Bab 20. Dengan Senjata Pusaka Masing-Masing

1388 Words

“Iya, halo Nura. Ada apa?” tanya Sehan dari seberang telepon. Gadis itu ingin melaporkan apa yang terjadi pagi ini di kantor sesuai dengan permintaan Sehan. “Iya, Pak. Tadi, Pak Pram mencari Bapak. Saya bilang sesuai dengan apa yang Pak Sehan minta,” katanya. “Ok. Terima kasih. Saya akan pulang nanti agak malam dan besok pagi kembali ke schedule kita. Ok,” kata Sehan. “Siap, Pak.” “Terima kasih.” Sehan kemudian mematikan sambungan telepon. Ia meletakkan kembali ponsel di nakas dan fokus pada Saskia yang masih terlelap. Gadis dalam pelukannya ini telah menjadi miliknya sekarang. Mereka telah sah dengan adanya saksi dan bukti. Setelah ini, tidak ada lagi yang akan mengganggu mereka. Saskia kemudian mengulat. Perutnya terasa lapar karena sejak tadi belum terisi sesuap nasi pun. J

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD