Pov Dian
Aku mengemudi kan mobil menuju kerumah zalia, membayangkan wajah manis dan sendunya membuatku tersenyum berusaha menghilangkan segala penat ku hari ini bahkan bayangan Rosa pun ku tepis.
Namun ketika aku berhenti di lampu merah tak sengaja aku melihat Rosa turun dari sebuah mobil berwarna merah ia tampak sedang bertengkar dengan si pengemudi mobil dapat di lihat dari wajah Rosa yang kesal,
"Bukannya tadi Rosa bilang dia tidak jadi pergi?"ketika lampu kembali hijau dan mobil merah itu pun melaju meninggalkan Rosa, aku yang penasaran setengah mati melihat kekasih ku turun dari sebuah mobil org yang tak kukenal sama sekali pun segera menghampiri Rosa,
ketika melihat mobil ku berhenti tepat di hadapannya Rosa yang sedang menenteng paperbag besar gucci itupun mengetuk kaca mobil ku, aku pun segera keluar dari mobil.
"Mas Dian.. untung bgt kamu di sini.."
"Ada apa ini? tadi itu mobil siapa? knpa kq dia nurunin kamu di pinggir jalan sembarangan kayak gini? ucap ku
"mas.. jangan keras2 gitu dong ngomongnya ih! ayo masuk dulu ke mobil ntar di mobil aku jelasin" ucap Rosa dan segera masuk ke dalam mobil aku pun segera masuk juga.
ketika di dalam mobil aku menatap Rosa meminta penjelasan atas apa yang sebenarnya terjadi.
"apa sih mas? kq malah natap aku kayak gitu.. ayo dong buruan jalan liat tuh org2 pada kepo.. cepettan ah jalan"
Kesal sebenarnya dia bukannya menjawab pertanyaan ku malah mengalihkan pembicaraan, namun ku tahan emosi ku dan perlahan melajukan mobil kembali,
"Mas.. maaf yah, tdi itu temen aku.. ketemu pas di Mall tadi wqtu aku beli kado buat Novi, jadi sekalian dech kita pulang bareng eh tiba tiba dia dapat telfon katanya dari kantor jadi aku terpaksa turun dech, untung ada kamu.. jadi aku gak pelru naik taxi" ucap Rosa menjelaskan dengan wajah yang di buat semenggemaskan mungkin.
"bener itu?"
"yah bener doong.. mana mungkin aku bohong, wah ada bunga cakep bgt ih.. buat aku?" ucap Rosa ketika melihat bunga di jok belakang.
Hmm aku ingin mengatakan sejujurnya jika itu adalah bunga untuk Zalia tapi aku malas nanti Rosa bakalan ngambek dan ngomel2 sepanjang jalan, aku lagi capek dan tidak ingin berdebat dengan siapapun.
"romantis banget sih kamu mas.. tumben2nan kamu ngasih aku bunga? padahal kan kamu tau banget aku gak gitu suka di kasih2 gini aku sukanya di kasih tas perhiasan tapi gak apa2 dech.. bunga juga bagus.." ucap Rosa mengambil bunga itu memfotonya dan kemudian meletakkan kembali bunga itu di jok belakang,
"yah itu kan memang bukan bunga buat kamu Rosa tapi buat Zalia.." batin ku.
"oh ya mas.. ntar malem novi mintak ngerayain ultah diner di langham hotel.. aku udah pesan satu privat room buat kita.. tapi.. kamu yang bayar yah! ntar malam pulang diner aku kasih kamu gift special dech.. oke!" ucap Rosa dengan manjahnya, sebenarnya aku masih kesal dengan novi anak yg gak tau sopan santun itu dia bahkan belum minta maaf pada ku, tapi ibunya malah menyuruhku untuk mentraktir perayaan ultahnya.
hmmmm.. rasanya mood ku sore ini benar benar tidak karuan, gagal bertemu dan memberikan bunga untuk Zalia malah bertemu Rosa yang lagi lagi selalu membicarakan soal uang.
karena sekarang Rosa ada di mobil ku akupun tidak jadi pulang kerumah Zalia dan memutar arah menuju rumah Rosa,
"mas.. kamu kenapa sih? kq diem aja dari tadi? masih marah sama aku? tanya Rosa
"enggak aku cuma capek aja hari ini banyak problem di kantor.."
