“Apa maksudmu, Roy?” tanya Sinta masih belum paham dengan apa yang dikatakan oleh mantan pacarnya itu. Roy tersenyum, lalu menunduk sejenak. Sejujurnya, ia tak pernah bisa melupakan Sinta begitu saja. Ketika gadis itu kemudian memutuskan untuk menikah dengan Sehan, satu hal yang paling Roy rindukan hanyalah tubuhnya. Sinta adalah satu-satunya wanita yang bisa membuatnya kepayang. Jadi, sepertinya imbalan itu pantas untuknya. “Aku mau kita seperti dulu, Sin. Aku enggak peduli kamu punya suami atau tidak, tapi aku mau kamu menghangatkanku seperti dulu. Hanya kamu yang bisa membuatku gila,” jelas Roy. Sinta tersenyum kecil. Ia menggeleng lemah. Gila saja. Ia sudah bersama dengan Sehan, mengapa harus kembali menyerahkan tubuhnya pada sang mantan. Sehan belum pernah menyentuhnya. Jika sekali