Pernikahan
Acara pernikahan tengah di selenggarakan dikediaman tuan Dhani dan nyonya wulandari.
Akad nikah yang di selenggarakan dirumah tersebut sangat ramai oleh para kolega-kolega bisnisnya tuan Dhani.Pesta pernikahan yang digelar sangat sederhana sesuai dengan permintaan calon menantu tuan Dhani.
Mark anak tuan Dhani sangat senang dan bahagia pasalnya dia akan menikahi wanita yang sangat di cintainya dan sudah menjalin hubungan selama 2 tahun namun kebahagian Mark harus hancur karna Risya wanita yang akan menikah dengannya pergi meninggalkan nya di hari pernikahan mereka.
"Siapa yang akan menikah...?"tanya istri salah satu kolega bisnis tuan Dhani pada suaminya.
"Mark anak Tuan Dhani..."lirihan kecil kolega bisnis tuan Dhani pada istrinya.
"Ohh..."jawab singkat istri kolega bisnis tuan Dhani.
.
.
.
.
"Yaampun anak mami tampan sekali...!"seru mami Mark sambil menatap anaknya dengan mata yang sudah siap untuk mengeluarkan air mata bahagia.
Mark hanya memperlihatkan senyuman bahagianya.
Mark sangat bahagia karna akhirnya bisa menikah dengan Risya wanita yang sangat di cintainya dan menjalin hubungan selama 2 tahun.
"Brakkk...!"suara pintu terbuka dengan sangat keras.
"Mark...!"teriak tuan Dhani Ayah Mark.
"Mark..."Risya kabur dari rumahnya tadi malam nak..."lirih tuan Dhani yang wajahnya sangat sedih.
Mark yang mendengar penuturan Ayahnya langsung saja terkejut dan membulatkan matanya sempurna.
"Tidak...!"itu tidak mungkin pa...!"teriak nyonya wulan mami Mark
Nyonya Wulan pun hampir jatuh ke lantai kalau saja Mark tidak cepat menahan tubuh maminya itu.
"Mami...!"teriak Mark yang terkejut melihat mami nya ingin pingsan.
"Nak bagai mana ini...?"mami papi dan keluarga besar kita pasti akan sangat malu sayang..."lirih nyonya Wulan dengan tangisnya.
"Tuan dan nyonya..."panggil bi Sumi seorang ART yang sudah lama bekerja di kediaman Tuan Dhani.
"Ada apa bi Sumi...?"tanya tuan Dhani.
"Tuan..."diluar sudah banyak yang mencari anda." ucap Sumi.
"Itu pasti teman-teman bisnis papi."ungkap Mark.
"Pi..."bagai mana ini..."lirih nyonya Wulan.
Tuan Dhani terdiam sejenak dan mulai berfikir keras.Dan kembali membuka suara.
"Bi Sumi..."tanya tuan Dhani pada Sumi.
"Iya tuan besar...?
"Tolong panggilkan putri untuk menikah dengan Mark." pinta tuan Dhani pada Sumi.
"Apa...!"apa papi sudah gila...?"aku tidak mau menikah dengan Hana...!" bentak Mark.
Bi Sumi hanya diam mendengarkan penuturan tuan Dhani.
Sedangkan nyonya Wulan langsung berjalan mendekati Sumi dan meminta Sumi untuk mau menikahkan putrinya dengan Mark.
"Maaf nyonya besar saya tidak bisa mengambil keputusan apa-apa."ucap Sumi.
Nyonya Wulan pun berbalik dan berjalan mendekati telepon rumah yang memang di sediakan di semua kamar termasuk kamar Mark agar lebih memudahkan nya untuk memanggil seorang pelayan.
"Halo ada yang bisa saya bantu nyonya."tanya Hana anak bi Sumi yang memang ikut tinggal dan membantu ibunya bekerja sambil kuliah.
"Hana..."tolong kau kekamar Mark sekarang juga." jelas nyonya Wulan.
"Baik nyonya." jawab Hana singkat.
Hana pergi meninggalkan dapur dan menaiki tangga menuju kamar Mark.
"Tok tok tok..."suara ketukan pintu.
"Masuklah nak..." jawab nyonya Wulan.
"Ada apa nyonya memanggil saya...?"tanya Hana.
"Nak tolong bantu saya..."lirih nyonya Wulan sambil memegang tangan Hana.
Tuan Dhani dan Bi Sumi hanya menatap Hana dan nyonya Wulan dengan sendu.
Sedangkan Mark dia tampak emosi dan menatap tajam Hana.
"Katakan saja nyonya saya pasti akan melakukan apapun untuk nyonya selama saya bisa dan mampu."nyonya tidak perlu memohon seperti ini." ucap Hana sambil tersenyum lembut dan memegang tangan nyonya Wulan.
"Nak..."tolong menikahlah dengan anak saya." ucap nyonya Wulan sambil memohon.
Hana yang terkejut langsung saja menarik pelan tangannya dari genggaman nyonya Wulan.
"Maafkan saya nyonya tapi saya tidak bisa memenuhi permintaan nyonya yang satu ini."jawab Hana dengan sendu.
"Tapi nak..."kalau pernikahan ini batal keluarga besar kami akan sangat tercoreng namanya nak..." lirih nyonya Wulan pada Hana.
"Tapi nyonya..."kami tidak saling mencintai dan lagi saya baru bertemu dangan tuan muda Mark." saya juga mau lulus SMA saya baru akan masuk Universitas saya ingin menggapai semua cita-cita saya dulu nyonya..."jelas Hana panjang lebar.
Iya bagus itu gadis bodoh menolaklah aku juga tidak mau menikah dengan wanita seperti mu.
"Kalau begitu saya mau kau dan ibumu pergi dari sini dan bayar semua hutang-hutang ibumu sekarang juga...!"bentak nyonya Wulan dengan keras.
Bi Sumi dan dan tuan Dhani hanya diam karna semua yang di katakan nyonya Wulan sudah lebih dulu di bicarakan dengan mereka.
"Tapi nyonya..."anda tidak bisa seperti ini saya dan ibu mau cari uang dari mana..." lirih Hana yang sudah menitikan air mata.
"Itu urusanmu bukan urusanku kau saja tidak ingin membantuku kenapa akau harus kasihan padamu..."jelas nyonya Wulan yang pura-pura kesal.
"Baiklah saya mau nyonya..."lirih Hana yang pasrah dengan keinginan nyonya Wulan.
Tuan Dhani dan Bi Sumi tersenyum dan nyonya Wulan langsung memeluk Hana
Nyonya Wulan menyuruh Mark dan yang lainnya keluar dari kamar karna orang-orang yang akan mendandani Hana sudah datang.
"Tolong dandani menantu saya secantik mungkin."perintah nyonya Wulan pada mereka.
Nyonya Wulan keluar dari kamar Mark dan turun kebawah menemui beberapa tamu-tamu yang hadir.
Dan Mark hanya diam sambil memikirkan dimana keberadaan Risya wanita yang sangat dicintai nya.
Dan beberapa saat kemudian Hana turun kebawah dengan ditemani oleh Bi Sumi dengan rasa gugup.
Mark yang melihat Hana turun kebawah dengan dandanan seperti itu sangat terkejut dengan penampilan Hana.
Hana yang biasanya akan memakai kaca mata tebal dan rambut yang di kepang 1 kebelakang dan pakaian yang sangat kuno di mata Seorang Mark Lee.
"Cih..."kenapa dia berubah jadi cantik begini seperti itik siburuk rupa saja.
Semua orang menatap Hana dengan rasa kagum dan terkejut karna pengantin wanita yang sangat cantik.
"Ibu aku sangat gugup..."lirih Hana berbisik di telinga Ibunya.
"Tenangkan dirimu nak semua akan baik-baik saja..."jawab bi Sumi kepada putrinya.
Akhirnya pernikahan pun selesai karna memang Mark dan Risya waktu itu tidak ingin pernikahan yang mewah dan megah Risya ingin pernikahannya dan Mark biasa-biasa saja yang di adakan dirumahnya Mark.
Hana sudah berada dikamar Mark duduk di pinggir ranjang sambil memikirkan bagai mana nasibnya akan berlanjut.
Mark pun keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk kecil di pinggangnya.Lalu duduk disofa sambil mengeringkan rambutnya dan menatap Hana.
"Kau mandilah dan setelah itu kita akan berangkat ke apartemenku kita akan tinggal disana."ucap Mark santai.
"Tidak bisa kah kita tinggal disini saja...?"tanya Hana pelan.
"Aku tidak mau tinggal disini."jawab Mark lagi.
"Tapi..."jawab Hana menggantung karna Mark lebih dulu meneriakinya.
"Aku tidak suka dibantah...!"teriak Mark lalu berjalan mendekati Hana.
Hana yang takut berusaha tidak menangis didepan Mark.
"Kau hanya anak babu yang beruntung kunikahi jadi jangan banyak bicara dan hubungan ini tidak berarti apa-apa bagiku."kau hanya w************n yang menikah karna uang dan satu lagi jangan harap aku mau menyentuh tubuh kotormu itu."ucap Mark dengan penuh penekanan.
Hana yang sudah tidak tahan dengan kata-kata yang dilontarkan Mark padanya langsung saja menjawabnya.
"Tenang saja tuan muda Mark Lee anda pikir saya mau membiarkan tubuh saya disentuh oleh anda...?"anda sangat percaya diri dan tenang saja saya juga tidak berharap apa-apa dengan hubungan ini." jawab Hana yang berusaha tenang.
"Baguslah kalau begitu dan ingat jangan sampai kau menaruh hati padaku Bitch."ucap mark lagi dengan kata b***h yang di tekan.
"Saya tidak mungkin jatuh cinta pada pria seperti anda jadi anda tenang saja." jawab Hana santai dengan wajah datarnya.
Lalu Hana berdiri dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Mark yang tengah menatapnya tajam.
Acara pernikahan tengah di selenggarakan dikediaman tuan Lee Donghyuk dan nyonya Lee Soo Hae.
Akad nikah yang di selenggarakan dirumah tersebut sangat ramai oleh para kolega-kolega bisnisnya tuan Lee.
Pesta pernikahan yang digelar sangat sederhana sesuai dengan permintaan calon menantu tuan Lee Donghyuk.
Mark anak tuan Lee sangat senang dan bahagia pasalnya dia akan menikahi wanita yang sangat di cintainya dan sudah menjalin hubungan selama 2 tahun,namun kebahagian Mark harus hancur karna Risya wanita yang akan menikah dengannya pergi meninggalkan dirinya di hari pernikahan mereka.
"Siapa yang akan menikah...?" tanya istri salah satu kolega bisnis tuan Lee pada suaminya.
"Itu anak tuan Lee namanya Mark..." lirihan kecil kolega bisnis tuan Lee pada istrinya.
"Ohh..." jawab singkat istri kolega bisnis tuan Lee.
.
.
.
.
"Yaampun anak ibu tampan sekali.!" seru ibu Mark sambil menatap anaknya dengan mata yang sudah siap untuk mengeluarkan air mata bahagia.
Mark hanya memperlihatkan senyuman bahagianya,Mark sangat bahagia karna akhirnya bisa menikah dengan Risya wanita yang sangat di cintainya dan menjalin hubungan selama 2 tahun.
"Brakkk...!" suara pintu terbuka dengan sanga keras.
"Mark...!" teriak tuan Lee Donghyuk ayah Mark.
"Mark..." Risya kabur dari rumahnya tadi malam nak..." lirih tuan Dhani yang wajahnya sangat sedih.
Mark yang mendengar penuturan ayahnya langsung saja terkejut dan membulatkan matanya sempurna.
"Tidak mungkin ayah.!" teriak Mark.
"Iya itu tidak mungkin Ayah...!" teriak ibu Mark.
Nyonya Lee Soo Hae hampir saja jatuh ke lantai kalau saja Mark tidak cepat menahan tubuh ibunya itu.
"Ibu.!" teriak Mark yang terkejut melihat ibunya ingin pingsan.
"Nak bagai mana ini.?" ibu ayah dan keluarga besar kita pasti akan sangat malu sayang..." liirih nyonya Soo Hae dengan tangisnya.
"Tuan nyonya." panggil Kim Soohyun seorang ART yang sudah lama bekerja di kediaman tuan Lee.
"Ada apa bi.?" tanya tuan Lee.
"Tuan..." diluar sudah banyak yang mencari anda." ucap Kim Soohyun.
"Itu pasti teman-teman bisnis ayah." ucap Mark.
"Ayah..." bagai mana ini..." lirih nyonya Soo Hae.
Tuan Dhani terdiam sejenak dan mulai berfikir keras,dan kembali membuka suara.
"Bi..." tanya tuan Lee kepada Soohyun.
"Iya tuan besar...?
"Tolong panggilkan putrimu kemari." pinta tuan Lee pada Soohyun.
"Kim Soohyun tolong bantu aku dan istriku,Risya calon istri anakku pergi entah kemana." jelas tuan Lee.
"Aku ingin kau meminta anakmu untuk menggantikan Risya dan menjadi istri dari Mark." jelas tuan Lee.
"Apa...!" tidak akan,aku tidak mau menikah dengan Hana...!" bentak Mark.
Soohyun hanya diam mendengarkan penuturan tuan Lee.
Sedangkan nyonya Lee Soo Hae langsung berjalan mendekati Soohyun dan memintanya untuk mau menikahkan putrinya dengan Mark.
"Maaf nyonya besar saya tidak bisa mengambil keputusan apa-apa." ucap Soohyun.
Nyonya Soo Hae pun berbalik dan berjalan mendekati telepon rumah yang memang di sediakan didalam semua kamar termasuk kamar Mark agar lebih memudahkannya untuk memanggil seorang pelayan.
"Halo ada yang bisa saya bantu nyonya." tanya Hana anak Soohyun yang memang ikut tinggal dan membantu ibunya bekerja sambil kuliah.
"Hana..." tolong kau kekamar Mark sekarang juga." jelas nyonya Soo Hae.
"Baik nyonya." jawab Hana singkat.
Hana pergi meninggalkan dapur dan menaiki tangga menuju kamar Mark.
"Tok tok tok..." suara ketukan pintu.
"Masuklah nak..." jawab nyonya Soo Hae.
"Ada apa nyonya memanggil saya...?" tanya Hana.
"Nak tolong bantu saya..." lirih nyonya Soo Hae sambil memegang tangan Hana.
Tuan Lee dan Bi Soohyun hanya menatap Hana dan nyonya Soo Hae dengan sendu.
Sedangkan Mark dia tampak emosi dan menatap tajam Hana.
"Katakan saja nyonya saya pasti akan melakukan apapun untuk nyonya selama saya mampu." jawab Hana.
"Nyonya tidak perlu memohon seperti ini." ucap Hana sambil tersenyum lembut dan memegang tangan nyonya Soo Hae.
"Nak..." tolong menikahlah dengan anak saya." ucap nyonya Soo Hae sambil memohon.
Hana yang terkejut langsung saja menarik pelan tangannya dari genggaman nyonya Soo Hae.
"Maafkan saya nyonya tapi saya tidak bisa memenuhi permintaan nyonya yang satu ini." jawab Hana dengan sendu.
"Tapi nak..." kalau pernikahan ini batal keluarga besar kami akan sangat tercoreng namanya nak..." lirih nyonya Soo Hae pada Hana.
"Tapi nyonya..." kami tidak saling mencintai dan lagi saya baru bertemu lagi dangan tuan muda,saya juga baru saja lulus SMA,dan baru akan masuk Universitas saya ingin menggapai semua cita-cita saya dulu nyonya." jelas Hana panjang lebar.
"Iya bagus itu gadis bodoh menolaklah aku juga tidak mau menikah dengan wanita seperti mu." ucap Mark dalam Hati.
"Kalau begitu aku mau kau dan ibumu pergi dari sini dan bayar semua hutang-hutang ibumu sekarang juga...!" bentak nyonya Soo Hae dengan keras.
Bi Soohyun dan tuan Lee hanya diam karna semua yang di katakan nyonya Soo Hae sudah lebih dulu dibicarakan dengan mereka.
"Tapi nyonya..." anda tidak bisa seperti ini saya dan ibu mau cari uang dari mana..." lirih Hana yang sudah menitikan air mata.