"ooh gitu.. ya udah ntar kalo di rumah aku bakal hilangin capek kamu dech.. aku bakal buat kamu happy.. karena aku beli lingerie baru hihihi.." ucap Rosa menggoda ku dengan tatapan dan senyum genitnya,ntah mengapa rayuan Rosa sellu saja berhasil meluluhkan hati ku,
membayangkan Rosa dengan lingerie barunya membuat ku tak sabar ingin segera sampai kerumah Rosa, akan ku limpahkan semua rasa kesal ku hari ini pada Rosa..
"maaf Zalia sebenarnya aku sangat merindukan mu hari ini, tapi ternyata Rosa berhasil membuatku luluh hari ini, aku akan segera pulang untuk menemui mu besok"
??????????????????
POV AZALIA
Rei mengantarku pulang dan sesampainya di depan gerbang rumah, Rei segera turun dan membukakan pintu mobil untuk ku, & akupun segera turun,
"tuan putri tunggu sebentar yah.. aku punya sesuatu buat kamu" ucap Rei dan berjalan ke arah belakang mobil, membuka pintu belakang lalu mengeluarkan sebuah buket bunga yang cukup besar,
"taraa.. mawar putih untuk wanita anggun bak bidadari bernama Azalia.." ucap Rei dengan wajah berseri aku pun tak bisa menyembunyikan rasa tersipu ku,
"kq aku tadi gak liat sih? ada bunga segede gini di dalam mobil?"
"hmm kamu aja yg gk memperhatikan.. nih buat kamu suka gak?
"suka banget lah.. mana ada cwek yg di kasih bunga gini gak suka" ucap ku berusaha menetral kan hati ku,
"syukur dech kalau kamu suka.. ya udah masuk gih udah malem ini.." ucap Rei
"mmhh.. iyah, oh ya Rei, makasih ya udah nemenin aku malam ini dah gitu di kasih bunga cantik banget lagi, gak tau harus gimana ngebalesnya.."
"sama sama.., klo mau ngebalesnya gampang kq.. cerai sama suami kamu, nikah sama aku.."
"dih! apa'an sih.. bahas2 cerai aku balikkin nih bungan nya ntar..
"hahaha.. jangan dong.., y udah masuk sana aku tungguin.." ucap Rei akupun masuk sambil membopong bunga segede gaban itu..
sebelum masuk kedalam rumah aku menoleh ke arah Rei sejenak, kulihat dia masih berdiri sambil melihatku.
"sekali lagi tank u yah.." ucap ku seraya tersenyum aku benar benar tulus berterimakasih padanya atas malam ini.
"sama sama.." ucap Rei sambil membeikan kissbye pada ku seketika aku syok dan buru buru masuk, gila yah tuh org apaan coba kissbye2 gitu ih bikin jantungan aja.
Aku mengintipnya lagi melalui jendela besar yang ada di samping pintu, ku lihat dia berjalan masuk ke dalam mobil sambil cengengesan.
"huh! dasar narsis.. " ucap ku dan mengunci pintu lalu membawa bunga besar itu dan meletakkannya di atas meja bar dapur.
Aku mengambil beberapa ftho selca dengan bunga itu dan sambil berjalan menuju kamar aku mempostingnya, sejujurnya aku sangat senang di beri bunga apa lagi mawar putih tau dari mana dia kalu aku suka mawar putih? trakhir kali mas Dian memberiku bunga itu tahun lalu.
Duh kenapa malah jadi inget laki2 psikopat itu sih merusak mood saja, sesampainya di kamar aku menghempaskan tubuhku yang lelah bukan main, apa lagi aku harus berlagak elegan dan super hati hati sepanjang acara tadi ? sebenarnya aku tak perlu melakukan itu tapi melihat para tamu undangan yang super luar biasa itu mau gak mau aku harus berusaha terlihat sperti mereka juga,
Di kasur aku memandangi lampu kristal berwarna pink itu, dan ntah kenapa bayangan Rei muncul di benak ku, senyuman dan cara dia memperlakukan ku tadi membuatku benar benar tersipu, dan rasa curiga ku kembali menghampiri.. apa benar Rei cuma tukang anter makanan? cuma driver taxi? mobil siapa yang dia pinjem tadi? dan pakaian yang dia pakai itu bukan pakaian murah.. belum lagi parfum yang Rei pakai? walau hanya aromanya saja aku bisa tau bahwa itu parfum mahal bagaiamana tidak mas Dian adalah pengoleksi parfum2 mahal.
