dengan karpet merah, pria berjas yang berjalan ke arah kami tadi berjalan dengan cepat meninggalkan kami dia menghampiri seorang wanita dengan dress merah muda & wajah yang sangat cantik, mereka seperti sedang membicarakan kami dan benar saja wanita itu datang menghampiri kami dengan wajah tersenyum, Siapa dia?? "selamat malam mbak Azalia kan?" tanya nya dengan nada sopan aku yang masih terpanah dengan kecantikkan wanita itu pun segera menyadarkan diri dan menjawab "mhh, iya saya Azalia" mendengar jawabban ku wanita itupun kembali tersenyum "saya Bella asisten mr Lorenz saya sudah menunggu mbak Azalia dari tadi, mari saya antar masuk" ucap wanita bernama Bella itu, setelah mendengar ucappannya aku memandang sejenak ke arah Rei dan Rei tiba tiba menggandeng tangan ku berjalan mengikuti Bella, aku kaget bukan main dengan perlakuan tiba tibanya. "Jangan gugup.. santai aja anggap kamu lagi di acara brithday temen kamu" ucap Rei berbisik, mendengar ucappannya pipiku menghangat karena tersipu, benar apa yang Rei katakan aku lumayan gugup saat ini, sudah lama sekali rasanya aku tidak datang ke sebuah acara resmi yang ramai sperti ini dan apa lagi acara ini adalah acara high class yang mana tamu yang datang semua adalah org2 yang sungguh terlihat bukan org2 biasa, gaya penampilan dan sikap mereka menunjukkan bahwa mereka sudah terbiasa dengan acara2 bergengsi sperti ini. Kami berjalan memasukki ruangan besar itu dan Rei masih menggandeng tangan ku, "acara di mulai lima menit lagi mbak Azalia dan Masnya silahkan menikmati minuman atau ngobrol barenh tamu lain, nanti setelah acara selesai saya temui lagi, saya permisi dulu ada beberapa hal yang harus saya cek" ucap Bella "oh iya silahkan.. kami akan menikmati acaranya" sahut Rei "okey saya permisi dulu" Bella pun pergi meninggalkan kami, seorang waiters datang menghampiri kami menawarkan dua gelas minuman berwarba merah aku ragu mengambil minuman itu takutnya itu adalah minuman kelas tinggi yang gak cocok sama lidahku yang biasa minum sirup botolan khas bulan puasa ini. "tnk u" cetus Rei dan mengambil dua gelas minuman itu. "minum dulu biar rileks.." ucap Rei menyodorkan segelas minuman itu aku memandanginya sejenak "tenang aja mereka gak mungkin nyedia'in alcohol buat tamu.. masa iya nontn fashion show sambil mabuk hahahaha" ucap Rei seolah membaca fikiran ku, aku yang merasa di ledek itu pun segera mengambil minuman yang Rei sodorkan. "ngeselin ih" cetusku dan meneguk sedikit minuman itu, Rei hanya cengengesan melihat ku. Karena acara tinggal lima menit lagi kami pun mencari tempat duduk, sebenarnya sedari tadi aku memperhatikan banyak hal2 aneh aku melihat beberapa orang memandang ke arah kami dan setiap kali mereka hendak menghampiri dua orang pria berjas yang tadi kami temui di awal langsung mndekatti org2 itu dan sperti memberitahu sesuatu lalu org2 yg hendak menghampiri kami pun sketika tak jadi aku yakin banget Rei menyadari hal itu juga tapi dia keliattan biasa aja. Heuh, tauk ah aku berusaha menikmati suasana di acara itu saja, kami duduk di barisan depan sesuai arahan yang di berikan oleh seorang panitia di acara itu, orang2 banyak yang memandangi kami membuat aku gugup tapi si Rei malah narsis dia cuma senyam sana senyum sini membalas org2 yang tersenyum memandang ke arah kami, duuh pada kenapa sih orang orang.. "rileks aja.. kalo ada yang senyumin di bales, tapi kalo yang senyumin cwok cuek aja.. awas klo di bales ntar pulang aku stoppin taxi" ucap Rei berbisik di telinga ku, membuat ku seketika membulatkan mata tekerjut sekaligus protes dengan ucappannya. "huh.. emang kenapa rupanya kalo aku bales senyumin cwok, kan lumayan mana tau kali aja ada yang naksir sama aku.." "huh! jangan coba2.." ucapnya menyentil ujung hidung ku, aku pun seketika mengerutkan kening semakin merasa heran dengan sikap Rei yang seolah olah dia adalah pacar ku, but! jujurly aku bukan cuma heran aja sih tapi baper.. ? Tak lama kemudian orang2 sudah duduk dengan rapih di kursi masing2 di depan kami terbentang panggung catwalk & seorang wanita yang bergaya super hedon yang aku tau bahwa dia adalah mc itu mulai membuka acara, acara di mulai dengan penampilan dari seorang penyanyi yang terkenal yaitu Judika membawakan sebuah lagu yang sedang hits akhir2 ini lagu itu juga lagu yang sering ku putar ketika aku sedang memasak di dapur, rasanya happy sekali bisa melihat artis penyanyi kesukaan secara langsung. Setelah penampilan Judika mc pun mulai berbasa basi tentang tema busana yang akan di tampilkan malam ini dan tak lama kemudian para model mulai bermunculan berjalan di atas catwalk dengan sangat profesional membawakan gaun gaun super cantik dan modis itu aku sampai sampai tak berkedip setiap kali