"Itu urusanmu bukan urusanku kau saja tidak ingin membantuku kenapa akau harus kasihan padamu." jelas nyonya Soo Hae yang pura-pura kesal.
"Baiklah saya mau nyonya..."lirih Hana yang pasrah dengan keinginan nyonya Soo Hae.
Tuan Lee dan Bi Soohyun tersenyum dan nyonya Soo Hae langsung memeluk Hana.
Nyonya Soo Hae menyuruh Mark dan yang lainnya keluar dari kamar karna orang-orang yang akan mendandani Hana sudah datang.
"Tolong dandani menantu saya secantik mungkin." perintah nyonya Soo Hae pada mereka.
Nyonya Soo Hae keluar dari kamar Mark dan turun kebawah menemui beberapa tamu-tamu yang hadir.
Dan Mark hanya diam sambil memikirkan dimana keberadaan Risya wanita yang sangat dicintainya.
Dan beberapa saat kemudian Hana turun kebawah dengan ditemani oleh Bi Soohyun dengan rasa gugup.
Mark yang melihat Hana turun kebawah dengan dandanan seperti itu sangat terkejut dengan penampilan Hana.
Hana yang biasanya akan memakai kaca mata tebal dan rambut yang diurai kebelakang,pakaian yang sangat kuno di mata seorang Lee Mark.
"Cihh..." kenapa dia berubah jadi cantik begini seperti itik siburuk rupa saja." ucap Mark dalam hati.
Semua orang menatap Hana dengan rasa kagum dan terkejut karna pengantin wanita yang sangat cantik.
"Ibu aku sangat gugup..." lirih Hana berbisik di telinga Ibunya.
"Tenangkan dirimu nak semua akan baik-baik saja." jawab Soohyun kepada putrinya.
Akhirnya pernikahan pun selesai karna memang Mark dan Risya waktu itu tidak ingin pernikahan yang mewah dan megah,Risya ingin pernikahannya dan Mark biasa-biasa saja yang di adakan dirumahnya Mark.
Hana sudah berada dikamar Mark duduk dipinggir ranjang sambil memikirkan bagai mana nasibnya akan berlanjut.
Mark keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk kecil di pinggangnya.
Lalu duduk disofa sambil mengeringkan rambutnya dan menatap Hana.
"Kau mandilah dan setelah itu kita akan berangkat ke apartemenku kita akan tinggal disana." ucap Mark santai.
"Tidak bisakah kita tinggal disini saja.?" tanya Hana pelan.
"Aku tidak mau tinggal disini." jawab Mark lagi.
"Tapi..." jawab Hana menggantung karna Mark lebih dulu meneriakinya.
"Aku tidak suka dibantah...!" teriak Mark lalu berjalan mendekati Hana.
Hana yang takut berusaha tidak menangis didepan Mark.
"Kau hanya anak babu yang beruntung kunikahi,jadi jangan banyak bicara dan hubungan ini tidak berarti apa-apa bagiku,kau hanya w************n yang menikah karna uang dan satu lagi jangan harap aku mau menyentuh tubuh kotormu itu." ucap Mark dengan penuh penekanan.
Hana yang sudah tidak tahan dengan kata-kata yang dilontarkan Mark padanya langsung saja menjawabnya.
"Tenang saja tuan muda Mark Lee anda pikir saya mau membiarkan tubuh saya disentuh oleh anda...?" tanya Hana dengan penuh keberanian.
"Anda sangat percaya diri dan tenang saja saya juga tidak berharap apa-apa dengan hubungan ini." jawab Hana yang berusaha tenang.
"Baguslah kalau begitu dan ingat jangan sampai kau menaruh hati padaku bitch." ucap Mark lagi dengan kata b***h yang ditekan.
"Saya tidak mungkin jatuh cinta pada pria seperti anda jadi anda tenang saja." jawab Hana santai dengan wajah datarnya.
Lalu Hana berdiri dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Mark yang tengah menatapnya tajam.
Jangan lupa tinggalkan jejak like comment vote biar autor tambah semangat Raider kusayang selamat membaca maaf kalau ada yang salah author ini hanya amatiran yang berusaha dan masih banyak belajar Terima kasih.