Caranya bersikap dan berbaur dengan suasana acara mewah seperti tadi memperlihatkan jika dia pria yang biasa hidup di kalangan orang orang kelas atas.., apa jangan jangan sebenarnya dia itu cwok kaya yang nyamar jadi miskin? hahahahahaha aku tertawa geli dengan imajinasi ku sendiri..
"yang kayak gitu cuma ada di film2 Zalia.." batin ku mengatai diri sendiri, haha kalau di dunia nyata beneran ada laki kaya yang menyamar menjadi miskin untuk mendapatkan pendamping hidup yang tulus waaah yang pasti wanita tulus yang beruntung itu bukanlah diri ku
Hahaha semenjak mengetahui bahwa semua keindahan yang ku jalani selama ini adalah kepalsuan yang menyakitkan aku selalu berfikir bahwa aku tak punya keberuntungan di dunia ini, intinya aku jadi pesimis dan kebanyakkan minder.
Mata ku sudah mulai mengantuk dan aku memaksakan diri untuk bersih bersih dulu sebelum tidur walau rasa kantuk dan lelah ini membuatku malas tapi aku tetap harus melakukannya.
Aku harus merawat kulit ku apa lagi mulai besok lembaran baru dalam hidup ku akan di mulai, aah perut ku seperti ada kupu kupu yang berputar saat membayangkan pemotrettan besok, walau itu masih pemotrettan latihan tapi tetap saja aku merasa deg degkan.
Bakal seperti apa diriku di depan camera, hahaha apa aku bisa? aku memang suka memotret diri sendiri alias narsis di depan camera tapi kan itu camera hp sendiri yang posenya rata2 begitu begitu saja.
Usai bersih bersih dan mengganti baju dengan piyama aku pun segera tidur, malam ini spertinya aku tidur sendirian lagi karena pria jahat itu gak mungkin pulang, bodo amatlah!
??????????????????
POV DIAN
jalanan jakarta masih ramai padahal ini sudah larut malam aku menyetir sendirian menuju rumah Zalia, aku memutuskan untuk pulang malam ini walaupun Rosa berusaha untuk menahan ku.
Kali ini benar benar aneh rasanya aku tak bisa membohongi hati ku, aku benar benar tidak fokus dengan acara diner ulang tahun Novi tadi, karena yang ada di benak ku hanyalah bayangan Zalia saja.
Tak tau apa yang terjadi dengan diriku, bahkan ketika Rosa merayu dan menahanku untuk tidak pulang aku malah tetap kekeh untuk pulang, aku beralasan jika ada berkas berkas pekerjaan yang harus ku periksa dan berkas berkas itu ada di rumah Zalia.
Walau ketika melihat wajah cemberut Rosa hati ku merasa tak tega tapi ntah mengapa aku tetap benar benar ingin pulang, ah sudahlah besok ku transfer uang yang Rosa minta untuk membeli jam tangan aku yakin setelah itu dia pasti tidak akan ngambek lagi.
Aku tak tau apakah Zalia sudah tidur apa belum, tapi biasanya Zalia memang selalu tidur cepat jam sepuluh malam dia sudah nyenyak traveling ke alam mimpi,
hh! tiba tiba aku tersenyum mengingat betapa lucunya wajah Zalia saat ia tidur, aku sering diam diam memandangi wajah nya ketika ia tidur, wajah yang menawan walau tanpa make up bahkan ketika matanya terpejam dan bibirnya tak tersenyum ia tetap terlihat cantik dan menggemaskan.