seorang model lewat di hadapanku, bentuk tubuh yang indah raut wajah yang datar namun memberi pesona sendiri, berjalan tanpa ragu di hadapan puluhan orang yang datang belum lagi kamera yang terus memotret waaah serius ini aku bakalan terjun kedunia model? yakin aku bisa? ucap ku bergumam dalam hati. Acara berakhir dengan pemberian karangan bunga dan juga pidato terimakasih dari Lorenz, setelah acara selesai orang2 terutama tamu wanita banyaj yang langsung menyerbu sebuah ruangan yang bertuliskan galery mereka sepertu mendaftar kan sesuatu melihat aku yang penasaran Rei tiba tiba bilang "kamu gak berminat buat beli salah satu atau beberapa dari gaun gaun tadi? tuh cewek cwek pada rebuttan tuh.. gaunnya limited edition loh.." "gak ah.. aku masih harus menghemat" jawab ku Rei hanya diam dan mengangguk2 saja,yah aku yakin banget harga gaun gaun itu pasti mahal dong hmm jika aku memaksakan membeli salah satu dari mereka bisa bisa isi rekening tinggal sawang ? punya suami seorang manager berpenghasilan besar tapi apalah daya dia punya ular peliharaan jadi aku sebagai istri sah harus menderita. Saat itu Lorenz datang menghampiri kami, dia tersenyum dan memandang ke arah Rei sembari mengedipkan mata dan Rei pun tampak membalas senyuman Lorenz juga kedipan matanya ? "dih napa nih cwok main kedip2pan?" batin ku "hello baby.. gimana tadi acaranya?" ucap Lorenz berbicara pads ku dengan gaya khas nya. "mmhh acaranya keren banget gaun gaun nya super bagus... jawab ku dengan semangat "ooh tank u.. oke ayo ikut saya, langsung aja kita bahas soal kerjaan.. yuk.." ucap Lorenz dan kamipun mengikuti langkahnya berjalan ke arah sebuah ruangan yang berisi meja makan lengkap beserta hidangan yang sedang di tata oleh dua oranh waiters gak nyangka banget bakal di sambut sebaik ini sama Lorenz. "Silahkan duduk.. steak di hotel ini terkenal banget looh.. jadi kamu harus cobain" ucap Lorenz mempersilahkan kami duduk. Kami pun duduk, waiters datang membawakan minuman dan tiga piring pasta. "silahkan di santap keburu dingin eike juga udah laper banget.." Kami pun makan malam bersama sambil mengobrol walaupun Lorenz adalah org terknal tapi dia adalah org yg humble dia memberi tahuku banyak hal tentang modeling dan terharu sekali saat Lorenz bilang "berlian kyak you kalau gak di poles hanya akan jadi hal yang sia sia.. i akan bimbing you sampai jadi model profesional asalkan you mau sabar dan gak mudah menyerah buat belajar dan berusaha" tentu saja aku akan sangat berusaha dan akan sangat sabar, dimana dan kapan lagi aku bakal dapat kesempattan sebagus ini, aku memandang ke arah Rei sejenak dalah hati aku berterimakasih kalau bukan karena Rei yang meyakinkan dan menjelaskan tentang Lorenz pada ku. Sebenarnya aku juga heran kenapa Rei bisa santai dan nyambung banget ngobrol dengan orang sperti Lorenz bahkan beberapa kali dia menggenggam tangan ku seprti faham jika aku sedang gugup,mengingat kalau dia itu hanyalah seorang driver taxi and kurir delivery rasanya aneh sekali. Obrolan kami pun selesai ku lirik layar hp ku jam sudah pukul sepuluh malam, kami pun berpisah dengan Lorenz di depan pintu masuk Ballroom, kami sepakat jika besok aku sudah bisa datang untuk memulai pemotrettan perdana ku, ketika aku dan Rei kekuar dari lift tanpa sengaja aku melihat Mas Dian dan juga ular pliharaan beserta anaknya sedang berjalan ke arah sebuah lorong, "hmmm pantesan gak ada kabar rupanya dia gak ada niattan buat pulang kerumah, bodo' amat dech!" batin ku "selamat yah.. semoga kamu bisa sabar dan bisa jadi super model nantinya" ucap Rei tiba tiba "hmm.. ammiinn.. tpi sejujurnya aku masih gimana gitu.. bisa gak yah aku??" "ngomong apa sih? yakin aja.. semangat bidadari.. tpi ntar klo kmu jdi model terkenal aku udah gak level kamu lagi dong.." "apa'an sih.. ih" ucap ku mencubit pinggangnya "awww.. genit yah cubit2.. ntar aku bales cubit baru tau kamu.." ucap Rei mencolek pipi ku, "berani bales ntar aku bales yg lebih parah, kamu kira kurus gini aku gak bisa apa ngelawan cwok berotot kayak kamu" "hahahaha.. ampun dech ampun.. lagian yg bilang kamu kurus siapa sih? kamu gk kurus tapi langsing.. pinggangnya raping pengen peluk" ucap Rei membuat ku wajah ku menghangat siapa yang gak malu coba di godain kayak gitu. "huh! peluk peluk.., peluk nih" ucap ku menunjukkan tinju dan raut wajah serius ku bukannya malah takut Rei malah terkekeh "duh gemesh banget sih calon istri masa depan..." ucap Rei mengacak acak rambut ku dan tanpa rasa bersalah ia malah berjalan dengan cepat meninggalkan ku. "hhh! calon istri masa depan?" gumam ku tersipu, duh kenapa sih aku di gombalin gtu terus baper.. cup cup gws aku.. Bersambung... "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD