Di balik meja kerjanya, Dewi duduk bertopang dagu. Layar laptop yang ada di hadapannya menampilkan daftar proyek yang seharusnya masih ada di bawah wewenangnya. Namun, dari belasan proyek itu, hampir setengahnya kini di-highlight merah, perbuatan Dewi sendiri setelah rapat dengan Benny dan tim interior yang ada di bawah kepemimpinan Dewi. Dia menghela napas panjang beberapa kali. Sejujurnya, Dewi memang sudah lelah harus terbang ke sana-kemari. Dia sudah lelah bekerja bagai robot; dituntut produktif tetapi tak mampu memberikan sentuhan yang istimewa untuk setiap karyanya. Terlepas dari motivasi dan maksud Benny di balik keputusan yang mendadak itu, Dewi setuju bahwa Herman punya potensi untuk menjadi pemimpin yang baik. Selama ini, Herman menjadi salah satu yang Dewi percaya untuk menjal