Andai dulu aku tak menjebak dirinya dalam permainan ku, aku yakin saat dia pasti sudah menjadi pasangan yang sempurna dan hidup bersama seorg pria muda yang akan sangat bersyukur memiliki Zalia di dalam kehidupannya.
Yah walau pun pada akhirnya semua kebohonga ku terbongkar dan Zalia tak lagi mempercayaiku seprti dulu, tapi setidaknya aku masih menjadi pria yang beruntung sebab Zalia memutuskan untuk tetap menjadi istriku yang artinya aku tak kehilangan permata seperti dirinya walau sudah melakukan kesalahan besar.
Aku sampai di rumah ku lihat semua lampu masih menyala kecuali kamar aku yakin Zalia pasti sudah tidur, aku masuk kedalam rumah dan cukup kaget melihat penampakkan buket bunga mawar putih yang cukup besar di atas meja bar dapur.
Bunga dari siapa ini? aku meneliti buket itu mrncari kartu ucapannya karena penasaran siapakan org yang telah mengirimi Zalia bunga, karena yah tau sendirilah selama ini Zalia tidak dekat dengan siapapun kecuali Eren sahabatnya.
Itupu sejak menikah dengan ku Zalia yang selalu ku larang untuk keluar rumah tanpa ku itu sangat jarang bertemu dengan Eren,
Setelah menelitinya akhirnya aku menemukan sebuat kartu ucapan di balik pot nya,
Namun ketika k*****a tak ada nama pengirim hanya sebuah ucapan.
"sudah lama tak pernah merasakan hal seperti ini, aku bertemu dengan mu di saat pipi mu basah air mata keadaan yang aneh mungkin ini yang membuat mu menjadi special"
Walau tak ada nama yang mengirim bunga tersebut namun hati ku terasa terbakar saat membaca kata kata itu, aku yakin bunga itu bukan dari teman wanita melainkan dari seorang pria, teman mana yang begitu romantis memberi buket bunga sebesar itu dan menuliskan kata kata seromantis itu.
Ah rasanya kesal sekali, siapakah pria yang berani mendekati Zalia? hmmm, ntahlah hati ku benar benar tak bisa di bohongi seumur pernikahan kami aku belum pernah merasakan cemburu sperti ini.
Aku meninggalkan buket itu dan mencuci tangan di watafell dapur saat aku melihat ke meja makan ternyata ada hidangan lengkap di atas meja makan, namun hidangan itu terlihat belum tersentuh sama sekali.
Tiba tiba rasa cemburu itu lenyap berganti dengan rasa bersalah, aku yakin Zalia mempersiapkan hidangan makan malam ini untuk ku tapi aku malah sedang asyik diner dengan Rosa, ah andai aku tadi tidak bertemu Rosa di jalan pasti aku sudah ada di rumah dan menikmati makan malam buattan Zalia.
Aku menuju lantai dua, biasanya aku cuek saja berjalan sesuka hati ku walau sudah malam, tapi kali ini aku berjalan dengan hati hati agar tak membangunkan Zalia kasihan jika dia terbangun karena ku.
Ketika ku buka pintu kamar ku lihat Zalia benar benar sudah tidur, pelan pelan aku masuk dan menutup kembali pintunya, melangkah mendekati kasur untuk memandangi wajahnya sejenak.
Benar saja begitu melihat wajah Zalia hati ku semakin terenyuh dan merasa bersalah, aku membuka sepatu dan mengganti baju dengan piyama, lalu perlahan naik ke kasur dan tidur seperti biasa dia samping Zalia.
Besok aku berencana bangun cepat aku ingin menyenangkan hatinya dengan membuatkan Zalia sarapan aku mencari ide sarapan simple di goggle.
Seumur hidup belum pernah aku berfikir untuk mencari ide sarapan sperti ini, hahaha di fikir fikir diriku saat ini seprti orang konyol yang sedang jatuh cinta,
what? jatuh cinta..? mungkin kah sekarang aku mulai ada rasa yang special pada Zalia? setelah dua tahun lebih menikah tanpa merasakan perasaan special pada Zalia bahkan aku selama itu tak pernah berfikir untuk membahagiakannya, aku bersikap lembut dan berpura pura tulus hanya karena aku tidak ingin Zalia curiga tentang hubungan ku dengan Rosa.
