“Kenapa?” tanya Pram. “Iya, Pa. Memang sejak awal aku tidak mau menikah dengan Sinta. Aku enggak cinta, Pa. Jadi, kenapa harus tidur bersama,” jawab Sehan. “Tapi kamu sudah menikahi dia,” sahut Pram. “Itu semua untuk Mama. Hanya karena Mama. Sehan enggak mau Mama sakit jadi Sehan menikah sama dia,” jelas pria itu. Pram membuang napasnya dengan kasar. Ingatannya kembali pada malam itu. Kedekatan Sehan dan Saskia yang juga dikatakan oleh sang istri. Jadi, apakah itu benar. “Sehan, menikah itu bukan untuk main-main. Kamu punya tanggung jawab besar pada istrimu. Jangan seenaknya begini,” kata Pram. Pria itu menekan emosinya dalam-dalam demi membuat sang anak sadar bahwa ia bukan lagi seorang lajang, tapi pria beristri yang wajib menafkahi istrinya. “Aku kasih gajiku ke Sinta. Pap