Tapi sekarang? aku malah sedang sibuk mencari resep masakkan menu sarapan untuk nya hahahaha.. benar benar konyol.
Aku menemukan sebuah resep yang super simple, sebuah roti panggang dgn scramble egg hmm melihat cara pembuattanya aku rasa aku bisa membuat itu untuk sarapan besok bersama Zalia,
Setelah membaca resep itu aku memutuskan untuk segera tidur, sebelum memejamkan mata ku kecup kening Zalia, dan lagi lagi membuat darah ku mendesir menumbuhkan perasaan aneh yang sama seperti saat pertama kali aku bertemu dengan Rosa.
"maafkan mas Zalia.., mas yakin mas masih bisa memperbaiki semuanya mas yakin masih bisa dapatkan hati kamu seutuhnya seperti dulu lagi..
akupun tidur dengan lelap di samping Zalia istri yang sudah dua tahun lebih mencintaiku dengan segenap hatinya walau selama itu ia sbenarnya hanya di anggap sebagai bidak catur oleh suaminya sendiri yang tak lain dan tak bukan adalah diriku.
Aku tak tau apa yang ku rasakan pada Zalia saat ini benar benat perasaan cinta atau hanya rasa bersalah saja, dan aku tak tau perasaan ku pada Rosa masih sebesar dulu atau tidak, sebab ntah mengapa akhir akhir ini saat bersamanya aku merasa ada yang pudar.
Ntah lah aku menyadari sudah tak muda lagi untuk memahami hal hal seprti ini, usia ku sudah hampir 40 tahun seharus nya di usia ku ini aku sedang menikmati hidup bersama istri dan anak2 ku tapi aku malah masih sibuk bergulat dengan masalah perasaan.
Ahh selamat malam dunia selamat malam Zalia.. semoga besok pagi aku bisa melihat senyum indah mu seperti dulu.
??????????????????
POV Azalia
Pagi ini aku bangun dengan jantung yang berdegup kencang hampir saja aku berteriak kencang sangkin kagetnya melihat seorang pria yang tiba tiba ada di samping ku saat aku bangun, tapi untung saja aku cepat2 menyadarkan diri bahwa pria itu adalah mas Dian,
Lagian aneh sekali bukannya dia tadi malam sedang dinner bersama para ular pliharaannya? kenapa dia tiba tiba sudah ada disini? jam berapa dia pulang tadi malam? kenapa aku bisa gak tau dia pulang, biasanya walau saat dia pulang aku sudah tertidur tapi suara langkah sepatu dan suara pintunya selalu membuatku terbangun.
Aku menghela nafas sambil menenangkan d**a ku yang masih berdetak kencang, aaah rasanya kesal sekali bangun bangun sudah jantungan,
Aku segera bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi mencuci muka dan sikat gigi merapikan rambut lalu turun ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.
Aku terpaku sejenak memandangi buket bunga pemberian Rei tadi malam, Bunga yang sangat cantik membuatku tersenyum mengingat wajahnya saat memberikan buket itu, aku membuka kartu ucapan yg tak sempat k*****a karena aku sangat lelah,
Hati ku seolah di tumbuhi ribuan bunga ketika membaca kartu ucapan itu, "hahaha bisa aja ni orang bikin baper, tapi gak heran sih dia kan emang tukang ngegombal" gumam ku dalam hati.
Tiba tiba aku terfikir bagaimana reaksi mas Dian saat melihat ada buket bunga besar di atas bar dapur dan jika dia membaca kartu ucapan ini??
Waaah.. aku tak bisa membayangkan reaksinya, pasti dia penasaran sekali dari siapa bunga ini, tapi... bisa saja dia tidak peduli, ah masa bodo lah.. yang penting hari ini aku harus fokus untuk pemotrettan nanti,
Aku membereskan hidangan yang tak tersentuh yg ada di meja makan dan memasak sarapan, aku memasak sarapan yang simple saja kali ini
Nasi goreng udang dengan kacang polong untuk Mas Dian karena dia sangat menyukai itu, sedangkan untuk ku aku membuat semangkuk salad sayur dengan saus wijen karena mulai sekarang aku harus lebih menjaga berat badan ku.
Makan sayur juga bagus untuk kesehattan kulit, aku juga menyiapkan bekal sebotol jus sawi + buah beat + kurma + sedikit perasan lemon untuk makan siang, aku ingin menghindari makanan berminyak mulai sekarang sesekali mungkin tak apa tapi harus lebih di kurangin.
Aku menyantap salad ku lalu mencuci piring bekas makan dan masak tadi menyedot debu di sofa dan karpet lalu kembali naik kelantai dua untuk mandi.
Kulihat mas Dian masih tertidur pulas jam menunjukkan pukul setengah tujuh, aku pun menyiapkan keperluan kantor mas Dian lalu beranjak mandi.
Pagi ini aku sempatkan memakai lulur agar terlihat segar, seuisai mandi aku mengoleskan handbody keseluruh tubuh aku mempersiapkan diri seratus persen untuk hari ini, aku tidak ingin ada penyesalan di hari pertama ku terjun ke dunua modeling.
Ku kenakan kemeja putih tangan panjang dengan motif garis garis abu yang lengannya ku gulung tiga suku, ku padankan dengan rok jeans selutut dengan kombinas tile di bagian bawahnya,
Ku tata rambutku simple saja dengan mengikat rendah lalu ku sematkan jepit rambut khas korea yang pernah hits tahun lalu di bagian kanan belakang dekat ikatan rambut
Aku memilih snikers putih yang kubeli kemarin di mall, make up juga senatural mungkin, aku ingin memberikan kesan fresh hari ini.
ketika aku sedang asik mengambil ftho selca di depan cermin tiba tiba mas Dian terbangung, ia duduk sambil memandang heran ke arah ku.
"sudah bangun kamu mas? mandi gih udah aku siappin perlengkapan kerja kamu sarapan juga udah ada di meja" ucap ku sambil menyiapkan perlengkapan untuk ku bawa bari ini ke dalam tottebag warna hitam dengan gambar kartun kucing yang lucu.
Aku sengaja berbicara tanpa melihat wajah mas Dian, aku yakin seribu persen dia pasti kaget dengan penampilan ku saat ini dan melihat cara dia memandang ku tadi membuat ku sedikit gugup.
"Ka.. kkamu udah buat sarapan? tanyanya
"iyah knpa? Mas ada janji sarapan di luar ama mbak Rosa?" tanya ku yang masih sibuk dengan isi tottebag ku
"emhh enggak.., pdhal mas tadi malam udah rencana mau buattin kamu sarapan, malah udah nyari resep lagi.. tapi kamu malah udah deluan bangun.." ucapnya sambil beranjak dari tempat tidur, aku sedikit terkejut mendengar ucappannya.
Sejak kapan dia kepikiran mau buattin sarapan untuk ku? pertama kali aku makan sarapan buattannya itu waktu aku mergokkin dia telfonan ama Rosa, itupun aku yakin dia tidak merencanakannya, dan skarang tiba tiba dia ingin memasak untuk ku lagi?
Hahaha mau modus lagi atau dia sudah mulai masuk kedalam jebakkan ku? kalau itu modus maka aku hanya akan menikmatinya dan jika itu karena dia sudah mulai memiliki perasaan pada ku maka aku akan sangat senang.
Bukan senang karena akhirnya di cintai olehnya tapi senang jika dia akhirnya masuk kedalam permainan ku dan aku akan membuat ia jatuh semakin dalam lalu mnenggelamkannya hingga ia merasakan sakit yang aku rasakan saat dia mempermainkanku.
"Zalia.. kamu mau kemana pagi pagi gini udah cantik banget?" tanya nya membuyarkan lamunan ku
"oh eh iya aku ada kegiattan hari ini di luar bosen di rumah sendirian" jawab ku sambil memandang ke arahnya yang sudah berdiri di dekatku sambil memprrhatikan ku dari atas hingga ke bawah.
"kegiattan apa? kamu keluar dengan gaya seprti ini?"
"yang jelas kegiattan positif lah mas.. gak aneh2 gak macem2 gak selingkuh2.., kenapa emang nya mas? aneh yah gaya aku?"
"ooh enggak gak aneh malah kamu keliattan kayak anak ABG hehe.. tapi mas khawatir kamu ntar bakal di lirik banyak laki laki di luar sana.."
"yah bagus dong mas.., mana tau ada yang cocok sekalian di ajak kenalan emang kamu aja yang bisa punya pacara hahaha ntar kalau aku dapat pacar kita bisa double date" ucap ku membuat mas Dian mengerutkan keningnya
"hahaha bercanda mas aku kan gak segila kamu yang bisa bisanya ngejebak aku buat dapettin Mbak Rosa.., y udah madi sana semuanya udah aku siappin aku juga sebentar lagi berangkat mau pesan taxi dulu" ucapku tersenyum padanya lalu duduk di sofa kamar sambil pura pura memainkan hp.
Mas Dian masih diam mematung memandangku dengan ekspresi herannya, tak tau apa yang dia fikirkan mendengar ucapan ku tadi yg jelas aku merasa puas bisa dengan santai mengatakan hal seperti itu padahal hati ku gemas teringat betapa jahatnya mereka.
"emang kamu mau kemana? mas anterin yah.. gak usah pesan Taxi" ucapnya aku pun menoleh ke arah mas Dian
"tapi tempat yang mau aku datangin itu beda arah loh mas sama kantor kamu"
"gak apa2 mau gimnapun kamukan masih istri mas, jadi masih tanggung jawab aku, ya udah aku mandi dulu yah kamu gak usah pesan taxi" ucapnya mengambil handuk dan bergegas masuk ke kamar mandi,
Aku spechlees mendengar ucapannya dia mau nganterin aku yang beda arah sama kantornya?? hmmm ?
"Mas.. aku tunggu di bawah yah.." ucap ku kepadanya yg masih mandi.
"okee.. mas gak lama kq" sahutnya, akupun keluar dari kamar dan menuju lantai bawah.
Aku menunggunya sambil duduk di sofa living room, padahal aku berencana untuk menelfon Rei bertanya bisakah dia mengantarku pagi ini, tapi ya sudahlah biar kali ini mas Dian mengantarku biar dia tau kemana aku pergi jadi dia tidak akan curiga untuk hari hari selanjutnya.
Aku tak ingin mas Dian berfikir yang tidak tidak tentang ku saat berada di luar aku ingin dia selalu berfikir positif tentang ku.
Aku mengunggah ftho selca yang baru ku ambil tadi ke i********:, dengan caption
"Your life is as good as your mindset" 🌻
Ketika selesai mengunggah postingan tersebut tiba tiba Rei menelfon, akupu segera mengangkatnya.
"good morning my univers.."
"apa'an sih? suram dong dunia kamu kalu aku yg jdi your univers"
"hahaha... kamu sendiri yah yg bilang gitu, pdhak bagi aku kamu tuh Dunia baru yang penuh cahaya yg bikin aku semangat tiap hari" ujar Rei
"iya iya dech, ada apa kamu nelfon pagi2?"
"hmm aku mau tanya kamu jam berapa berangkat ke kantor nya Lorenz? kalau jam2 segini aku bisa anterin.."
"oooh.. ini sbentar lgi aku mau brangkat, tdinya juga mau nelfon kamu tapi suami aku nawarin diri buat nganterin"
"waht?! jadi jadi.. kamu mau?
"hah.. kq kaget sih? di anterin suami sendiri ya mau lah..
"ouch My heart so hurts.. ?"
"hahaha kenapa sih? aku juga males sebenernya tapi ya udahlah biar dia tau aku kemana kalo keluar jdi biar gk salah sangka"
"hmmm i m jealous.."
"ih kenapa sih?
"mmmhh y udah hati2 ntar berangkatnya, oh iya kmu udah sarapan belum? biar aku anterin sarapan nih?"
"udah udah sarapan tadi, aku lagi diet jdi sarapannya gak mau yang berat2"
"laah udah langsing gitu diet?
"dietkan bukan cuma buat langsing doang tapi jga buat kesehattan, eh udah dlu yah kyknya dia udah mau turun"
"oooh.. oke2, hati hati yah yg semangat walau aku lagi cemburu berat ini tapi semoga lancar dech kegiattan hari ini ntar siang aku yg jemput yah"
"dih.. kenapa cemburu sih.? heheh kamu juga yg semangat, iyah ntar aku kabarin klo kamu udah siap"
"oke bye my univers..
"bye.. akupun mematikan telfon dan benar saja mas Dian turun tepat setelah 1 menit aku mematikan telfon, ia turun dan sarapan sesekali aku melirik ke arahnya yg mengunyah makanan tapi matanya tak berhenti memperhatikanku.
Aku berusaha untuk terlihat santai saja sambil pura pura sibuk membaca majalah yg memang selalu tersedia di meja living room.
"Enak banget sarapannya.. makasih ya udah buattin sarapan yang enak besok aku yg gantian bikinin kamu sarapan okey!"
Aku hanya tersenyum sambil mengangguk, kami pun keluar rumah dan berangkat, di perjalanan kami hanya banyak diam.
"oh ya Mas liat bunga yg di meja bar itu dari siapa?" tanya Mas Dian akhirnya
"ooh.. itu di kasih temen, kenapa emangnya mas?"
"temen? kq kata2 di kartu ucappannya romantis bgt?"
"laah kenapa sih mas? bagus dong masa org ngasih bunga ngasih kata2 yg gak enak"
"iyah mas tau tapikan.. mas penasaran aja temen kamu yg mana yg ngasih bunga itu?"
"kamu lupa yah mas? kan aku udah pernah bilang gak bakal ikut campur sama hubungan kamu dengan Mbak Rosa dan kamu juga gk boleh ikut campur sama urusan aku, kamu bilang, oke.. kq sekarang kamu kepo bgt?"
"mmh... iya sih, jujur aja hati mas gak terima kalo yg ngasih bunga itu laki2 walau gimana pun kan kita masih suami istri..
"kamu aja gk mikirin gimna sakitnya perasaan aku saat kamu pergi bareng mbak Rosa nginep di rumah mbak Rosa bahkan kamu ngasih rumah mobil dll ke mbak Rosa aku gk pernah nanya gk pernah ngeributtin.. lah aku cuma di kasih bunga doang kamu kq gk terima"
Ekspresi mas Dian mulai berubah, tak tau apakah dia marah atau gimana yg jelas aku berbicara dengan nada yg santai dan biasa aja.
setelah kata kata terakhirku tadi Mas Dian hanya diam sepanjang perjalanan sambil sesekali melihat ke arah ku, setelah sampi di depan kantor Lorenz yg bertuliskan "Look Academy" mas Dian memperhatikan kantor dengan gedung 4 lantai yang cukup besar itu,
"disini? tanya Mas Dian
"iyah, makasih ya mas udah anterin aku turun dlu" ucap ku dan segera turun
"Zalia.., kmu gk mau jelasin dlu ke mas kamu di sini ngapain?" tanya nya yg ikut keluar dari mobil
"kamu gk liat tuh bacaannya "LOOK ACADEMY" aku di sini buat belajar mas.. belajar untuk lebih memperhatikan dan menyayangi diri sendiri"
"kamu kq gk cerita dlu ke mas kalo kamu terjun di dunia modeling?"
"inget yah mas It's your business I don't interfere and you don't need to know mine either, yg pentingkan kamu tau aku gak aneh aneh aku bisa jaga diri dan ini smua demi kebaikkan aku sendiri.. gk tau kedepannya aku berhasil atau enggak yg jelas aku gk bakalan ngerugiin kamu kq, y udah aku mau masuk dulu.. sekali lgi makasih udah anterin aku" ujarku lalu meninggalkannya masuk ke dalam gedung tersebut,
Aku melihat kebelakang sekali ketika aku sudah masuk kedalam gedung trsbt, kulihat Mas Dian sudah masuk kedalam mobilnya.
"kamu harus tau mas.. aku gak selemah yang kamu kira, aku gak sebodoh yg kamu kira.. kamu memang keren udah nipu aku selama ini tapi sekarang kamu harus siap siap buat nerima balasan dari aku..
Bersambung..